Share

Bab 1786

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-17 19:10:11
Isi kepala Yuna berputar dengan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan jawaban.

“Pak Liman sendiri yang kasih tahu kamu?”

Tanpa perlu dijawab, sorot mata Brandon sudah mengatakan segalanya.

“Sial! Benar-benar, deh, Pak Liman itu. Padahal dia sendiri yang berkali-kali mengingatkan aku untuk jaga rahasia jangan kasih tahu ke siapa pun, tapi dia malah kasih tahu kamu …. Orang bermulut ember begitu kok bisa, ya, punya jabatan tinggi di departemen rahasia negara!”

Sayang sekali saat ini Liman tidak ada di tempat, atau Yuna pasti memberi pelajaran kepadanya.

“Kamu jangan menyalahkan Pak Liman. Dia memang nggak kasih tahu ke siapa pun. Lebih tepatnya dari awal ini memang sudah rahasia kita bertiga.”

“Maksud kamu apa?” Yuna heran apa yang Brandon katakan dengan rahasia mereka bertiga.

“Dia perlu bekerja sama denganmu, tapi di saat yang sama dia juga butuh kerja sama dari Setiawan Group. Jangan lupa kalau proyek vaksin itu dulunya adalah milik Setiawan Group. Setiawan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1787

    “Nggak ada yang mengancamku. Kamu juga nggak perlu banyak tanya lagi. Aku tahu aku sudah membuatmu kecewa, tapi kalau terus dibiarkan, yang ada kita berdua akan sama-sama merasa tersakiti, jadi lebih baik kita sudahi saja hubungan kita berdua sedini mungkin.”“Kamu mau hubungan kita berakhir secepatnya? Apa kamu merasa pernikahan kita sekarang ini menyiksa?”“Stella! Aku nggak mau bicara terlalu banyak, dan nggak ada lagi yang perlu aku jelaskan ke kamu. Anggap saja aku sudah mati sewaktu di Asia Selatan. Aku memang seharusnya nggak pulang untuk menemui kamu. Aku yang salah, jadi biarkan aku memperbaiki kesalahan ini, oke?”Tatapan mata Frans terlihat begitu dingin, tetapi Stella masih tetap menatap kedua bola matanya berusaha untuk mencari sedikit saja sisa-sisa perasaan yang masih tertinggal dalam dirinya. Namun sayang yang bisa dia temukan hanyalah hati yang telah mati. Hal itu membuat Stella sangat bersedih. Kalaupun Frans dikendalikan oleh orang lain atau dicuci otak, setidaknya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1788

    Seketika jarum itu dimasukkan, pria bertubuh pendek itu seperti merasakan sesuatu di tubuhnya dan langsung berbalik.“Yang kali ini gimana?”“Ada kemajuan dibandingkan yang sebelumnya.”“Hmph! Kamu selalu bilang begitu, tapi setiap kali nggak pernah ada perbaikan! Terkadang aku sempat ragu, sebenarnya penyakitku yang sudah terlalu parah, atau memang kamu yang terlalu bodoh!”Sosok bayangan hitam itu tak bisa membalas dan hanya menundukkan kepalanya mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan. Lalu, pria pendek itu menggulung lengan bajunya sampai ke bahu. Bayangan hitam itu sekali lagi mengoleskan alkohol di bahunya dan kemudian menusuk jarum suntik untuk kedua kalinya. Ekspresi wajah pria pendek itu tidak berubah seiring cairan dari jarum suntik itu memasuki tubuhnya. Dia hanya mengernyit sedikit, dan jarumnya dicabut.“Huft ….”Pria pendek itu menghela napas panjang dan menggerakkan tangannya. Melihat bayangan hitam itu menaruh jarum suntik dan membereskan barangnya dengan tergesa-ge

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1789

    Mendengar kata-kata “pura-pura mati” membuat Rainie tersinggung, dan percikan kebencian mulai mengisi tatapan matanya.“Bukannya ini semua kamu yang atur?” tanya Rainie. Sembari berbicara, berbagai pecahan ingatan Rainie di masa lalunya tak henti merasuki isi kepalanya. Masa-masa ketika Rainie menempuh pendidikannya di luar negeri tidak semudah kelihatannya. Diskriminasi dan prasangka terhadap orang dengan latar belakang Asia masih sangat kental. Rainie ingin menjadi murid yang menonjol di bidangnya, tetapi dia selalu menemui hambatan di mana pun dia berada. Dia juga selalu diperlakukan tidak adil oleh guru-guru, dan tidak pernah diizinkan menggunakan fasilitas laboratorium yang paling canggih.Di saat itulah pria pendek ini muncul dalam kehidupan Rainie. Semuanya terasa seperti mimpi. Pada saat itu, dia memberikan ide kepada Rainie untuk melakukan eksperimen yang membuat Bella tanpa sadar menjadi gemuk. Setelah itu, pria pendek itu menghilang tanpa jejak seolah ditelan bumi. Perginya

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1790

    Setengah dari seluruh lampu yang ada di kawasan ini masih menyala terang, menandakan bahwa begitu banyak pekerja yang sedang mati-matian lembur. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Mereka setiap membanting tulang dari pagi hingga malam, tanpa menyadari bahwa apa yang mereka ciptakan dengan tangan mereka sama sekali bukan vaksin yang digunakan untuk melawan virus, melainkan obat yang digunakan untuk mengendalikan pikiran orang lain.Ketika barang ini bebas keluar melalui jalur legal dan disuntikkan ke dalam tubuh masyarakat luas, mereka semua akan menjadi boneka.“Bos, nggak usah pura-pura lagi. Cuma ada kita berdua saja di sini. Kalau bukan gara-gara kamu sengaja membiarkan Shane membebaskan si Chermiko itu, aku nggak bakal ketahuan dan diincar sama keluarga Pranata. Sebenarnya semua ini sudah kamu atur, dan au cuma jadi pionmu saja,” kata Rainie dengan mata menatap ke bawah untuk menutupi perasaannya. Suaranya juga terdengar sangat datar, tanpa ada sedikit pun kemara

