Home / Romansa / Tunjukkan Pesonamu, Nina! / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Tunjukkan Pesonamu, Nina!: Chapter 81 - Chapter 90

121 Chapters

80

D-DAYKepalan tangannya semakin erat kala melihat Bagas bersenda gurau dengan Nadya. Selayaknya pasutri yang memiliki dunia. Seolah yang lain hanya menumpang lewat. Bagas terhitung sudah tiga kali mengabaikannya. Pertama saat berselisih di lorong kamar, di dapur, lalu di ruang santai. Entah apa yang dilihat keduanya di layar ponsel. Bahkan saat Kanaya telah memanggil keduanya untuk sarapan bersama pun terabaikan. Nina hanya diam, sambil menscroll ponselnya ke atas dan ke bawah secara teratur seperti orang kurang kerjaan. Tanpa ada yang tahu, seluruh inderanya menjadi tajam untuk mendengar dan melihat apa yang dilakukan Nadya dan Bagas.Nadya berbisik kepada Bagas sembari tangannya yang bergelayut manja pada lengan pria itu lalu beranjak dari duduknya sambil mengedipkan mata. Bagas menyunggingkan senyum tipis, lalu mengikuti Nadya menuju lorong-lorong kamar."Stts! Kemana tuh?" Bisik Ikbal. Lalu dengan santai duduk di sebelah Nina sambil tangan kirinya menyender pada punggung gadis it
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

81

'Brak!' "Kambing!" "Kamu kenapa sih cuekin aku dari semenjak games tadi malam? Kalau aku punya salah aku minta maaf. Tapi kasih tahu dong letak kesalahanku dimana, jangan main kabur-kaburan begini. Aku kan bukan cenayang!" Nina berusaha mengatur napasnya yang tersengal pun dengan Bagas yang masih mengatur detak jantungnya akibat kebar-baran Nina saat membuka pintu. "Sabar. Kita selesaikan secara kekeluargaan." "Aku udah sabar tapi kamunya nggak peka. Pakai sok-sokan nempel sama Nadya. Padahal sehari sebelumnya baru aja gombalin aku. Kamu mau cosplay jadi Mas Adam kah?!" Jawab Nina dengan menggebu. "Pfft! Bhahahahahhaa!" Kening gadis itu mengernyit bingung, "Kok ketawa? Kesurupan?" Kedua tangannya terlipat depan dada sambil tubuh bersandar pada daun pintu. Bagas yang masih menyisakan tawa kecil pun menuntun Nina masuk dan menutup pintu kamarnya. "Habisnya muka kamu lucu banget kalau lagi marah." "Oh, yaudah berarti kamu mau aku marah setiap hari?" Nadanya malah semakin naik.
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

82

Lelucon macam apa ini?Ada Bagas tengah berdiri di atas jalan bebatuan yang menuju bibir pantai. Ketika mobil memasuki jalan bebatuan, ekspresi Bagas langsung berubah tegang. Nina merasa tidak nyaman. Jadi ia harus menjadi orang yang memilih?Perasaannya semakin kalut. Bagaimana caranya memilih satu pria lalu setelahnya menolak pria lain? Nina akan terlihat sangat kejam."Nina..." Panggil Adam. Sementara Nina hanya diam sambil memainkan jemarinya dengan gelisah."Sebelum kamu mungkin...akan keluar dari mobil ini. Aku mau ngomong sesuatu," Adam menarik napasnya dalam-dalam, kegundahannya--tidak berhasil tertutupi dengan baik, "Maaf, karena selama ini aku mempermainkan hati kamu, maaf udah bikin kamu kesal, sedih, dan kecewa. Maaf juga atas perasaanku yang sempat berubah. Aku suka sama kamu. Perasaanku mungkin belum terlalu dalam, karena itu aku ingin lebih mengenal kamu, aku mau tahu lebih dalam tentang kamu dan semua hal tentang kamu. Aku yakin bisa bikin kamu bahagia. Kalau kamu pil
last updateLast Updated : 2023-06-10
Read more

