Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 221 - Chapter 230

392 Chapters

221. Doa Kebaikan

Marvin berbisik pada ponselnya, “Apa yang mereka lakukan di kamar?”“Tuan Muda mengantuk setelah selesai belajar. Lalu, Nyonya Helen menawarkan diri untuk menemaninya.”“Biarkan pintunya terbuka sedikit. Aku akan memberikan akses CCTV ke ponselmu. Kamu awasi dari CCTV, ya,” titah Marvin.“Baik, Tuan.” Lee menutup ponselnya.Sesaat kemudian, muncul satu notifikasi. Password untuk akses CCTV di apartemen mewah Marvin. Lee segera mengaktifkan aplikasi tersebut.Pada layar CCTV, terlihat Alex telah tidur. Helen duduk di sisi ranjang. Tangan keriputnya terus mengelus dahi dan rambut cucunya.Sesekali, Alex berpindah posisi. Itu menyebabkan selimutnya tersingkap. Helen segera membetulkan letak kain yang menutupi tubuh Sang Cucu.Lalu, Helen sadar, selimut itu sangat tipis. Ia merotasi bola matanya di sekitar kamar yang cukup luas itu. Namun, ia tidak menemukan apa yang ia cari. Helen segera melangkah keluar.“Lee?” panggil Helen.Lee sedang berada di dapur. Duduk sambil terus menatap layar
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

222. Berlatih dengan grandpa

“Apa kamu tidak bisa bernegosiasi dengan Marvin?” tanya Helen pada suaminya.Mereka dalam perjalanan kembali ke mansion. Alonso menjemput Helen di apartemen Marvin. Lelaki tua itu juga sempat makan malam bersama dan mengobrol bersama cucunya.“Bernegosiasi tentang apa?”“Agar Alex bisa tinggal di mansion bersama kita.”Alonso menggeleng sedih. “Selain Marvin tidak setuju, kemungkinan besar, Alex juga akan menolak.”“Aku setuju dengan pernyataan Marvin, Alex pasti masih trauma dengan kejadian di mansion kita maupun di mansion Aldric. Ia memiliki kenangan buruk saat kita lebih membela Valerie dibanding ibunya.”Helen terdiam. Ia kini sungguh menyesali perilaku kasarnya pada Sandra. walaupun, saat ini, ia belum mau mengakui secara jujur pada suaminya.Pembicaraan dengan Alex saat anak itu bangun dari tidur siangnya membuat Helen sangat bahagia. Ia mendengar banyak cerita dari Alex. sebagian besar tentang kegiatannya di Bali dan bagaimana panasnya udara di Indonesia.Topik yang paling men
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

223. Pekerjaan Rumah Tangga

Aldric bergulir ke samping. Tangannya menggapai sisi tempat tidur yang ternyata kosong. Lelaki itu memicingkan mata seraya duduk di ranjang.Istrinya tidak berada di kamar. Setelah sholat subuh berjamaah, mereka sempat bergulat mesra dan tertidur kembali. Aldric tak sadar Sandra telah keluar dari kamar.Dengan hanya menggunakan boxer, Aldric keluar dari kamar. Keadaan villa pagi ini sangat sepi. Alex, Lee dan Madam Mary masih berada di Inggris. Aldric tau istrinya pasti sibuk membereskan villa.“Kamu datang pada waktu yang tepat, sayang. Sarapan baru saja matang.” Ucap Sandra saat melihat Aldric mendekatinya.Aldric duduk di kursi makan. Sandra meletakkan piring dan menaruh pasta panggang dengan keju, irisan daging dan jamur di depan suaminya. Wanita cantik itu juga mengambil piring dan makanan untuk dirinya sendiri.“Harum sekali aroma masakannya, My love,” puji Aldric sambil memperhatikan makanan di atas piring.San
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

