“Jadi maksud kamu, kalau kamu mau membuat obat penawarnya, kamu harus membuat dua jenis juga?” tanya Brandon, seraya melirik ke obat yang sedang Yuna buat di meja kerjanya.“Iya. Sebenarnya aku sudah mulai membuatnya sejak kamu sembuh. Waktu itu Pak Liman sudah mulai meneliti obat untuk menyembuhkan wabahnya. Baru saja kemarin aku dapat kabar dari Pak Liman, yang bilang kalau obatnya sudah disetujui sama atasannya. Sebentar lagi mereka sudah bisa mendistribusikan obatnya ke para korban wabah itu. Apa kamu nggak berpikir wabah ini sebentar lagi akan selesai?”Brandon mengangguk. Dia juga berpikir hal yang sama. Akhir-akhir ini wabahnya sudah tidak separah dulu, bahkan sudah hampir tidak terdengar lagi. Mereka yang ada di Asia Selatan juga sudah melewati masa-masa yang paling berbahaya, dan sekarang mereka hanya perlu khawatir dengan gejala sisa saja. Persebaran wabah itu tetap masih ada, tapi dalam ruang lingkup yang jauh lebih kecil, dan korbannya juga sudah tidak sebanyak dulu.“Wabah
“Aku percaya kamu pasti bisa! Tapi gimanapun juga kemampuan kita ada batasnya, dan juga masalah ini bukan cuma tanggung jawab kamu seorang.”Yuna bersandar ke belakang dan membuat jarak antara dia dengan Brandon. Kemudian dia menatap Brandon secara saksama dengan tatapan yang menunjukkan keterkejutannya. Merasa ditatap dengan cara yang aneh seperti itu, Brandon melonggarkan rangkulannya dan bertanya, “Kenapa? Aku ada salah ngomong?”“Nggak! Aku cuma nggak menyangka kita berdua bisa terus bersama! Sebenarnya ada sesuatu yang aku belum pernah kasih tahu kamu. Tapi aku mau kamu janji dulu nggak akan marah.”“Oh, apa itu? Coba kasih tahu!”“Ngga mau, kamu harus janji dulu nggak akan marah, baru aku mau ngomong.”Semenjak tinggal bersama, mereka berdua sudah berjanji tidak akan menyembunyikan apa pun dari satu sama lain. Semua hal yang mereka hadapi akan mereka diskusikan bersama. Saat Brandon mengalami masalah di Asia Selatan, dia tidak segera mengabari Yuna sehingga Yuna jadi khawatir dan
“Oke, itu saja yang mau aku kasih tahu,” kata Yuna.“Oh.”“Cuma ‘Oh’ doang?”“Memangnya kamu mau aku jawab apa lagi? Kamu sendiri sudah yakin dengan keputusan yang kamu ambil dan sudah penuh persiapan. Selain itu ada pasukan yang siap mendukung kamu, jadi aku perlu berkomentar apa lagi? Nggak ada lagi yang bisa aku sampaikan selain memuji istriku yang serba bisa.”“Kok, aku dengar kamu kayak cemburu? Kan sudah kubilang aku nggak bermaksud nutupin ini dari kamu. Pak Liman benar-benar belum lama menghubungi aku, dan di sana … kamu tahu sendiri.”“Iya, aku ngerti.”“Hmmm? Ada sesuatu yang mau kamu omongin? Entah kenapa aku merasa kamu bertingkah sedikit aneh.”Reaksi yang Brandon tunjukkan terlalu datar dan membuat Yuna merasa keheranan. Dengan adanya Liman dan atasannya sebagai pelindung, Brandon tidak perlu khawatir lagi. Jika atasannya Liman memang berniat untuk mengincar organisasi ini, berarti mereka memiliki cara, baik itu dengan cara paksa seperti memblokir akses keluar masuk atau
Isi kepala Yuna berputar dengan sangat cepat dan tidak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan jawaban.“Pak Liman sendiri yang kasih tahu kamu?”Tanpa perlu dijawab, sorot mata Brandon sudah mengatakan segalanya.“Sial! Benar-benar, deh, Pak Liman itu. Padahal dia sendiri yang berkali-kali mengingatkan aku untuk jaga rahasia jangan kasih tahu ke siapa pun, tapi dia malah kasih tahu kamu …. Orang bermulut ember begitu kok bisa, ya, punya jabatan tinggi di departemen rahasia negara!”Sayang sekali saat ini Liman tidak ada di tempat, atau Yuna pasti memberi pelajaran kepadanya.“Kamu jangan menyalahkan Pak Liman. Dia memang nggak kasih tahu ke siapa pun. Lebih tepatnya dari awal ini memang sudah rahasia kita bertiga.”“Maksud kamu apa?” Yuna heran apa yang Brandon katakan dengan rahasia mereka bertiga.“Dia perlu bekerja sama denganmu, tapi di saat yang sama dia juga butuh kerja sama dari Setiawan Group. Jangan lupa kalau proyek vaksin itu dulunya adalah milik Setiawan Group. Setiawan
“Nggak ada yang mengancamku. Kamu juga nggak perlu banyak tanya lagi. Aku tahu aku sudah membuatmu kecewa, tapi kalau terus dibiarkan, yang ada kita berdua akan sama-sama merasa tersakiti, jadi lebih baik kita sudahi saja hubungan kita berdua sedini mungkin.”“Kamu mau hubungan kita berakhir secepatnya? Apa kamu merasa pernikahan kita sekarang ini menyiksa?”“Stella! Aku nggak mau bicara terlalu banyak, dan nggak ada lagi yang perlu aku jelaskan ke kamu. Anggap saja aku sudah mati sewaktu di Asia Selatan. Aku memang seharusnya nggak pulang untuk menemui kamu. Aku yang salah, jadi biarkan aku memperbaiki kesalahan ini, oke?”Tatapan mata Frans terlihat begitu dingin, tetapi Stella masih tetap menatap kedua bola matanya berusaha untuk mencari sedikit saja sisa-sisa perasaan yang masih tertinggal dalam dirinya. Namun sayang yang bisa dia temukan hanyalah hati yang telah mati. Hal itu membuat Stella sangat bersedih. Kalaupun Frans dikendalikan oleh orang lain atau dicuci otak, setidaknya d
