Fahrel tahu temperamen abang iparnya memang seperti ini. Hanya saja, dia merasa malu saat ini. Pada akhirnya, dia tersenyum canggung, lalu menambahkan, “Kak Edgar, sekarang masih pagi, kenapa kamu malah buru-buru ke kantor? Apa aku tidak diperbolehkan untuk bicara beberapa patah kata sama Kak Edgar?”“Apa kamu ada urusan serius? Kalau kamu tidak ada, aku ada urusan serius!” Edgar sungguh kesal melihat omongan panjang lebar Fahrel. Dia pasti telah memendam banyak rencana buruk.Ketika menyadari Edgar tidak gembira, Fahrel pun segera menyimpan senyumannya dan berkata, “Ada, ada, ada! Tentu saja ada urusan serius! Kak, dengar-dengar Kakak memegang kendali dalam masalah lelang Saenar?” Setelah mendengar berita ini, Fahrel langsung mengunjungi Edgar, lantaran takut akan terlambat.Fahrel sadar abang iparnya yang satu ini tidak pernah memberi keuntungan untuk keluarganya sendiri. Jadi bodoh jika Fahrel tidak mengambil inisiatif untuk mengambil kendali sendiri.“Dengar-dengar? Dengar dari sia
Read more