Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 1511 - Chapter 1520

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 1511 - Chapter 1520

2192 Chapters

Bab 1511

“Bella!” Edgar berlari sembari melempar tas kerjanya ke sofa. Dia berjongkok melihat putrinya dengan gugup.Kening Bella tampak terluka. Dia membuka sedikit matanya untuk melihat Edgar. “Pa ….”“Jangan bicara lagi! Papa akan bawa kamu ke rumah sakit!” Edgar sungguh panik saat ini.“Kak Rainie ….” Bella memalingkan kepalanya melihat ke atas tangga, lalu menunjuk ke sisi Rainie.Awalnya Rainie hendak melanjutkan langkahnya. Namun setelah mendengar suara Edgar, dia langsung berhenti. Dia yang sedang berdiri di atas malah ditunjuk oleh Bella.Edgar mengikuti arah yang ditunjuk Bella, lalu tampak keponakan yang tidak pernah dijumpainya selama bertahun-tahun.Ketika melihat tatapan Edgar, Rainie menggerakkan bibirnya. “Om.”“Hmph!” Edgar mendengus dingin. Dia tidak membalas, lalu membungkukkan tubuhnya mencoba untuk menggendong putrinya.Namun berhubung terlalu berat, Edgar tidak berhasil untuk menggendongnya. “Pelayan!” jerit Edgar.“Papa, aku baik-baik saja!” Bella meronta hendak berdiri.
Read more

Bab 1512

Di dalam rumah sakit, luka Bella sudah diperban. Dia menatap ayahnya yang sibuk itu, lalu berkata, “Papa, aku baik-baik saja, serius!”Edgar duduk di samping ranjang, menatap sang putri dengan lembut. “Aku tahu.”“Jadi kenapa Papa ….”“Kamu butuh istirahat,” ucap Edgar, “Istirahatlah dengan baik. Jangan pikirkan apa pun. Serahkan semuanya sama Papa!”“Pa ….” Awalnya Bella hendak mengatakan sesuatu. Tetiba dia kepikiran sesuatu, lalu mengurungkan niatnya.“Kenapa?” tanya Edgar dengan suara lembut.Edgar yang sekarang hanyalah seorang ayah yang ramah. Dia bukan lagi lelaki berwibawa dan galak seperti di saat bekerja.“Nggak kenapa-napa.” Bella tersenyum, lalu berkata, “Maaf telah membuatmu khawatir.”“Dasar bodoh! Kenapa kamu bicara seperti ini sama Papa?” Edgar menyelimuti Bella. Sebenarnya kondisi Bella tidak perlu sampai dirawat di rumah sakit. Hanya saja, Edgar bersikeras meminta dokter untuk memantau kondisinya. Dokter juga tidak berani menolak.“Papa, aku sudah sering membuatmu kha
Read more

Bab 1513

Edgar masih ingat dengan Yuna. Dia pun mengangguk. “Kamu datang untuk jenguk Bella?”“Emm!” Yuna mengangguk, lalu berkata, “Dengar-dengar dia terluka dan dirawat di rumah sakit. Apa yang terjadi?”“Kak Yuna.” Bella yang sedang berbaring di atas ranjang pasien hendak membangkitkan tubuhnya. Namun, Yuna segera maju untuk menahannya. “Jangan asal bergerak! Berbaringlah!”“Aku baik-baik saja!” Wajah Bella merasa panas. Jelas-jelas dia baik-baik saja, tetapi dia malah dianggap sebagai orang yang sedang sakit parah saja. Bella malah dipaksa untuk beristirahat.“Padahal kamu terluka seperti ini, kamu malah bilang kamu baik-baik saja!” Yuna melihat cedera di kening Bella. Dia merasa lukanya tergolong cukup parah. Dia juga tidak tahu bagaimana ceritanya Bella bisa terluka seperti ini.“Aku baik-baik saja, cuma luka luar saja. Papa yang … maksa aku untuk dipantau selama beberapa hari ini.” Bella sungguh malu. Dia bagai anak yang telah melakukan kesalahan saja. Dia pun melirik ayahnya sekilas.“S
Read more

