Fahrel tahu temperamen abang iparnya memang seperti ini. Hanya saja, dia merasa malu saat ini. Pada akhirnya, dia tersenyum canggung, lalu menambahkan, “Kak Edgar, sekarang masih pagi, kenapa kamu malah buru-buru ke kantor? Apa aku tidak diperbolehkan untuk bicara beberapa patah kata sama Kak Edgar?”“Apa kamu ada urusan serius? Kalau kamu tidak ada, aku ada urusan serius!” Edgar sungguh kesal melihat omongan panjang lebar Fahrel. Dia pasti telah memendam banyak rencana buruk.Ketika menyadari Edgar tidak gembira, Fahrel pun segera menyimpan senyumannya dan berkata, “Ada, ada, ada! Tentu saja ada urusan serius! Kak, dengar-dengar Kakak memegang kendali dalam masalah lelang Saenar?” Setelah mendengar berita ini, Fahrel langsung mengunjungi Edgar, lantaran takut akan terlambat.Fahrel sadar abang iparnya yang satu ini tidak pernah memberi keuntungan untuk keluarganya sendiri. Jadi bodoh jika Fahrel tidak mengambil inisiatif untuk mengambil kendali sendiri.“Dengar-dengar? Dengar dari sia
“Kak Edgar, gimana kalau aku antar kamu?” ucap Fahrel dengan lekas, “Aku baru saja ganti mobil baru. Gimana kalau Kak Edgar coba duduk? Siapa tahu Kak Edgar menyukainya ….”Edgar memalingkan kepalanya melirik Fahrel sekilas. Keningnya spontan berkerut. Kemudian, Fahrel langsung menimpali, “Oh oke … aku mengerti! Mesti merendah! Mesti merendah!”Senyuman terlukis di atas wajah Fahrel. Namun, Edgar malah menggeleng.Sepertinya tak peduli berapa kali Edgar berpesan, Fahrel tidak akan bisa mengerti maksud ucapannya. Sudahlah! Tidak ada gunanya untuk banyak bicara!…Setelah Edgar pergi, Fahrel baru pulang ke rumah. Begitu masuk ke rumah, kebetulan istrinya hendak keluar rumah. Dia pun berdecak. “Kenapa malah keluar lagi?”“Aku ingin pergi mencari dokter genius!” balas Susan, “Apa maksudmu ‘lagi’?”Fahrel melambaikan tangannya, langsung mengalihkan topik pembicaraan. “Untuk apa kamu cari dokter genius? Bukankah kamu bilang sendiri Bella tidak mau konsultasi?”“Apa yang dimengerti bocah itu
“Coba kamu lihat, kalau bukan karena aku, apa kamu bisa mendapatkan proyek itu?” Susan merasa kontribusinya sangat besar dalam mendapatkan proyek Saenar, dia pun merasa sangat bangga.Setelah berjalan pergi beberapa langkah, Susan menghentikan langkahnya, lalu memalingkan kepalanya dan bertanya, “Oh ya? Apa kamu yakin kakak iparmu sudah menyetujui permintaanmu? Jangan-jangan kamu yang salah paham?”Fahrel terbengong sejenak ketika mendengar ucapan istrinya. Dia berpikir dengan saksama, lalu membalas, “Seharusnya … iya. Aku disuruh untuk menyusun proposal dengan baik. Dia juga menyuruhku untuk berusaha lebih giat ….”Tetiba Fahrel terdiam sejenak, lalu melambaikan tangannya dan berkata, “Haish, kamu tidak mengerti! Pebisnis seperti mereka suka berbicara kata yang abu-abu supaya tidak gampang untuk mendapatkan kesalahan mereka. Dia bisa berbicara seperti itu berarti dia sudah memberi kode yang sangat jelas! Kalau aku tidak mengerti, itu berarti aku yang bodoh!”Fahrel memang berbicara se
Dibandingkan dengan Bella, putrinya Susan, Rainie, lebih bisa diandalkan. Dia mempelajari ilmu pengobatan modern di luar negeri, lalu kembali untuk mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Masa depan putrinya pasti akan sangat cemerlang!Oh ya, jika memungkinkan, Susan berharap dokter genius bisa menerima putrinya menjadi muridnya.Meskipun Rainie tidak bisa menjadi murid dari Pak Juan, setidaknya Susan akan merasa bangga jika putrinya bisa menjadi pengikut dari pengikut Pak Juan!Dengan berpikir seperti ini, Susan semakin tidak sabaran ingin membujuk dokter geniusnya.…Saat Chermiko hendak keluar rumah, langkahnya dihalangi oleh Susan.Chermiko sungguh tidak menyangka bahwa wanita ini sungguh hebat. Susan bukan hanya bisa mendapatkan nomor teleponnya, wanita itu bahkan bisa menemukan alamat tempat tinggalnya. Jujur saja, wanita ini sungguh mengerikan.Susan tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Chermiko. Dia pun tersenyum dengan sangat bersahabat. Dia menenteng kantongan besar dan ke
