Share

Part 21

Author: lasminuryani92
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Aku sedang duduk di sofa untuk mencari tahu tentang Auristela melalui laptop milik Ishan yang tergeletak di meja, Atha melarangku keluar dari apartemen ini karena aku sedang dibuntuti. Entah kenapa kecurigaanku jatuh pada Auristela, bagaimana pun dia pasti marah ketika Atha mengejarku dan meninggalkannya.

Auristela adalah anak tunggal dari keluarga Ariesta group, dia adalah satu-satunya pewaris dari keluarga itu. Kalau akhirnya Atha memilihku dari pada Auristela maka akan banyak orang yang marah dan kecewa.

Memutuskan untuk bersama Atha adalah keputusan sulit yang membutuhkan pengorbanan, aku tidak mau Atha melakukan semua itu sendiri, setidaknya aku harus bisa melindungi diri agar tidak merepotkannya.

Sebelum berangkat Atha mengembalikan ponselku yang di rapihkan oleh Ishan saat di kantor, tapi Atha berpesan agar tidak menghidupkannya dulu, ditakutkan ada orang yang melacak lokasiku.

Aku terus berpikir, kalau bukan Auristela makan orang-orang itu kemungkinan suruhan Pak Wijaya atau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
YanieAbdullah5
kenapa ata tak bertindak tegas menolak perjodohan itu , aneh ?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 22

    Ihsan~[Aku memintamu untuk menjaga, bukan berarti bisa menyentuhnya!][Sekarang Kirana pacarku Pak.][Semprul!][Hahahaha]“Apa yang sedang kamu tertawakan?”tanya Kirana yang masih menekuk wajahnya sejak kejadian tadi.Jujur, pertama kalinya aku berhadapan sedekat itu dengan perempuan, tidak kusangka ia adalah Kirana, seorang perempuan yang diminta hanya untuk dijaga bukan untuk dicintai.“Bukan apa-apa,” ucapku sembari menyimpan ponsel itu.“Kenapa kamu bersikap nonformal?” tanyanya masih dengan nada kesal.“Karena peranku saat ini adalah pacarmu, bukan bawahan dari Ibu Kirana,” jelasku dengan sedikit tawa kecil.“Ini semua hanya pura-pura Ihsan,” perempuan itu masih menunjukkan ketidaksukaannya.“Karena ini hanya pura-pura aku harus bersikap senatural mungkin Kiran,” godaku lagi.“Ish!” wajah Kirana semakin cemberut, lalu membuang pandangannya ke samping.‘Lucu juga sikapnya,’ batinku.Kedip ponsel membuat layarnya kembali bercahaya, aku melihat nama Mami yang muncul di posisi pal

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 23

    Mamah Tantri~Anak lelaki itu kini sudah tumbuh besar dan mimpi burukku akhirnya menjadi kenyataan, kutatap lekat bola mata tak berdosa itu, dia menatapku penuh kebencian dengan berjuta pertanyaan dibenaknya.Aku tahu bota matanya berbicara, ia menyimpan banyak duka dalam tatapan itu, bukan aku yang menghadirkan luka, tapi ibunya sendiri yang terjun dalam jurang nestapa. Pemuda itu nampak lelah, darah lemah yang mengalir dari tubuh ibunya membuat ia sulit untuk melawanku, aku masih menunggu sampai ia benar-benar berada pada titik kelemahan yang terdalam.Aku berjalan ragu menuju ruangan yang sebenarnya tidak perlu kaku untuk dimasuki, tapi lelaki yang telah 35 tahun menjadi suamiku itu membuat benteng pembatas yang sangat tinggi. Jauh sebelum hari ini, yaitu 30 tahun yang lalu ia memutuskan untuk menganggapku hanya sebagai patnernya dalam berbisnis.“Aku sudah tahu semua rencanamu,” ucapku, mengambil posisi duduk yang nyaman.Mas Wijaya masih berdiri memandang ke luar kaca, tubuhnya y