83

Nina bernapas lega setelah mobil yang dikendarai oleh Adam menghilang dari pandangannya. Sekarang semuanya telah usai. Tidak ada lagi kebimbangan, Ia telah memilih tambatan hatinya yang semoga saja akan bertahan lama.Bagas sendiri sudah tidak sabar, sehingga ia melangkahkan kakinya menuju Nina dengan senyuman hangat. Sejak awal ia sudah yakin Nina akan memilihnya, tapi tetap saja masih terasa tak nyata. Kesempatannya mungkin--98%? Ia pikir 2% Adam akan berhasil membalikkan keadaan. Tapi, lihatlah! Kini, raga gadis itu ada di depannya. Hanya tinggal satu langkah lagi maka Bagas bisa membawanya ke dalam pelukan."Kamu disini," Kata Bagas."Iya," Jawab Nina dengan senyum malu."Makasih banyak udah kasih aku kesempatan," Kata Bagas lagi. Lalu segera membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Nina awalnya terkejut, namun kemudian, tangannya juga ikut melingkari pinggang Bagas."Ih, kok peluk-peluk sih. Kan kita belum jadian," Nina mengeluh. Meskipun begitu, kedua tangannya malah semakin erat.
last updateLast Updated : 2023-06-11
Read more

84

Ada suasana yang berbeda pagi ini. Adam menjadi dingin sejak kemarin. Ia tidak lagi menyapa, tidak pula bersenda gurau dengan Nina seperti biasa. Merasa deja vu, Adam kembali ke setelan awal. Ia kembali menjadi Adam saat pertama kali mereka kenal. Nina tidak bisa berbuat banyak akan hal itu. Memang, Adam sudah mengatakan sebelumnya bahwa setelah ini keduanya tidak akan bisa berteman lagi. Secara halus Adam memutus tali pertemanan keduanya sejak Nina melakukan penolakan. Mungkin juga, ini adalah cara ampuh untuk Adam mengatasi rasa sakit hatinya.Pagi bermula dengan cerah. Matahari memancarkan sinarnya menciptakan cuara yang bagus bagi dunia penerbangan. Padahal, banyak dari mereka yang berat hari meninggalkan pulau seribu pura. Sarapan telah siap dengan meriah. Tentu saja dimasak oleh Nina sebagai chef yang paling dipercaya. Dibantu Bagas yang err--hanya bisa membuat kekacauan. "Yang ini masakan gue. Ayo cobain!" Bagas berseru. Ikbal kemudian mencibir, "Lo jangan ngaku-ngaku ya. K
last updateLast Updated : 2023-06-12
Read more

85

"BAPAKK! AMPUN!" Bapak berlari dengan cepat, tak lupa gagang sapu ditangannya demi mengejar saat anak pertamanya sampai di rumah. Nina sontak berlari terbirit-birit bahkan kakinya hampir tersandung. Sementara ibunya heboh mengaduh dan berusaha menghentikan bapak. Adiknya? Hm, anak itu memilih tidak peduli dan melanjutkan game Mobel Lejen kesayangannya."Anak nakal! Baru sebulan udah berani masuk ke kamar laki-laki. Mana cowok itu, biar bapak kunyah sampai jadi bubur. Beraninya ngurung anak perawan di dalam kamar," Teriak Bapak menggelegar hingga ibu mengucapkan istigfar berkali-kali.Melihat adanya kesempatan, Nina berlindung dibalik punggung ibu. Ia benar-benar takut dengan bapaknya. Duh, Nina tidak tahu seberapa jauh adegan yang ditayangkan di tv sampai bapak murka begini jadinya. Sepertinya ia harus melayangkan protes. "Nggak ngapa-ngapain, Pak! Cuma ngobrol kok ngobrol," Elak Nina."Alah jangan ngeles. Bapak nonton tahu!""Udah toh, Pak. Malu dilihat tetangga," Ibu masih berusah
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

86

"Bu bos nggak mau merayakan 1 juta followers? Gue udah siap menampung ikan-ikanan maupun daging-dagingan dari yang haram sampai yang halal," Kata NicoNina yang sedang menikmati santapan siangnya mendelik kesal, "Daging lo gue jadiin Nico guling mau?!""Hehe, ampun Mbak. Galak amat si. Lagi PMS?""Ya, siapa yang nggak emosi lagi akhir bulan ditagih traktiran, Co?!" Sewot Nina.Sasa datang dari arah luar lalu langsung menyerobot makanan Nina dan dimakannya dengan santai, "Gila akting lu boleh juga. Harus berterimakasih lo sama Adam berkat dia nyakitin lo, lo dapet banyak popularitas," Sasa ikut menyahuti. Nina mendengus, beginilah kehidupan sehari-hari yang sebenarnya. Fimata karyawan, Nina tidak ada wibawanya sama sekali. Para karyawannya ini sehari saja tidak kurang ajar pada Nina mungkin langsung gatal-gatal."Bentar lagi palingan centang biru. Langsung open endorse bubos!" Usul Nico."Kalau tahun depan ada lagi, gue juga kepengen ikutan deh. Lumayan bisa numpang tinggal gratis. Tin
last updateLast Updated : 2023-06-14
Read more

