Beranda / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Bab 1781 - Bab 1790

Semua Bab Istri Kesayangan CEO: Bab 1781 - Bab 1790

2190 Bab

Bab 1781

Brandon dapat mendengar suara Yuna sedang berbicara di telepon meski tidak begitu jelas. Walau begitu, perasaan yang Yuna luapkan itu tetap terasa, karena itu Brandon langsung menghampirinya dan melihat Yuna sedang memegang ponselnya dengan raut wajah penuh amarah yang masih belum menghilang sepenuhnya.“Ada apa?” tanya Brandon. Dia melihat barang-barang yang ada di meja kerja Yuna masih berjalan dengan normal. Tidak ada sesuatu yang janggal ataupun alarm yang menyala. Lantas, Brandon pun mendekati Yuna. Pertama-tama dia memeriksa suhu tubuh Yuna, lalu dia juga menyadari dada Yuna yang masih berdebar kencang.“Aku nggak apa-apa,” jawab Yuna.“Tadi telepon dari siapa?”“Shane …. Sebenarnya bukan dia, tapi bosnya dia.”“Orang misterius itu muncul lagi? Dia ada bilang apa?”“Dia mengancamku.”“Mengancammu? Kenapa bisa? Bukannya kamu sudah setuju untuk bergabung dengan mereka?”“Aku minta mereka menunggu dua hari lagi, tapi mereka nggak mengizinkan karena waktunya sudah mepet. Mereka bilan
Baca selengkapnya

Bab 1782

“Jangan ngomong begitu,” kata Yuna menutup mulut Brandon. “Untuk apa sampai menguras semua harta keluarga kita? Yang mereka mau dari kita juga bukan uang. Lagi pula kalau uang kita habis, mau pakai apa kita kasih makan anak kita?”Brandon tertawa melihat Yuna mengomel dengan wajah yang serius, kemudian dia menarik tangan Yuna dan mencium bibirnya. “Baguslah kamu masih bisa bercanda di saat seperti ini. Setidaknya berarti suasana hati kamu nggak terlalu buruk.”“Iya. Memang, sih. Tapi bukan berarti aku lagi senang juga. Sudah beberapa bulan berlalu, tapi aku masih nggak dapat petunjuk apa-apa. Rasanya itu kayak aku terus dipancing sama mereka,” Yuna berujar. Selama ini dia selalu penuh dengan rasa percaya diri, tetapi sekarang kepercayaan diri itu seakan sedikit memudar.Brandon bersandar ke sofa dan membelai kepala Yuna dengan lembut seperti sedang mengelus seekor kucing berbulu. Gerakannya sangat gemulai dan mengandung energi yang bisa membuat orang lain merasa nyaman. Lalu, dia pun b
Baca selengkapnya

Bab 1783

“Jadi maksud kamu, kalau kamu mau membuat obat penawarnya, kamu harus membuat dua jenis juga?” tanya Brandon, seraya melirik ke obat yang sedang Yuna buat di meja kerjanya.“Iya. Sebenarnya aku sudah mulai membuatnya sejak kamu sembuh. Waktu itu Pak Liman sudah mulai meneliti obat untuk menyembuhkan wabahnya. Baru saja kemarin aku dapat kabar dari Pak Liman, yang bilang kalau obatnya sudah disetujui sama atasannya. Sebentar lagi mereka sudah bisa mendistribusikan obatnya ke para korban wabah itu. Apa kamu nggak berpikir wabah ini sebentar lagi akan selesai?”Brandon mengangguk. Dia juga berpikir hal yang sama. Akhir-akhir ini wabahnya sudah tidak separah dulu, bahkan sudah hampir tidak terdengar lagi. Mereka yang ada di Asia Selatan juga sudah melewati masa-masa yang paling berbahaya, dan sekarang mereka hanya perlu khawatir dengan gejala sisa saja. Persebaran wabah itu tetap masih ada, tapi dalam ruang lingkup yang jauh lebih kecil, dan korbannya juga sudah tidak sebanyak dulu.“Wabah
Baca selengkapnya

