Kami masih menunggu dan berlarut dengan pikiran masing-masing, tidak ada pembicaraan yang terlontar apalagi senyuman, rasanya hambar dan pahit, Atha pun yang bukan siapa-siapanya Anna, bermuram durja lebih dari aku, wajahnya ditekuk dan tidak bisa ditanya, kaya abg baru datang bulan, apa saja yang aku bicarakan selalu salah, apa saja yang aku lakukan tidak pernah benar.Hampir jam 09.00 malam, dokter akhirnya keluar juga dari ruangan, “Bagaimana dokter?” Atha menghambur paling depan dan langsung bertanya.“Pasien masih dalam keadaan kritis, autoimun yang dimilikinya mempersulit keadaan, sekarang pasien koma, harus di rapat di ICU.”“Tolong lakukan yang terbaik dokter, jangan sangsi dengan biayanya, berapa pun akan saya bayar,” jawab Atha.Mas Haidar yang melihat hal itu hanya melongo tanpa kata, “Tha …,” aku menyikutnya, “Anna istri Mas Haidar,” ucapku sedikit berbisik.“Iya, aku tahu Anna istri Pak Haidar, karena ia istrinya, Anna harus bangun dan sembuh, benar kan?” wajahnya meminta
Read more