224. Gaun Nude

“Ya Allah … ini?” Sandra terpaku di depan kamar hotel.“Klik.” Pintu terbuka oleh kartu sensor yang digesek Aldric.“Silahkan masuk, Nyonya Aldric.”Sandra masuk dan memandang sekitar. Kamar hotel itu sangat luas dan mewah. Interiornya perpaduan modern klasik. Pengharum ruangan flyn natural berbahan dasar organik terasa menyegarkan.Setelah memutar tubuhnya untuk mengagumi sekeliling, Sandra mengunci tatapan pada ranjang besar di sudut kamar. Mulutnya tersenyum namun matanya mengembun. Wanita itu mengerjap-ngerjap seperti tak percaya pada penglihatannya.Lengan kokoh melingkari pinggang Sandra. Wanita cantik itu segera melapisinya. Menyandarkan tubuhnya pada dada kokoh suaminya sambil tetap memandang ranjang di depan mereka.“Ranjang pertama kita,” bisik Aldric.Aldric memang membawa Sandra ke kamar hotel di mana mereka pernah melakukan hubungan satu malam. Tiba-tiba saja terbersit ide untuk membooking kamar tersebut. Ia ingin menghapus kenangan malam itu dengan kenangan yang baru.“A
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

225. Strategi Bisnis

Sejak kepulangan Aldric dan Sandra dari hotel tempat pertemuan pertama mereka, pasangan suami-istri itu semakin mesra. Sandra tidak lagi protes jika suaminya menunjukkan kasih sayang di depan umum. Segala perbedaan kultur mereka singkirkan bersama demi keutuhan cinta.Lelaki tampan itu pun mulai luwes membantu pekerjaan rumah tangga. Walau hanya yang ringan saja. Seperti mencuci piring dan mencuci baju. Aldric sama sekali tidak keberatan membantu istrinya.Sore hari, setelah pulang bekerja, mereka akan masak bersama. Sering berkegiatan bersama membuat keduanya tambah kompak. Sebelum tidur, mereka akan menelepon Alex dan berbagi cerita.Aldric memarkir kendaraannya. Mereka baru saja sampai di parkiran universitas. Sebelum turun, Sandra mengecup punggung tangan suaminya dan saling mencium dahi, pipi dan bibir masing-masing.“Jangan lupa sore nanti kita ke dokter. Jangan lembur, ya,” pesan Sandra.“Siap, Bos Nyonya.”Sandra turun dan melambaikan tangannya. Aldric menunggu hingga Sang ist
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

226. Klinik Fertilitas

Dalam perjalanan menjemput Sandra, Aldric berusaha mencerna percakapannya dengan Luke. Ia juga baru menyadari apa yang kakak iparnya itu mungkin ada benarnya. Baik ia ataupun istrinya akan merasa bersalah jika hasil pemeriksaan membuktikan ada kendala kesuburan di antara mereka.Lelaki itu mulai bimbang. Ia dan istrinya sama-sama sangat menginginkan keturunan lagi. Namun, ia juga memikirkan efek psikologis yang mungkin terjadi pada perasaan mereka.“Assalamualaykum,” Sandra memberi salam saat masuk ke dalam mobil. Ia mengulurkan tangan meminta tangan suaminya untuk ia kecup.“Waalaykumussalam, My love.” Aldric membalas seraya mencium dahi istrinya.“Langsung berangkat?”“Hmm … makan dulu, boleh? Aku lapar,” ucap Aldric beralasan.“Mau makan di mana? Yang dekat rumah sakit saja, ya. Dokternya cuma ada sampai jam tujuh malam, lho.” Sandra mengingatkan sambil memakai sabuk pengamannya.“OK. Kita cari restoran bagus searah jalan ke rumah sakit,” sahut Aldric.Sandra terlihat sangat antusi
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

227. Grafik yang Menurun

Tinggal dua hari lagi Alex berada di Inggris. Sisa hari-hari terakhir itu dimanfaatkan oleh Helen dan Alonsa untuk lebih mendekatkan diri dengan cucu mereka. Jika kunjungan kali ini berhasil, kemungkinan besar, Alex akan diizinkan kembali ke Inggris.“Alex mau beli oleh-oleh untuk Mommy dan Daddy?” tawar Helen. “Kita ke mall hari ini.”“Benarkah? Alex suka ke mall, Grandma.” Mata anak lelaki tampan itu berkilat senang.Helen dengan bahagia menjawab, “Tentu saja. OK. Kita ke mall ya, sayang. Kita jemput Grandpa dulu.”Alex mengangguk setuju.Sementara di Perusahaan Osborn, Marvin dan Kevin tetap kalut setiap harinya. Mereka selalu mengontrol pergerakan saham. Bahkan, Marvin sampai menyuntik dana melalui salah satu perusahaan cabang dengan uang pribadinya tanpa diketahui siapa pun termasuk Alonso dan Kevin.Kevin mengacak rambutnya. Penampilannya sudah tidak bisa dibilang rapi. Lengan panjang kemejanya sudah digulung sebatas siku. Marvin pun tidak lebih baik keadaannya.“Lusa aku harus
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

228. Uang Alex Tidak cukup

Kevin menatap pintu yang telah di tutup Lee. Sekertaris itu masih saja terpana pada pembicaraan Marvin dan Alex tentang perusahaan. Kagum adalah kata yang mungkin terlalu biasa.“Itulah kalau lahir dari rahim seorang wanita cerdas dan benih dari seorang pebisnis handal,” cetus Marvin.Lelaki di samping Marvin menoleh dan menyahut, “Lalu, kalau seperti aku bagaimana? Benih dari seorang sekertaris cocok dengan wanita yang bagaimana?”Marvin tergelak, “Yang Tuhan inginkan.”Kevin mencebik. “Takdir suka bercanda. Tetapi, seringkali bercandaannya tidak lucu.”“Takdir tidak pernah salah. Manusia saja kadang tidak pernah bersyukur.”“Lalu, apa yang kamu syukuri dengan keadaanmu sekarang? sementara dua wanita yang mencintaimu dan yang kamu sukai tidak bisa kamu raih.”“Entahlah. Aku sih ingin seperti Aldric, tiba-tiba jodohnya terpampang di depan mata.”“Jalan hidup orang berbeda, Bro.Tapi, ya, aku setuju, Tuan Aldric memang sangat beruntung.”Marvin menepuk bahu Kevin. “Ya sudah, kita lanju
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

229. Hijab untuk Menantu

Selesai makan, rombongan pengantar anak laki-laki tampan itu kembali keluar masuk toko. Untung saja, Marvin menyusul mereka. Alex jadi bisa membelikan beberapa kemeja untuk Daddynya dengan ukuran yang tepat.“Uncle Marvin tau dengan pasti ukuran dan selera berpakaian Daddy, ya?” tanya Alex saat mereka menunggu pelayan toko mempersiapkan pesanan Alex.“Iya. Karena dulu, Uncle Marvin yang selalu menyiapkan. Sama seperti Lee yang juga harus tau tentang apa saja yang kamu butuhkan,” Jawab Marvin.“Alex, lihat. Dasi ini bagus untuk Daddy. Bagaimana?” Helen mendekati cucunya dengan membawa satu buah dasi Hermes.Namun Alex menggeleng. “Sekarang, Daddy tidak memakai dasi jika bekerja, Grandma.”Wajah Alex biasa saja saat menjawab. Namun, orang dewasa di sekelilingnya yang mendengar tampak trenyuh. Bagaimana tidak, saat Aldric menjadi CEO, ia selalu berpakaian rapi dengan dasi dan jas mewah.“Tidak apa, sayang. Kita beli saja. Suatu saat, Daddy pasti membutuhkan dasi. Oh ya, bahkan mereka mem
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

230. Masih Adakah Kesempatan?

Belum sempat Alonso menjawab, Helen sudah menghampiri mereka dengan paperbag di tangannya. Ia lalu menyerahkan paperbag tersebut kepada Lee. Kemudian berjongkok untuk dapat bicara dengan menatap mata Alex.“Alex mau ke toko buku?”“Iya. Ayo, sayang. Dua jam lagi, mall ini akan tutup.” Alonso mengulurkan tangannya dan menggandeng tangan mungil Alex.Alex mengangguk. Rombongan kecil itu berpindah tempat. Sesampainya di toko buku, Alex langsung mendatangi rak buku science.Lee membantu Alex menemukan buku yang ia cari. Marvin beberapa kali memfoto kebersamaan mereka di mall. Secara tersembunyi, ia juga memfoto kebersamaa Alex, Alonso dan Helen.Alonso menatap ponselnya. Ia tersenyum dan mengangguk bahagia kepada Marvin. Lelaki tua itu baru saja menerima berbagai foto-foto dirinya dengan istri dan cucu mereka.“Sepertinya kunjungan pertama ini lancar, ya,” bisik Kevin.“Lancar karena tidak ada pengganggu. Lagipula Alex berperilaku sangat santun dan tidak menentang Grandma dan Grandpanya s
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status