Bab 1784

“Aku percaya kamu pasti bisa! Tapi gimanapun juga kemampuan kita ada batasnya, dan juga masalah ini bukan cuma tanggung jawab kamu seorang.”Yuna bersandar ke belakang dan membuat jarak antara dia dengan Brandon. Kemudian dia menatap Brandon secara saksama dengan tatapan yang menunjukkan keterkejutannya. Merasa ditatap dengan cara yang aneh seperti itu, Brandon melonggarkan rangkulannya dan bertanya, “Kenapa? Aku ada salah ngomong?”“Nggak! Aku cuma nggak menyangka kita berdua bisa terus bersama! Sebenarnya ada sesuatu yang aku belum pernah kasih tahu kamu. Tapi aku mau kamu janji dulu nggak akan marah.”“Oh, apa itu? Coba kasih tahu!”“Ngga mau, kamu harus janji dulu nggak akan marah, baru aku mau ngomong.”Semenjak tinggal bersama, mereka berdua sudah berjanji tidak akan menyembunyikan apa pun dari satu sama lain. Semua hal yang mereka hadapi akan mereka diskusikan bersama. Saat Brandon mengalami masalah di Asia Selatan, dia tidak segera mengabari Yuna sehingga Yuna jadi khawatir dan
Baca selengkapnya

Bab 1785

“Oke, itu saja yang mau aku kasih tahu,” kata Yuna.“Oh.”“Cuma ‘Oh’ doang?”“Memangnya kamu mau aku jawab apa lagi? Kamu sendiri sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil dan sudah penuh persiapan. Selain itu ada pasukan yang siap mendukung kamu, jadi aku perlu berkomentar apa lagi? Nggak ada lagi yang bisa aku sampaikan selain memuji istriku yang serba bisa.”“Kok, aku dengar kamu kayak cemburu? Kan sudah kubilang aku nggak bermaksud nutupin ini dari kamu. Pak Liman benar-benar belum lama menghubungi aku, dan di sana … kamu tahu sendiri.”“Iya, aku ngerti.”“Hmmm? Ada sesuatu yang mau kamu omongin? Entah kenapa aku merasa kamu bertingkah sedikit aneh.”Reaksi yang Brandon tunjukkan terlalu datar dan membuat Yuna merasa keheranan. Dengan adanya Liman dan atasannya sebagai pelindung, Brandon tidak perlu khawatir lagi. Jika atasannya Liman memang berniat untuk mengincar organisasi ini, berarti mereka memiliki cara, baik itu dengan cara paksa seperti memblokir akses keluar masuk atau
Baca selengkapnya

Bab 1786

Isi kepala Yuna berputar dengan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan jawaban.“Pak Liman sendiri yang kasih tahu kamu?”Tanpa perlu dijawab, sorot mata Brandon sudah mengatakan segalanya.“Sial! Benar-benar, deh, Pak Liman itu. Padahal dia sendiri yang berkali-kali mengingatkan aku untuk jaga rahasia jangan kasih tahu ke siapa pun, tapi dia malah kasih tahu kamu …. Orang bermulut ember begitu kok bisa, ya, punya jabatan tinggi di departemen rahasia negara!”Sayang sekali saat ini Liman tidak ada di tempat, atau Yuna pasti memberi pelajaran kepadanya.“Kamu jangan menyalahkan Pak Liman. Dia memang nggak kasih tahu ke siapa pun. Lebih tepatnya dari awal ini memang sudah rahasia kita bertiga.”“Maksud kamu apa?” Yuna heran apa yang Brandon katakan dengan rahasia mereka bertiga.“Dia perlu bekerja sama denganmu, tapi di saat yang sama dia juga butuh kerja sama dari Setiawan Group. Jangan lupa kalau proyek vaksin itu dulunya adalah milik Setiawan Group. Setiawan
Baca selengkapnya

Bab 1787

“Nggak ada yang mengancamku. Kamu juga nggak perlu banyak tanya lagi. Aku tahu aku sudah membuatmu kecewa, tapi kalau terus dibiarkan, yang ada kita berdua akan sama-sama merasa tersakiti, jadi lebih baik kita sudahi saja hubungan kita berdua sedini mungkin.”“Kamu mau hubungan kita berakhir secepatnya? Apa kamu merasa pernikahan kita sekarang ini menyiksa?”“Stella! Aku nggak mau bicara terlalu banyak, dan nggak ada lagi yang perlu aku jelaskan ke kamu. Anggap saja aku sudah mati sewaktu di Asia Selatan. Aku memang seharusnya nggak pulang untuk menemui kamu. Aku yang salah, jadi biarkan aku memperbaiki kesalahan ini, oke?”Tatapan mata Frans terlihat begitu dingin, tetapi Stella masih tetap menatap kedua bola matanya berusaha untuk mencari sedikit saja sisa-sisa perasaan yang masih tertinggal dalam dirinya. Namun sayang yang bisa dia temukan hanyalah hati yang telah mati. Hal itu membuat Stella sangat bersedih. Kalaupun Frans dikendalikan oleh orang lain atau dicuci otak, setidaknya d
Baca selengkapnya

