"Setiap hari mereka bertengkar dan Mas Rendi akan selalu kesini, Mbak, hingga suatu hari istrinya juga kedua orang tuanya membuat keributan dengan menyebarkan berita kalau kita main guna-guna untuk memikat dia kembali, 'kan, nggak lucu," ketus Mita dengan suara beratnya.Aku tahu adikku itu pasti juga marah dengan fitnah keji tersebut. Karena pada dasarnya kami sekeluarga tidak pernah sekalipun mengharapkan Mas Rendi kembali lagi, jangankan kembali, menyapa saja kami sudah tak pernah sekalipun berpikir ke arah situ.Malam yang dingin seakan merayap dan menyelimuti hati ini, seiring dengan hari yang sudah gelap gulita, aku pun mengakhiri obrolan ini. Rasanya tak sabar menunggu kedatangan mereka semua di tempat ini."Ya, sudah, istirahat dulu besok biar segar karena perjalanan panjang. Jaga Sahira juga, kasihan dia! Salam buat Ayah dan ibu, hati-hati, Assalamualaikum," ucapku mengakhiri pembicaraan dalam saluran telepon.Itulah aku dan Mita, jika sudah membicarakan sesuatu maka akan lup
Baca selengkapnya