Susan terdiam membisu. Padahal dia hanya sedang bercanda saja, si dokter genius malah menganggap serius.Saat Susan merasa ragu, Chermiko langsung memasang sabuk pengaman, lalu berkata dengan wajah sinis, “Tidak usah kalau kamu tidak berani!”Ucapan ini langsung memancing rasa arogan di hati Susan. “Kata siapa aku tidak berani!”Chermiko juga tidak meladeninya, lekas mengendarai mobilnya.Susan mengira Chermiko sedang marah. Dia segera berkata, “Tuan Chermiko, orang lain mungkin takut sama Keluarga Setiawan, tapi aku tidak takut! Kakak iparku itu Pak Edgar. Mana mungkin aku takut sama dia! Kamu tunggu saja, aku akan pergi memukulnya. Apa setelah aku memukulnya, kamu pasti akan mengobati keponakanku?”Tatapan Chermiko tertuju pada depan jalan. Dia hanya menganggap wanita ini sedang menggila saja. “Kita bicarakan lagi nanti!”Selesai berbicara, pedal gas dipijak dan mobil melaju kencang.Susan segera melepaskan tangannya. Melihat mobil bergerak semakin menjauh, dia pun menjerit, “Tuan Ch
Chermiko memegang lehernya sembari berusaha untuk berbicara. Hanya saja, dia masih tidak bisa bersuara sama sekali.Saking paniknya, air keringat bercucuran di wajah Chermiko. Namun, Yuna malah membelakanginya, lalu melakukan penelitian dengan serius.Chermiko memang tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi dia yakin semua ini ada hubungannya dengan Yuna. Dia mengangkat tangannya, lalu menepuk-nepuk Yuna. Hanya saja, Yuna masih tidak meladeninya. Berhubung Chermiko masih pantang menyerah, dia kembali menepuk Yuna lagi dan lagi ….Yuna merasa kesal, lalu menekan bagian tubuh Chermiko yang lain. “Kamu bisa diam nggak!”Kali ini, Chermiko bukan hanya tidak bisa bersuara, tangan dan kakinya bahkan tidak bisa bergerak.Perasaan ini sangatlah aneh dan menakutkan. Dia berdiri di tempat sembari memutar bola matanya. Dia merasa semua ini terasa sangat ajaib.Jangan-jangan memang ada ilmu seperti ini di dunia? Sekarang wanita yang diremehkannya malah menguasai kemampuan itu?Chermiko sungguh t
Seketika, perhatian Delon juga tertuju pada data di atas monitor komputer. Dia melepaskan tangan yang diletakkan di atas pundak Chermiko, lalu berjalan maju. “Bagaimana sekarang?”Yuna tidak menjawab, melainkan menekan keyboard dengan cepat. Data di atas layar komputer bergerak dengan cepat. Beberapa saat kemudian, akhirnya penggabungan data berhasil.“Sudah berhasil!” Terdengar kegembiraan dari dalam suara itu.Dalam eksperimen kali ini, Yuna memang mencampurkan obat herbal yang relatif sederhana. Namun, eksperimen ini bisa dianggap sebagai loncatan besar untuk ke depan. Begitu ada contoh keberhasilan, percobaan selanjutnya tidak akan begitu sulit lagi. Sebab pasti ada kesamaan dalam percobaan ini.“Bagus sekali!” Profesor Delon merasa sangat gembira. “Bagus sekali! Sungguh bagus sekali!”“Yuna, aku tahu pandanganku tidak salah! Kamu memang hebat sekali!” Delon tak berhenti memujinya. “Setelah kamu kembali, aku percaya eksperimen selanjutnya pasti akan berhasil!”“Chermiko, apa ucapan
Sekarang hanya terdapat rasa terkejut di dalam pikiran Chermiko. Mengenai masalah lain, termasuk masalah eksperimen, semuanya tidak bisa menghilangkan rasa terkejutnya.Delon merasakan ada yang aneh dengan Chermiko. Dia kepikiran bahwa sebelumnya Chermiko sangat meremehkan Yuna. Dia merasa mungkin Chermiko merasa tidak gembira lantaran Yuna berhasil dalam menjalankan percobaan. Jadi, Delon pun berkata, “Chermiko, belakangan ini kamu sudah bekerja keras demi penelitian ini. Kamu lihat sendiri, kantong matamu juga sudah semakin hitam saja. Bagaimana kalau kamu istirahat hari ini? Kesehatanmu lebih penting!”“Aku baik-baik saja. Pak Delon, aku tidak perlu istirahat. Aku ….”Belum sempat Chermiko menyelesaikan omongannya, omongannya pun disela oleh Delon. “Haish, jangan kira kamu masih muda, jadi kamu menyepelekan kesehatanmu. Namanya eksperimen, waktu yang diperlukan sangatlah panjang. Sekarang eksperimen juga sudah berhasil. Aku percaya selanjutkan pasti akan ada terobosan baru lagi!”“K
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat