Pada saat ini, mana mungkin Stella punya suasana hati untuk duduk? Dia sudah kehilangan kesabarannya. “Kak Yuna, apa … ada perubahan di sana?”Kedua mata Stella berlinangkan air mata. Dia menahan air mata agar tidak menetes.“Nggak, bukan!” Ketika melihat Stella yang seperti ini, Yuna memutuskan untuk tidak memberi tahu Stella dulu. Dia menggenggam tangannya, lalu berkata dengan tegas, “Ada yang ingin aku beri tahu, tapi kamu yang tenang dulu, ya? Biar aku selesaikan omonganku.”Stella memiliki firasat buruk. Hanya saja, dia mengangguk. “Oke, aku akan dengar semua ucapanmu! Katakanlah, aku bisa menerima semuanya.”Dari penampilannya, Stella kelihatan sangat tenang. Namun, saat Yuna menggenggam tangannya, dapat terasa bahwa tangannya sedang gemetar.Yuna menggenggam tangannya, lalu berkata dengan pelan, “Mereka sudah kembali.”“Siapa?” Stella masih tidak merespons. Dia terbengong sejenak, lalu segera tersenyum. “Benarkah? Mereka sudah kembali? Di mana? Kenapa mereka nggak pulang ke ruma
Baca selengkapnya