“Aku lagi bikin catatan,” jawabnya sekali lagi. Chermiko sadar kakeknya sedang menatap dia keheranan, maka itu dia membawa buku catatannya itu dan memberikannya kepada Juan. Juan mengulurkan tangan dan memegang buku itu, tetapi dia tidak punya tenaga untuk membukanya. Melihat itu, Chermiko mengambil lagi buku itu dan berkata, “Biar aku saja yang pegang.”Tanpa merasa sungkan sedikit pun, Juan mulai membaca buku catatannya dengan cermat. Dalam buku catatan yang tebal itu tertulis banyak sekali kata-kata yang ditulis dengan sangat rapi. Mulai dari tanggal, analisis nadi, diagnosis penyakit, serta ada juga beberapa hipotesis yang ditulis terpisah sebagai referensi.Jujur, Juan cukup kagum melihatnya. Sembari melihatnya, Chermiko menjelaskan, “Selama dua hari ini, setiap satu jam aku mengecek nadi Kakek, habis itu aku catat ke buku ini. Aku tahu jeda waktunya terlalu pendek, nadinya juga mungkin nggak ada perubahan yang mencolok, tapi aku tetap catat, karena virus ini beda dari semua penya
Read more