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 24

    Atha masih diam tanpa kata, sepertinya ia kebingungan untuk menjawab pertanyaan Ayah.“Iya Ayah, ini Atha sahabat Kirana, ia adalah anak kedua dari pemilik Wijaya group,” jelasku pada Ayah.“Wah, hebat kamu Nak, jadi salah satu anak terkaya di Indonesia,” tepuk Ayah pada Pundak Atha berkali-kali. Atha hanya mengulas senyum tanpa menambahkan satu kata pun dari penjelasanku.“Ayo Bu, Ayah, kita masuk, ngobrolnya di dalam,” pintaku segera, sebelum Atha benar-benar membeku, wajahnya sudah terlihat lesu dan pucat.“Ayo Nak,” ajak ayah pada Atha.“Maaf Ayah, hari ini saya ada urusan yang harus segera diselesaikan, jadi mau pamit,” ucap Atha perlahan.“Oh ya sudah,” jawab Ayah.Atha mengambil punggung tangan Ayah dan Ibu serta menciumnya takdim. Aku antarkan keduanya untuk berjalan lebih dulu menaiki tangga, sedang aku kembali menghampiri Atha yang masih belum pergi. Kupegang tangannya yang sangat dingin, dan membisikkan sebuah kata, “Terimakasih untuk kebahagiaan hari ini.”Tangan Atha men

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 25

    Atha~Pikiranku kosong, menatap tanpa melihat, berjiwa cinta yang tak bertubuh. Bagaimana mungkin tubuhku bisa dikendalikan orang lain, meski itu ayahku sendiri?Ucapan terimakasih Kirana terdengar lirih seperti kata perpisahan, menghentikan nadiku yang masih berdenyut, menyadarkanku bahwa semua hal yang indah ini adalah mimpi, aku merasa beberapa detik lalu telah mati, ragaku keluar dan enggan ikut pergi, sedang tubuhku hanya bergerak dengan emosi. Aku tidak takut karena aku sudah mati. Berlari menuju mobil, memutar kemudi dan melesat meninggalkan jiwaku di sana bersama Kirana.“Lepaskan aku!” teriakku di depan pintu, dua pengawal tanpa hati itu memegangi tubuhku yang kosong. Mana mungkin aku takut, ini hanya tubuh tanpa raga, sudah kutinggalkan semua sakit dan cinta bersama perempuan yang kupilih.Aku masih memegang ponsel yang berisi berita pernikahanku yang akan digelar dua minggu lagi, ingin kupertanyakan apakah laki-laki di dalam sana sedang menjual diriku pada materi?“Lepaskan!

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 26

    Atha~Malam semakin larut, jalanan sangat lenggang dan sepi, apalagi jalan yang kulewati kecil dan minim penerangan, tapi aku tidak bisa memelankan lajunya, berburu dengan waktu untuk menyelamatkan Ayah, ia harus segera ditangani ketika sampai.Tangan kiriku meraih ponsel di dalam tas yang diletakkan di jok kiri, susah payah aku meraihnya, kemudi hanya di kendalikan tangan kanan, “Sedikit lagi,” pekikku pelan.‘Tiddddd!’Mobil truk dihadapanku menyorotkan lampu besarnya, mata terasa silau hingga sulit untuk melihat, aku membantingkan mobil ke arah kiri demi menghindari tabrakan.‘Brugh!’Namun karena aku tidak menyadari tebing di depanya, mobil yang kukemudikan membentur dindingnya dengan keras hingga kap mesin terbuka.‘Ah sial!’ asap menyerebung dari mesin mobil yang kupaksakan untuk kembali melaju.Aku keluar dan menyorot sekeliling dengan senter ponsel, ini sebenarnya sudah hampir dekat, tapi bagaimana aku bisa pulang? Aku harus segera menghubungi Ibu.[Hallo Bu][Iya, Tha?][Tolo

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 27

    Atha~Aku sedang duduk di kursi kebesaran Ayah, melihat tumpukan berkas yang harus dipelajari, dalam sehari aku harus menelaah semuanya, rapat direksi akan digelar hari esok dan desas-desus pemberontakan sudah santer terdengar, tentu saja yang berada di depannya adalah Mamah Tantri sebagai istri sah Ayah. Aku akan berhadapan langsung dengannya, satu-satunya kelemahan ia adalah tidak memiliki keturunan dari keluarga Wijaya, sedangkan aku adalah anak sahnya, namun dari istri simpanan, Mamah Tantri pasti akan menjadikan alasan itu untuk menggeser kedudukanku.Mataku tidak bisa berhenti menatap, menelaah kejadian yang terjadi pada Ayah, seadainya aku punya bukti percobaan pembunuhan yang mereka lakukan, akan memudahkanku untuk menggantikannya di kursi ini.Pikiranku bercabang pada setiap hal, di sisi lain aku harus membutikan kelayakanku menjadi pemimpin. Mas Rival pasti maju ke depan sebagai delegasi dari pihak Mamah Tantri. Selama ini ia sudah terbiasa mengelola perusahaan besar sedan

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 28

    Atha~Dear Anaku,Sudah berapa tahun kamu sekarang Nak?Jika kamu membaca surat ini, ada kemungkinan Ayah sudah tidak bersamamu lagi atau mungkin kita sudah tidak bisa berbicara.Banyak hal yang kamu tidak tahu, tidak masalah jika hatimu diliputi kebencian untuk Ayah. Terkadang rasa manisnya cinta tidak bisa terlihat dari ranumnya kulit luar, bukankah buah durian lebih manis meski durinya melukai?Atha Ivander Ravindra ....Maaf jika kamu harus besar tanpa buaian tangan Ayah. Percayalah, semua itu Ayah lakukan untuk melindungimu, dan sebagai tanda tanggung jawab Ayah padamu.Maaf jika kamu bahkan tidak bisa mengenali namamu sendiri, biarkan hanya Ayah dan Ibumu yang tahu, betapa berartinya kamu dalam hidup kami.Terimasih untuk telah menemukan surat ini, itu tandanya rasa cintamu pada Ayah masih sama seperti dulu.Meskipun banyak lelaki hebat disekeliling Ayah, kamu adalah laki-laki terbaik yang Ayah miliki.Atha Ivander Ravindra, anakku.Kamu punya kekuatan yang tidak dimiliki orang

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 29

    Suasa sepi, kami semua terdiam, duduk melingkar, saling menatap dengan penuh tanya. Hari ini sengaja aku mengumpulkan mereka semua, Ayah, Ibu, Mami dan Ihsan.“Aku sudah tidak sabar untuk menggendong cucu,” celutuk Mami tiba-tiba. “Kita sepakat untuk punya cucu yang banyak ya,” respon Ibu antusias.Tidak beda dengan Ayah, wajah sumringahnya sudah lebih dulu menjawab kalau ia pun mengharapkan hal yang sama.“Sst! Mami diam dulu,” colek Ihsan pelan, seraya menempelkan telunjuknya di belahan bibir.Ayah melirik pada Ibu, mengangkat sebelah alisnya, mencoba bertanya dengan bahasa isyarat. Ibu hanya menggeleng pelan. Aku melihat mereka semua sudah tidak sabar menunggu. Hm! kuhembuskan napas kasar, semoga semua bisa mengerti dan tidak ada yang kecewa.“Sebelumnya Kirana meminta maaf pada Ayah, Ibu, dan Mami. Tidak pernah ada maksud Kiran maupun Ihsan untuk melibatkan kalian,” wajah orang tua kami seketika mengerut, mata mereka mulai fokus padaku, sudah nampak tatapan khawatir dari ke tiga

Latest chapter

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 40 (Tamat)

    Atha~Aku mengepal dan meremas rasa sakit, lelaki bajingan itu telah berani menyakiti istriku! Selama ini aku membiarkannya karena masih menganggapnya teman, tapi kali ini dia benar-benar menunjukkan sifat kegilaannya. Aku sungguh tidak menyangka dia bisa melakukan hal sekeji itu pada Kirana, perempuan yang bahkan pernah ia cintai.Aku tidak pernah berpikir bahwa ada cinta seperti itu, melukai wanitanya sendiri hanya karena cintanya tak berbalas."Lacak keberadaan Ihsan dan keempat lelaki itu sekarang! Aku tidak akan membiarkannya lepas setelah apa yang mereka lakukan pada Kirana!" sentakku pada semua pegawai IT kantor."Aku ingin membuat perhitungan dengan kepalan tanganku sendiri! dia pikir bisa menguji cinta dan kesetiaanku pada Kirana dengan cara seperti ini? sungguh Ihsan benar-benar bodoh!""Apa maksudnya Pak?" seseorang bertanya karena merasa heran dengan pemikiranku."Hm!" Aku berdecak."Ihsan melakukan sebuah siasat agar aku merasa jijik pada Kirana dan mencampakannya. Dia ti

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 39

    "Kiran.""Iya sayang."Atha memicingkan matanya."Why?""Hanya belum terbiasa," jawabnya sembari mengelus rambutku lembut."Hari ini kita akan melihat rumah yang dibelikan Ayah, jam sepuluh aku jemput ya?" ucapnya lagi. Ia masih sibuk menata dasi yang dikenakan. Aku mendekat dan memberi sentuhan, memukul manja dadanya yang bidang."Rumah ini dan rumah kamu gimana?" tanyaku tanpa menatap."Kamu suka tinggal di sini?" Aku menggangguk dua kali."Lihat saja dulu rumahnya, mungkin kamu lebih suka. Kirana Tufatu Zahra bisa tinggal di mana saja, tidak masalah asal sama aku," jawabnya dengan barisan gigi yang putih."Aku berangkat dulu ya, hati-hati. Jangan bukakan pintu untuk sembarang orang," pesannya sebelum pergi. Aku mengambil punggung tangan dan menciumnya lembut. Atha memandang sesaat sebelum ia mengecup keningku dan melangkah menuju mobil.Aku melihat ia menghidupkan mobilnya, dan menatap lewat kaca spion. Apa yang beda hari ini? rasanya ada sesuatu yang kurang nyaman dihati saat me

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 38

    “Aku harus pergi ke kantor sebentar, ada urusan yang tidak bisa didelegasikan sama yang lain,” ucap Atha mendekatkan wajahnya, hanya beberapa inci saja jarak kami sekarang.Aku mengerucutkan bibir, ini hari pertama pernikahan kami. Atha tidak bisa mengajukan cuti meski pemilik perusahaan.“Hanya sebentar saja, aku akan segera kembali,” rayunya lagi sembari mencubit pipi.“Iiii. Sakit!” Mataku melotot. Atha tergelak sembari berlari kekamar untuk mengambil kunci mobil.Ponsel yang kusimpan di atas meja bergetar pelan, sengaja hanya digetarkan tanpa suara agar punya waktu privasi dengan Atha, malah pesan group aku senyapkan.Pesan WhatsApp sampai penuh, chat teman-teman yang menyampaikan selamat juga berbaris rapi, apalagi group kantor sampai ribuan komentar, entah apa yang sedang mereka bahas, Aku kurang tertarik. Dari deretan pesan itu kulihat ada nama Ihsan di barisan paling atas.[Selamat atas pernikahannya ya Kirana, maaf kalau sikapku telah mengecewakanmu. Baru kali ini aku mencin

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 37

    Pemandangan yang menakjubkan! lelaki di hadapanku saat ini terlihat bak malaikat tak bersayap, bulu alis teduh, lekuk wajah sempurna, dan hati yang menawan. Sungguh aku tak salah memilihnya menjadi imam untuk menuju surga-Nya.“Mau sampai kapan, kamu memandangku seperti itu?” ucapnya pelan tanpa membuka mata.“Bagaimana kamu tahu, aku sedang menatap, kalau matamu saja tidak terbuka?” jawabku, seraya membelai lembut, lengkung hidungnya yang indah. ‘Kamu adalah ciptaan Tuhan yang diberikan kelebihan dalam rupa,' batinku.“Aku tidak memerlukan bola mata untuk melihat bidadari, karena ia sudah bersatu dalam jiwaku,” jawabnya perlahan, sembari membuka kelopak mata.“Kamu adalah salah satu ciptaan Tuhan yang sempurna Kirana.” Tangan Atha membelai lembut rambutku yang mengurai menutupi kening. Bahkan kami saling memuji satu sama lain.“Shalat berjamaah yuk.” Atha bangkit dan berdiri dengan celana pendek tanpa menggunakan atasan alias telanjang dada, bulu-bulu halus di dada bidangnya membuat

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 36

    Aku menatap sosok yang baru di depan cermin, perempuan yang sama dua tahun lalu, tapi hari ini lebih terlihat dewasa dengan binar bola mata yang bahagia. Tidak ada keraguan dalam tatapannya, tidak seperti dua tahun lalu ketika memakai riasan yang senada untuk acara yang sama, namun hatinya entah ada di mana.“Kamu sudah siap sayang?” tangan Ayah menyentuh pundak, aku berbalik untuk menatapnya.“Ayah, Insya Allah sekarang Kirana tidak salah memilih lagi,” ucapku pelan, menahan hawa panas dalam kantung mata.“Anak Ayah sekarang sudah lebih dewasa, pengalaman pahitmu bisa menjadi pelajaran yang terbaik dalam memilih pasangan lagi,” Ayah memegang erat puhu tangan, meyakinkan kalau aku sudah memilihnya dengan pertimbangan yang lebih dewasa dan matang.Ayah memapahku untuk berjalan, keluarga dan sahabat terdekat sudah menunggu di ruang tamu. Mas Haidar dan Khaira pun tampak duduk manis di tengah-tengah mereka.Aku menegakkan pandangan, melihat calon suamiku yang sudah berdiri untuk menyamb

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 35

    Aku mengangkat wajah, setelah tertunduk cukup lama untuk memulihkan hati. Kutatap laki-laki yang ada di hadapanku sekarang, matanya sendu dengan wajah yang sedikit pucat, bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman yang indah dan manis.“Ihsan adalah lelaki yang akan sulit untuk ditolak perempuan, termasuk oleh Kiran. Ia tampan, baby face, lembut, romantis, dan punya cukup materi,” jelasku, hal itu seketika membuat Mami tersenyum lebar, bibir pucat Ihsan pun sedikit lebih bernyawa dengan senyuman yang tergaris.“Tapi, sayangnya Kiran sudah memiliki satu pria seperti itu sejak 8 tahun silam, meski banyak yang hampir menyerupainya, ada hal yang tidak dimiliki orang lain dan hanya dimiliki olehnya saja. Atha seorang pria yang memiliki rasa cinta tanpa meminta, ia hanya cukup mencintai, memberikan kebahagiaan, bahkan melepas tanpa dendam. Ia membiarkan perempuan yang dicintainya memilih kebahagiaannya sendiri tanpa mengurangi rasa cinta yang dimilikinya, ia tetap menemani perempuan yang

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 34

    Atha~Tubuhku bergeming seketika, udara hangat itu berubah menjadi butiran salju yang mampu membekukan hati, terasa dingin dan meretakkan semua tulang.Aku mendengar dengan jelas ucapannya, bibirnya bergerak perlahan mengatakan kata di luar nalar untuk orang yang baru jatuh cinta, apa mungkin Ihsan sudah lama memendam perasaannya, sejak kapan?“Kita bawa saja Ihsan ke rumah sakit, Kiran?” tawarku, Kirana mengangguk cepat, kami membantu memapahnya hingga memasuki mobil.Aku melihat jelas pemandangan menyakitkan itu, Ihsan tidur di pangkuan perempuan yang kucintai, tangan lembut Kiran membelai rambut pria lain, sesekali butiran bening lolos begitu saja dari binar matanya. Apa yang dirasakannya sekarang? mungkinkah sebenarnya Kirana menyimpan rasa yang sama sekali ia tidak tahu, seperti rasanya padaku dari dulu?Kami sampai di Klinik terdekat, aku turun lebih dulu untuk meminta bantuan, beberapa perawat segera menghampiri sembari membawa blankard, membaringkan tubuh Ihsan di sana, Kirana

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 33

    Atha~Ayah tengah terduduk bersandar dibeberapa bantal yang ditumpuk tinggi, di sampingnya ada seorang istri yang senantiasa menemani, senyum yang begitu lama tidak pernah tergurat di bibirnya, kini sedang ia pertontonkan tanpa beban.Aku masih berdiri memantung, mendengarkan lelucon garing mereka, namun begitu membuat keduanya bahagia.“Harus berapa lama lagi menunggu sampai Ayah dan Ibu menyadari keberadaraanku?” selorohku, seketika membuat keduanya kikuk.“Apakah kedatanganku mengganggu?” tanyaku lagi, menatap satu persatu dari wajah mereka yang sama-sama berubah merah.“Tidak, kemarilah,” ucap Ayah hangat.Aku melemparkan senyum, hampir lupa kapan kehangatan itu dirasakan. Menghampiri Ibu, mencium pipi kanannya, lalu mengambil punggung tangan Ayah dan menciumnya.Ibu menggeserkan satu kursi untuk tempat dudukku di samping ayah, lalu ia bergeser sedikit menjauh.“Kamu pasti kesulitan bukan?” tanya Ayah setelah melihatku menatapnya, aku rindu memandang wajah itu. Sosok ayah yang beg

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 32

    Mamah Tantri~“Hentikan!” bentakku, saat mereka mendorong kasar. Rival mencoba melepaskan tubuhnya dari pegangan petugas, namun mereka semakin keras mencekram pundaknya.“Matikan kamera itu!” jeritku pada wartawan yang sibuk mengambil gambar kami. Bagaimana mungkin ini seperti senjata makan tuan! anak hina itu lebih licik dariku ternyata, bagaimana dia bisa lebih pintar dari Ibunya yang b*d*h!“Apakah benar, Ibu Tantri dan anaknya sebagai tersangka atas percobaan pembunuhan pada Pak Wijaya Pak, tolong beri kami sedikit penjelasan?” wartawan-wartawan nggak berguna itu terus mencerca kami dengan pertanyaan.“Sejak kapan Anda berniat untuk melakukan semua ini?” desaknya menghentikan langkahku.“Anda anaknya angkatnya dan memenginginkan semua harta Pak Wijaya?” todong wartawan mengarah pada Rival. Rival menepis alat perekam yang tepat ada di depannya dan terus berjalan.“Satu bukti sudah ada di tangan kami, selebihnya masih harus melakukan penyelidikan,” jelas salah satu pertugas polisi.

DMCA.com Protection Status