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1791

    Pagi hari pukul delapan, di depan pintu masuk kediaman keluarga Setiawan terparkir sebuah mobil hitam. Di saat itu juga, ponsel Yuna berdering. Dia melihat nomor pemanggil dan langsung menutupnya. Yuna menghabiskan susu yang masih tersisa di gelasnya, lalu mengambil barang-barang yang sudah dia siapkan sebelumnya dan berkata kepada Brandon, “Aku berangkat dulu, ya.”“Kalau merasa nggak enak badan, langsung berhenti dan hubungi aku secepatnya.” Apa yang perlu Brandon sampaikan sudah dia sampaikan semua, jadi dia tidak perlu banyak bicara lagi dan hanya mengingatkan Yuna.“Yuna ….”Mendengar namanya disebut membuat Yuna menghentikan langkahnya. Brandon segera menghampiri dan tanpa berkata-kata memberikannya sebuah pelukan yang erat. Pelukannya begitu hangat dan memberikan ketenangan. Yuna menyandarkan kepalanya di bahu Brandon dan menikmati ketenangan yang hanya sesaat ini. Sesungguhnya mereka sadar betul bahwa apa yang akan mereka hadapi adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan kejam, t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1792

    “Siap!”Berhubung mereka sendiri yang berani menjemput Yuna secara terang-terangan, berarti mereka pastinya sudah membuat persiapan yang matang. Ditambah lagi dengan fakta bahwa mereka sangat cerdik dan jarang sekali tertangkap oleh kamera pengawas. Lagi pula, masalahnya sekarang sudah bukan lagi perlu atau tidak untuk membuntuti mereka. Mereka sudah dengan gamblang mengatakan kalau tempat penelitian vaksin itu adalah pangkalan utama mereka.Yuna sudah masuk ke dalam sarang harimau, maka Brandon juga tidak bisa terus bersantai. Masih ada banyak hal yang harus dia kerjakan.Kembali ke rumah, Brandon melihat Kenzi sedang fokus bermain Lego di tengah ruang keluarga.“Mama pergi lagi?” tiba-tiba Kenzi bertanya sambil tetap tetap menyusun mainannya dengan serius.“Iya,” angguk Brandon. “Tapi nggak lama lagi Mama pulang.”“Nggak. Biasanya Mama lama banget baru pulang!”Terkejut dengan jawaban anaknya, Brandon memiringkan kepalanya menatap wajah Kenzi dan bertanya, “Kamu tahu dari mana? Mama

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1793

    Cara Kenzi mengedipkan matanya ketika meminta sesuatu juga sangat mirip dengan ayahnya.“Papa juga mau meninggalkan aku, ya?” tanya Kenzi.“... ehem! Papa nggak bermaksud begitu, cuma ….”“Nggak apa-apa. Papa pergi saja! Aku bisa main di rumah!”Kata-kata sederhana yang terucap oleh Kenzi membuat Brandon menelan kembali kata-kata yang belum dia susun dengan baik di kepalanya. Dia sungguh menyesal dan merasa bersalah tidak bisa meluangkan waktu lebih banyak untuk Kenzi. Akhir-akhir ini Brandon benar-benar tidak punya waktu untuk dia luangkan buat keluarga. Terlebih lagi, Yuna juga sudah mengatakan kepada Brandon apa yang terjadi dengan Yovi waktu itu. Namun apa daya, daripada diserahkan kepada neneknya, lebih baik Kenzi dititipkan kepada Juan yang memang jelas lebih dekat.“Kenzi, kalau Papa sudah selesai kerja, baru Papa temani kamu main, ya?”“Oke!” ***“Aw, sakit ….”Jeritan Chermiko menggema sampai ke satu halaman, membuat burung-burung yang sedang bersantia di sana terbang dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1794

    “Waktu kamu masih terjangkit virus itu, bukannya sewaktu kambuh jauh lebih sakit dari ini? Kenapa sekarang cuma segini doang kamu sudah teriak-teriak?! Jangan-jangan kamu sengaja, ya!”“Nggak! Kakek lanjut saja, aku nggak akan teriak lagi!”Rasa sakit yang kali ini sama sekali berbeda dengan sakit yang Chermiko rasakan sewaktu virusnya sedang kambuh. Waktu itu Chermiko merasa tubuhnya seperti akan meledak. Setiap sel yang ada di tubuhnya terasa seolah akan pecah, membuat tubuhnya terasa dicabik-cabik. Sakit, tetapi tidak bisa berteriak, dan seluruh tenaganya habis terserap. Berbeda dengan rasa sakit yang kali ini dia rasakan ketika ditusuk jarum oleh kakeknya. Yang kali ini sakitnya berkepanjangan dan sedikit demi sedikit seperti masuk ke dalam tulangnya.Melihat cucunya yang begitu menderita, Juan hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil menghela napas. Dengan satu jarum di tangan, tangan satunya lagi dia gunakan untuk memberikan sedikit sentuhan di lokasi titik yang akan dia tusuk.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status