Home / Romansa / Istri Kesayangan CEO / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Kesayangan CEO: Chapter 131 - Chapter 140

2186 Chapters

Bab 131

Sudah sampai pada titik ini, dia akan sulit sekali untuk mundur. Tatapan para tamu membuat Valerie mau tidak mau harus menghadapi situasi ini. Dia mencoba menyemangati dirinya sendiri dalam hati bahwa ini hanya percobaan parfum saja.Dia hanya perlu berbicara beberapa kalimat dan menganalisis beberapa komponen dari bahan parfum tersebut. Tidak akan ada masalah besar yang terjadi kalau dia salah menebak.Meski begitu, rasa gugupnya juga tetap tidak bisa dikendalikan. Untuk mengambil selembar kertas dan pulpen saja tangannya sudah bergetar luar biasa hebat. Dia mencoba menghirup aroma tersebut dan mulai berusaha keras berpikir. Valerie akan menyampaikan komponen bahan utama dari parfum dan memperkirakan persentasenya.“Bu Valerie?”Panggilan sang pembawa acara kali ini disahuti dengan cepat oleh perempuan itu. “Saya pribadi lebih suka dengan parfum tipe ini. Biasanya saya lebih suka aroma elegan dan lembut, parfum ini bisa membuatku merasa tenang.”“Saya nggak tahu kalau pencipta aroma i
Read more

Bab 132

Dia mengangkat tangan perempuan itu dan mengecup telapak tangan Valerie dengan lembut.Sedetik kemudian ruangan acara dipenuhi oleh riuh tepuk tangan. Sedangkan Valerie yang ada di atas panggung justru menarik tangannya.Yang dilihat oleh orang-orang adalah Lawson mengecup punggung tangan Valerie. Akan tetapi hanya Valerie sendiri yang bisa merasakan kalau lelaki itu sempat menjulurkan lidahnya dan menjilat kulitnya.Gerakan Valerie sangat cepat ketika menarik telapak tangannya hingga membuat semua orang belum sempat menyadari apa yang sedang terjadi.Lidah lelaki itu bagaikan lidah milik kucing yang dipenuhi duri hingga bisa membuat hatinya ketar-ketir berantakan. Wajah Valerie terlihat memerah, tetapi dia tidak bisa berkata apa pun di hadapan begitu banyak orang. Dia hanya bisa menunduk dan tersenyum tipis seakan-akan Valerie tengah merasa malu karena baru saja dipuji.Hanya Yuna yang menyipitkan mata dan menatap Valerie dengan sorot curiga. Karena jaraknya cukup jauh, dia tidak bisa
Read more

Bab 133

Hari ini merupakan hari yang sangat menegangkan bagi Valerie. Dia nyaris jatuh ke dalam jurang tak berdasar yang begitu dalam. Akan tetapi di saat-saat paling genting, justru sosok Lawson yang menariknya.Perasaannya sangat berantakan ketika dalam perjalan pulang ke hotel. Ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan olehnya dengan kata-kata. Lawson menggenggam tangannya sepanjang perjalanan dan Valerie juga tidak menolaknya.Keadaan di dalam mobil sangat sunyi tanpa ada suara lain selain suara mobil. Udara di sekitar mereka seperti membuat Valerie tidak tenang. Perasaannya gusar dan panik hingga membuat kaki tangannya berubah dingin.Setibanya di hotel, Valerie turun dan digandeng masuk ke dalam lift oleh Lawson. Saat pintu lift tertutup, lelaki itu memutar tubuhnya dan menjepit tubuh Valerie di antara dinding lift.“Pak Lawson!” seru Valerie terkejut.“Valerie, hari ini aku sudah membantumu. Sepertinya kamu harus mengucapkan terima kasih padaku, bukan?” kata Lawson dengan sebelah tangan ya
Read more

Bab 134

Yuna bertanya tanpa suara, tetapi Edith tidak menjawabnya sama sekali. Dia terlihat fokus mendengarkan ucapan orang di seberang telepon sambil menganggukkan kepala tanda mengerti. “Baik, aku tahu. Iya, aku mengerti. Aku akan pergi sekarang juga, tenang saja.”Hingga sambungan telepon telah terputus, Yuna baru bertanya, “Kenapa? Mau ke sana?”“Iya, kantor ada membeli bahan dan minta aku untuk memeriksanya sebentar,” jawab Edith sambil mengangguk.“Kalau gitu aku temani kamu ke sana,” sahut Yuna.Tetapi perempuan itu justru menggelengkan kepalanya dan berkata, “Nggak perlu, katanya harus aku sendiri yang pergi dan nggak boleh membawamu.”Khawatir Yuna akan salah paham, Edith buru-buru lagi menambahkan, “Ini bukan masalah nggak percaya denganmu. Hanya saja terkadang masalahnya bukan muncul dari pihak perusahaan, tetapi dari klien yang terkadang ada saja permintaan yang aneh-aneh.”“Tapi nggak apa-apa, ada mobil kantor yang antar aku ke sana, ada sopir juga. Aku ke sana buat melihat-lihat
Read more

Bab 135

Rasanya begitu membahagiakan berada di pelukan Brandon. Yuna mendongak dan bertanya, “Kapan kamu sampainya?"Lelaki itu mendaratkan kecupan lembut di kening Yuna dan menjawab, “Coba tebak!”Yuna mendelik pada lelaki itu yang mencoba bermain tebak-tebakan dengannya. Setelah itu dia terlihat berpikir sebentar dan berkata, "Di hari aku berangkat, kamu juga ikut berangkat? Hanya saja waktunya berbeda. Mungkin kamu ambil penerbangan lebih sore?”Brandon tertawa mendengar tebakan perempuan itu. Dia memegang wajah Yuna dengan kedua tangannya dan mendaratkan kecupan dalam sambil berkata, “Pintar sekali!”“Karena waktu itu aku mencoba menghubungimu, tapi ponsel kamu mati. Walaupun sedang rapat, kamu nggak pernah mematikan ponselmu. Sepertinya waktu itu kamu lagi ada di pesawat?” tanya Yuna.Dia tidak menyangka kalau lelaki itu akan menyusulnya ke sini. Oleh karena itu, saat dia menghubungi Brandon, Yuna tidak terpikir bahwa lelaki itu akan datang.“Gimana cara aku memberikan hadiah buat kamu ya
Read more

Bab 136

“Memangnya cemburu harus lihat gender?!” balas Brandon.Tidak akan pernah bisa menang melawan seorang lelaki yang sedang cemburu buta.“Ok, aku merasa bangga bisa membuat Pak Brandon cemburu. Tapi ….” Yuna menghentikan ucapannya dan memegang wajah lelaki itu dengan kedua tangannya. Dia melanjutkan ucapannya sambil menatap lelaki itu, “Kita juga harus memikirkan orang lain. Aku telepon dia dan tanya keadaan dia untuk memastikan dia aman. Setidaknya kamu masih bisa di sini beberapa waktu.”Dengan cepat Yuna mendaratkan kecupan singkat di bibir Brandon. Setelah itu dia langsung menghubungi Edith. Brandon hanya diam saja diperlakukan seperti itu. Cara Yuna memperlakukannya membuat Brandon sulit untuk menolak.“Kak Edith, kamu sudah ada di mana? Gimana keadaan di sana?” tanya Yuna. Sebenarnya dia juga tidak tahu apakah klien yang ada di tempat tersebut merupakan klien mereka sungguhan. Akan tetapi, dia tetap harus memastikan keamanan temannya itu.“Kira-kira butuh waktu berapa lama lagi? Se
Read more

Bab 137

Di saat keromantisan di antara kedua insan tersebut sedang bermekaran, suara ponsel milik Yuna menghancurkan semuanya. Dia mengambil ponselnya dan menerima panggilan tersebut.“Halo?”“Yuna, aku sudah balik dan lagi beli makan di bawah. Kamu mau makan apa?” tanya Edith.Sedetik kemudian Yuna tersadar dan dengan cepat dia mendorong tubuh Brandon untuk mendudukkan tubuhnya. “Ng-nggak perlu, aku nggak lapar.”“Oh, kamu sudah tidur ya? Aku sudah mau sampai.”“Ok!” jawab Yuna sambil mematikan sambungan telepon. Dia tersadar dan dengan tergesa-gesa bangkit berdiri sambil mendorong tubuh Brandon dan berkata, “Cepat, cepat! Edith sudah mau naik! Kamu buruan pergi! Jangan sampai dia ketahuan!”Yuna sibuk merapikan pakaiannya dan mengambil luaran lelaki itu untuk diserahkan pada Brandon. Gerakannya terhenti dan mendapati lelaki itu hanya duduk diam di sana dengan wajah menggelap.“Sudah, aku tahu aku yang salah hari ini. Tapi nggak ada cara lain. Kamu tahu sendiri kalau kita nggak boleh ketahuan
Read more