87

"Ya ampun, makannya belepotan kaya anak kecil aja," Bagas mengusap sudut bibir Nina yang terkena saus kacang. Ia menggelengkan kepala melihat bagaimana pacarnya makan seperti orang kesetanan seperti tidak makan 3 hari. Pacarnya? Kata-kata yang melayang di dalam otaknya membuat Bagas seketika bersemu merah. Astaga, ia jadi seperti remaja ABG yang baru mengenal cinta monyet. Tapi, ia benar-benar merasa jatuh cinta sekali kepada gadis dihadapannya ini. Saking cintanya, tidak bertemu satu jam serasa kehilangan satu abad. Bersyukur ia masih bisa profesional saat bekerja. Kalau tidak, entah bagaimana nasib karirnya. Bisa-bisa ia hanya bisa memberi makan Nina daun kering saat menikah nanti.Bicara soal menikah, Bagas sepertinya harus segera meminang gadisnya. Berkat acara FYL, popularitas keduanya meningkat, tetapi Nina benar-benar another level. Followers instagramnya melebihi artis FTV, banyak tawaran iklan dan main film dari berbagai agensi. Pastinya juga, mulai berdatangan parasit-para
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

88

"Habis dari mana kamu? Baru pulang jam segini."Bapak duduk dengan satu kaki naik ke atas sofa di ruang tamu dengan cahaya temaram dan segelas kopi yang telah habis. Nina tahu bahwa bapak sudah lama menunggunya, lebih tepatnya, menunggu penjelasan darinya. Ia juga tahu bahwa bapak pasti melihat Bagas dari balik jendela. "Assalamualaikum, tadi lembur pak," Jawab Nina seadanya. Ia putuskan untuk tidak banyak bicara. Kecuali bapak sendiri yang bertanya. "Kata Andre warung udah tutup dari jam 6. Kamu lembur apa pacaran?" Tanya bapak dengan skeptis."Namanya juga lembur, Pak. Lem-bur, artinya aku harus ngerjain kerjaan diatas jam kerja normal," Jelas Nina."Tadi bapak lihat kamu diantar sama mobil Fortuner. Mobilmu mana?" Tanya bapak lagi. Masih belum mendapatkan jawaban yang ia inginkan. "Ada di kantor," Kata Nina dengan singkat."Terus kamu diantar siapa? Andre? Nggak baik minta anter sama suami orang. Nanti kamu dituduh pelakor," Ujar bapak.Sebenarnya kemana arah bicara bapak ini..
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

89

"Gimana bang sejauh ini sama Nina? Aman?" Tanya Anggit. Keduanya duduk bersantai di belakang halaman rumah sambil menikmati secangkir teh dan biskuit. Sudah lama sekali keduanya tidak menghabiskan waktu bersama. Dulu saat kecil, ada perosotan kecil dan mandi bola mini yang selalu disiapkan oleh ayah sebagai pojok bermain. Tapi, sudah tidak terpakai sejak Bagas menduduki bangku SMP. Setelahnya dibiarkan usang dan berdebu.Setiap hari, ayah akan membersihkannya. Tidak ada yang boleh memindahkan atau memberikan mainan ini kepada orang lain. Kata ayah, biarkan itu wasiat untuk cucu-cucunya di masa depan. Ia ingin sekali nantinya bisa melihat cucunya bermain di halaman rumah.Tetapi, Tuhan berkehendak lain. Ayah dipanggil yang maha kuasa lebih dulu. Sejak itu, tidak ada sama sekali yang menyentuh, bahkan pergi ke halaman belakang. Baik ibu dan Anggit tidak sanggup jika hsrus melihat benda kenangan dari ayah yang selalu dirawatnya setiap pagi. Sampai suatu ketika, Bagas mendapati adiknya,
last updateLast Updated : 2023-06-17
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status