Bab 1514

Ketika mengungkit dokter genius, Yuna pun kepikiran dengan Chermiko. Entah bagaimana kondisinya saat ini? Haish!“Kalau begitu, apa papamu menyelidiki masalah ini?” tanya Yuna kembali.“Aku nggak tahu.” Bella menggeleng. Dia juga tidak jelas. “Saat dia tahu, dia merasa sangat syok dan marah. Tapi kemudian dia nggak mengatakan apa-apa lagi. Mungkin karena dia melihat kondisiku sudah semakin membaik. Jadi, dia nggak permasalahin masalah ini lagi.”Yuna menggeleng. “Nggak mungkin!”Edgar sangat menyayangi putrinya. Buktinya, sekarang Bella hanya mengalami luka luar saja, dia malah memaksa Bella untuk dirawat di rumah sakit. Apalagi Bella sudah keracunan dalam waktu lama, mana mungkin Bella tidak menyelidikinya?Edgar tidak mengungkitnya, mungkin dia sedang menyelidikinya secara diam-diam? Atau bisa jadi Edgar sedang menyusun rencana lain?Yuna juga telah melihat contoh dari diri Brandon. Lelaki yang kelihatannya sangat tenang malah akan kelihatan menakutkan ketika melakukan balas dendam.
Read more

Bab 1515

Tetiba tidak terdengar suara apa-apa dari ujung telepon. Bagus! Pasti Kenzi telah berbuat sesuatu!Yuna menghela napas tanda dirinya tidak berdaya. “Kenzi, bisa nggak kamu memperlakukan kakekmu dengan lebih baik?”“Aku sudah cukup baik!” balas Kenzi dengan cepat. Dia merasa dirinya adalah seorang anak baik.“Dasar bocah tengik! Kamu lari ke mana lagi! Hei, kenapa kamu ambil ponselku? Kamu ….” Dapat terdengar suara jeritan Juan dari ujung telepon.“Mama ….” Sepertinya Kenzi sedang berbicara sama Juan.Disusul terdengar suara sindiran Juan. “Mama kepalamu! Mamamu lagi sibuk, tidak ada waktu untuk urus kamu! Kalau mamamu tahu kamu ngompol di ranjangku, dia pasti akan pukul bokongmu! Mama pula ….”“Mama ….”Kenzi mengulangi ucapannya. Saat ini Juan baru merespons. “Hah?”Disusul, terdengar suara panggilan Yuna. “Halo?”“Pak Tua …,” panggil Yuna.“Apa kamu sudah sampai di Asia Selatan? Hmph? Sinyalnya bagus juga!” Juan mengira Yuna sudah pergi ke Asia Selatan.“Nggak, aku masih di Kanita,”
Read more

Bab 1516

Yuna menyadari bahwa ada yang sedang menyadap ponselnya. Sebelumnya Yuna pernah memasang aplikasi anti retas di ponselnya. Jika terdapat tanda-tanda ada yang memasuki ponselnya, dia pun akan menerima notifikasi. Yuna masih ingat dia pernah mentertawakan Brandon ketika Brandon memasang aplikasi ini ke ponselnya.Saat itu, Yuna merasa dirinya hanyalah seorang peracik aroma. Siapa juga yang akan menyadap ponselnya, ditambah lagi dia juga tidak memiliki rahasia apa-apa di ponselnya. Namun kali ini, Yuna sungguh kagum dengan kepintaran Brandon.Setelah panggilan diakhiri, Yuna menatap ponsel di tangannya. Seandainya ada yang menyadap ponselnya, itu berarti pembicaraannya dengan Juan dan Brandon sudah diketahui. Yuna tidak boleh menunggu lagi. Dia harus turun tangan sekarang.Yuna memutar arah mobilnya. Dia pergi membeli ponsel baru, lalu memasang nomor baru. Kemudian, Yuna menggunakan nomor baru itu untuk menghubungi nomor baru Brandon waktu itu. Namun, tidak ada yang menjawab.Mungkin Bran
Read more

Bab 1517

Lelaki itu berbicara dengan sangat sungkan. Sepertinya tidak memungkinkan seandainya Yuna bersikeras membawa anggotanya untuk menerobos ke laboratorium.Yuna memiringkan kepalanya. “Kalian tunggu di sini saja. Aku akan segera kembali.”“Nyonya!” Pengawal masih saja tidak tenang.“Tenang saja!” Yuna mengangkat salah satu tangannya, lalu membalas dengan datar. Dia melihat ke dalam sekilas. Meskipun di dalam sangatlah berbahaya, Yuna tetap harus menerobos ke dalam!Yuna masuk ke dalam pintu gerbang. Pintu di belakang pun ditutup. Suasana di dalam gedung laboratorium terasa sangat dingin.Sebelumnya ketika Delon dan Yuna masih di laboratorium, pintu gerbang tidak akan ditutup rapat di siang hari. Ada juga orang-orang yang keluar masuk di depan sana. Meskipun tidak tergolong ramai, setidaknya terasa hawa manusia. Namun sekarang … gedung ini bagai gedung telantar saja.Yuna menengadah kepala menatap gedung sekilas, lalu masuk ke dalam.Baru saja memasuki gedung, tampak Rainie yang mengenakan
Read more