Bab 1788

Seketika jarum itu dimasukkan, pria bertubuh pendek itu seperti merasakan sesuatu di tubuhnya dan langsung berbalik.“Yang kali ini gimana?”“Ada kemajuan dibandingkan yang sebelumnya.”“Hmph! Kamu selalu bilang begitu, tapi setiap kali nggak pernah ada perbaikan! Terkadang aku sempat ragu, sebenarnya penyakitku yang sudah terlalu parah, atau memang kamu yang terlalu bodoh!”Sosok bayangan hitam itu tak bisa membalas dan hanya menundukkan kepalanya mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan. Lalu, pria pendek itu menggulung lengan bajunya sampai ke bahu. Bayangan hitam itu sekali lagi mengoleskan alkohol di bahunya dan kemudian menusuk jarum suntik untuk kedua kalinya. Ekspresi wajah pria pendek itu tidak berubah seiring cairan dari jarum suntik itu memasuki tubuhnya. Dia hanya mengernyit sedikit, dan jarumnya dicabut.“Huft ….”Pria pendek itu menghela napas panjang dan menggerakkan tangannya. Melihat bayangan hitam itu menaruh jarum suntik dan membereskan barangnya dengan tergesa-ge
Baca selengkapnya

Bab 1789

Mendengar kata-kata “pura-pura mati” membuat Rainie tersinggung, dan percikan kebencian mulai mengisi tatapan matanya.“Bukannya ini semua kamu yang atur?” tanya Rainie. Sembari berbicara, berbagai pecahan ingatan Rainie di masa lalunya tak henti merasuki isi kepalanya. Masa-masa ketika Rainie menempuh pendidikannya di luar negeri tidak semudah kelihatannya. Diskriminasi dan prasangka terhadap orang dengan latar belakang Asia masih sangat kental. Rainie ingin menjadi murid yang menonjol di bidangnya, tetapi dia selalu menemui hambatan di mana pun dia berada. Dia juga selalu diperlakukan tidak adil oleh guru-guru, dan tidak pernah diizinkan menggunakan fasilitas laboratorium yang paling canggih.Di saat itulah pria pendek ini muncul dalam kehidupan Rainie. Semuanya terasa seperti mimpi. Pada saat itu, dia memberikan ide kepada Rainie untuk melakukan eksperimen yang membuat Bella tanpa sadar menjadi gemuk. Setelah itu, pria pendek itu menghilang tanpa jejak seolah ditelan bumi. Perginya
Baca selengkapnya

Bab 1790

Setengah dari seluruh lampu yang ada di kawasan ini masih menyala terang, menandakan bahwa begitu banyak pekerja yang sedang mati-matian lembur. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Mereka setiap membanting tulang dari pagi hingga malam, tanpa menyadari bahwa apa yang mereka ciptakan dengan tangan mereka sama sekali bukan vaksin yang digunakan untuk melawan virus, melainkan obat yang digunakan untuk mengendalikan pikiran orang lain.Ketika barang ini bebas keluar melalui jalur legal dan disuntikkan ke dalam tubuh masyarakat luas, mereka semua akan menjadi boneka.“Bos, nggak usah pura-pura lagi. Cuma ada kita berdua saja di sini. Kalau bukan gara-gara kamu sengaja membiarkan Shane membebaskan si Chermiko itu, aku nggak bakal ketahuan dan diincar sama keluarga Pranata. Sebenarnya semua ini sudah kamu atur, dan au cuma jadi pionmu saja,” kata Rainie dengan mata menatap ke bawah untuk menutupi perasaannya. Suaranya juga terdengar sangat datar, tanpa ada sedikit pun kemara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
177178179180181
...
219
DMCA.com Protection Status