Bab 138

Jantung Yuna nyaris saja melompat keluar dari tempatnya. Nyaris sekali mereka berdua saling bertemu! Senyumannya mendadak terlihat sedikit terpaksa dan tidak alami.“I-iya!”Melihat senyuman kaku di wajah Yuna membuat Edith berdiri di hadapannya dan memandangi perempuan di depannya ini dengan kepala menyamping. Jari tangan Edith menunjuk wajah Yuna dan berkata, “Ada yang aneh!”“Mana ada yang aneh! Kamu yang bilang sudah mau sampai. Aku pikir aku juga harus membukakan pintu buat kamu, jadi aku sekalian lihat kamu sudah sampai apa belum. Lihat! Perhitunganku tepat bukan?” kata Yuna panjang lebar. Dia berusaha menutupi rasa gusarnya dengan berceloteh.Yuna menerima barang bawaan yang dibawa oleh Edith kemudian berbalik masuk ke kamar. “Beli makanan enak apa saja nih?”“Nggak ada jatah kamu!” kata Edith.“Jangan pelit dong!” Yuna meletakkan barang bawaan Edith ke atas meja dan membukanya. Di dalam kantong plastik tersebut berisi sop, kue dan juga nasi. Aromanya sangat menggiurkan, tetapi
Read more

Bab 139

“Benarkah?” tanya Edith dengan nada curiga.Yuna menarik napas dalam-dalam dan mendorong bahu Edith dan berkata, “Percaya sedikit dong! Hilangkan ‘kah’ di akhir pertanyaan kamu! Pokoknya seperti itu!”“Aku dulu nggak menyadari kalau ternyata kamu hobi gosip juga. Aku lebih suka kamu yang diam, cuek dan emosian. Buruan pergi mandi! Setelah itu gantian aku yang mandi!”“Kamu pasti ketahuan dan sesuai dengan tebakanku sebelumnya, makanya bersikap seperti ini. Ya sudah, aku nggak mau memperpanjang masalah dengan anak kecil!” kata Edith sambil berbalik masuk ke kamar mandi.Yuna hanya terdiam dan diam-diam menghela napas lega karena berhasil mengelabui Edith. Akan tetapi, dia dan Brandon harus ekstra hati-hati selama ada di kota ini dan jangan sampai ketahuan.Buru-buru Yuna mengeluarkan ponselnya saat teringat akan lelaki itu. Terlihat pesan singkat dari Brandon yang berisi, “1808.”Angka itu merupakan nomor kamar milik lelaki itu. Yuna terbahak dan mengirimkan stiker pada lelaki itu. Dia
Read more

Bab 140

“Kenapa nggak bisa tidur? Ada yang sakit? Apakah bayinya membuatmu susah?” tanya Logan penuh perhatian.“Nggak kok, aku hanya nggak bisa tidur saja. Mungkin aku kangen sama kamu,” kata Valerie dengan nada manja.“Logan, kamu boleh datang ke sini untuk menemani aku nggak?” tanya Valerie lagi mencoba peruntungan.“Ok, setelah urusan aku di sini selesai, aku akan ke sana untuk menemani kamu,” jawab lelaki itu dengan cepat. Lelaki itu selalu menjawabnya dengan kalimat seperti itu.Karena Logan menjawabnya terlalu cepat, membuat Valerie merasa bahwa lelaki itu tidak memiliki niat seperti itu. Dia terlihat mengucapkannya tanpa mengingatnya dalam hati. Cara bicara lelaki itu membuat Valerie merasa tidak senang.“Memangnya kapan urusanmu selesai? Di sini juga sudah keburu selesai sebelum kamu datang! Memangnya kamu nggak bisa langsung datang saja? Besok atau hari ini! Memangnya butuh waktu yang lama untuk pesan tiket? Hanya dua jam saja memangnya kamu nggak bisa menemaniku?”“Valerie, jangan n
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
219
DMCA.com Protection Status