Bab 1518

Setelah melewati depan ruang laboratorium, tidak kelihatan batang hidung siapa pun di dalam. Instrumen di dalam sana masih lengkap. Hanya saja, tempat ini tergolong telantar. Yuna dapat melihat banyak debu di atas sana.Kemudian, Yuna melanjutkan langkahnya. Tempat Yuna berhenti sekarang adalah kamar Delon sebelumnya.Dulu saat sibuk dengan penelitian, Delon bahkan tidak sempat untuk pulang ke rumah, terpaksa tinggal di laboratorium. Pangkat yang lebih tinggi seperti Yuna dan Delon memiliki ruangan istirahatnya sendiri.Sekarang Delon sudah tiada. Pintu kamarnya terbuka lebar. Namun, isinya malah kosong melompong, tidak ada satu pun dokumen di atas meja.Yuna melangkah maju. Tetiba terdengar suara dari belakang. “Kamar Pak Delon sudah dibersihkan dengan sangat bersih. Seharusnya barangmu nggak ada di dalam sana?”Yuna memalingkan kepalanya, lalu tampak Rainie yang entah sejak kapan berdiri di dekatnya.Biasanya Yuna selalu meningkatkan kewaspadaannya. Dia tidak mungkin tidak menyadarin
Read more

Bab 1519

“Gimana kita bisa mengetahuinya sebelum penelitian berhasil? Mungkin rugi itu cuma menurutmu saja?” balas Rainie.Pada saat ini, terdengar suara bunyi lift. Mereka pun telah tiba.Yuna tidak membalas lagi. Pintu lift dibuka. Baru saja Yuna hendak melangkah keluar, malah tampak seseorang berdiri di luar sana menghalangi langkah mereka berdua.“Shane?” Yuna merasa kaget.Setelah melihat keberadaan Shane, kening Rainie tampak berkerut. “Shane, apa lagi yang ingin kamu lakukan?”“Bu Yuna sudah bukan anggota laboratorium lagi. Tidak seharusnya dia berada di sini.” Shane tidak menjawab pertanyaan Rainie. Shane menatap Yuna, lalu berkata sepatah demi sepatah.Yuna berusaha memendam amarah di hatinya. Dia juga sedang menatap Shane. “Aku datang untuk mengambil barangku yang ketinggalan di sini. Kenapa? Memangnya nggak boleh, ya, Bos?”Yuna sengaja menekankan kata terakhirnya. Sebenarnya apa yang ingin dilakukan Shane? Kenapa dia selalu menghalanginya?“Ketinggalan apa? Hingga perlu ambil di sin
Read more

Bab 1520

“Shane, sepertinya aku baru benar-benar kenal sama kamu. Kamu sungguh berwibawa, ya!” Yuna menatap Shane dengan mendengus dingin. Dia mundur kembali ke dalam lift, lalu melanjutkan, “Benar apa katamu. Aku sudah meninggalkan tempat ini, nggak seharusnya aku datang lagi. Aku akan segera pergi. Kalian juga nggak usah berantem lagi.”“Jangan!” Rainie merasa syok hendak menarik tangan Yuna. Namun, Yuna malah menepis tangannya.“Dia nggak berhak buat keputusan di sini!” Rainie merasa sangat marah. Dia menatap Yuna, lalu berkata, “Bukannya kamu ingin lihat ruanganku? Kenapa? Apa kamu nggak ingin cari barangmu lagi? Kamu nggak ingin lihat apa yang ingin kamu lihat?”Ucapan Rainie mengandung banyak godaan. Yuna tersenyum datar. “Tadi sih ingin, tapi sekarang aku nggak ingin lagi! Benar apa kata Pak Shane, ada banyak rahasia di dalam laboratorium. Nggak seharusnya aku banyak bertanya. Aku permisi dulu!”Seusai berbicara, Yuna langsung menekan tombol di dalam lift.“Jangan pergi!” Rainie berusah
Read more
PREV
1
...
150151152153154
...
220
DMCA.com Protection Status