Seketika jarum itu dimasukkan, pria bertubuh pendek itu seperti merasakan sesuatu di tubuhnya dan langsung berbalik.“Yang kali ini gimana?”“Ada kemajuan dibandingkan yang sebelumnya.”“Hmph! Kamu selalu bilang begitu, tapi setiap kali nggak pernah ada perbaikan! Terkadang aku sempat ragu, sebenarnya penyakitku yang sudah terlalu parah, atau memang kamu yang terlalu bodoh!”Sosok bayangan hitam itu tak bisa membalas dan hanya menundukkan kepalanya mendengar kata-kata yang sangat menyakitkan. Lalu, pria pendek itu menggulung lengan bajunya sampai ke bahu. Bayangan hitam itu sekali lagi mengoleskan alkohol di bahunya dan kemudian menusuk jarum suntik untuk kedua kalinya. Ekspresi wajah pria pendek itu tidak berubah seiring cairan dari jarum suntik itu memasuki tubuhnya. Dia hanya mengernyit sedikit, dan jarumnya dicabut.“Huft ….”Pria pendek itu menghela napas panjang dan menggerakkan tangannya. Melihat bayangan hitam itu menaruh jarum suntik dan membereskan barangnya dengan tergesa-ge
Mendengar kata-kata “pura-pura mati” membuat Rainie tersinggung, dan percikan kebencian mulai mengisi tatapan matanya.“Bukannya ini semua kamu yang atur?” tanya Rainie. Sembari berbicara, berbagai pecahan ingatan Rainie di masa lalunya tak henti merasuki isi kepalanya. Masa-masa ketika Rainie menempuh pendidikannya di luar negeri tidak semudah kelihatannya. Diskriminasi dan prasangka terhadap orang dengan latar belakang Asia masih sangat kental. Rainie ingin menjadi murid yang menonjol di bidangnya, tetapi dia selalu menemui hambatan di mana pun dia berada. Dia juga selalu diperlakukan tidak adil oleh guru-guru, dan tidak pernah diizinkan menggunakan fasilitas laboratorium yang paling canggih.Di saat itulah pria pendek ini muncul dalam kehidupan Rainie. Semuanya terasa seperti mimpi. Pada saat itu, dia memberikan ide kepada Rainie untuk melakukan eksperimen yang membuat Bella tanpa sadar menjadi gemuk. Setelah itu, pria pendek itu menghilang tanpa jejak seolah ditelan bumi. Perginya
Setengah dari seluruh lampu yang ada di kawasan ini masih menyala terang, menandakan bahwa begitu banyak pekerja yang sedang mati-matian lembur. Kebanyakan dari mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa. Mereka setiap membanting tulang dari pagi hingga malam, tanpa menyadari bahwa apa yang mereka ciptakan dengan tangan mereka sama sekali bukan vaksin yang digunakan untuk melawan virus, melainkan obat yang digunakan untuk mengendalikan pikiran orang lain.Ketika barang ini bebas keluar melalui jalur legal dan disuntikkan ke dalam tubuh masyarakat luas, mereka semua akan menjadi boneka.“Bos, nggak usah pura-pura lagi. Cuma ada kita berdua saja di sini. Kalau bukan gara-gara kamu sengaja membiarkan Shane membebaskan si Chermiko itu, aku nggak bakal ketahuan dan diincar sama keluarga Pranata. Sebenarnya semua ini sudah kamu atur, dan au cuma jadi pionmu saja,” kata Rainie dengan mata menatap ke bawah untuk menutupi perasaannya. Suaranya juga terdengar sangat datar, tanpa ada sedikit pun kemara
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta
Tidak peduli apa pun yang Ratu katakan, Fred selalu punya seribu satu alasan untuk berdalih.Fred menggeleng dan berkata, “Bukan pintar beralasan, tapi karena semuanya sudah aku pikirkan demi Yang Mulia. Sejak awal sudah kubilang, mereka itu licik dan banyak akal bulusnya. Jangan mudah percaya sama omongan mereka! Mereka pasti mencoba membujukmu untuk menghentikan eksperimennya. Jangan ikuti kemauan mereka. Yang Mulia coba pikirkan, kita sudah sejak lama melakukan penelitian, lalu untuk apa? Kalau sekarang kita menyerah, bukankah semua yang kita lakukan dulu jadi sia-sia? Semua kerja keras, waktu , dan uang yang kita bayar jadi nggak ada artinya! Ini cuma akal-akalan mereka, karena kalau eksperimennya berhasil, kita bisa menguasai dunia. Cuma penduduk Yuraria saja yang bisa kemampuan hidup abadi. Itu sudah cukup untuk menggemparkan dunia, termasuk mereka. Makanya mereka nggak mau eksperimen ini berhasil. Bisa jadi … mereka membujuk Yang Mulia untuk menyerah, tapi habis itu diam-diam me
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan