Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 201 - Chapter 210

392 Chapters

201. Sakit Kepala

“Apa sistem itu bisa dibuka di sini?” Alonso menatap layar komputer di sampingnya.“Tentu, Tuan. Perangkat canggih ini memang hanya untuk berada di ruang CEO,” tukas Marvin.“Aku ingin lihat.”Marvin mengangguk. Ia melangkah mendekati meja dengan layar datar cukup besar di atasnya. Asisten itu tertegun sejenak saat mengamati layar.“Ada apa?”“Mmm … Saya baru ingat, komputer ini disetting oleh Tuan Aldric dengan voice notes, Tuan. Hanya suara Tuan Aldric yang mampu mengaktifkan perangkat ini.”Alonso menatap tajam Marvin. “Jadi tidak akan ada yang bisa masuk ke program mana pun melalui komputer ini?”“Saya bisa dari ruangan saya, Tuan. Tapi hanya beberapa program saja. Tidak semua.”Lelaki tua itu terlihat frustasi. Pekerjaannya banyak. Calon asisten tidak ada yang kompeten. Dan sekarang, berkas-berkas penting perusahaan tidak bisa diakse
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

202. Mempertahankan Posisi

Satu bulan berlalu. Alonso akhirnya menyerah. Ia memutuskan di depan para pejabat perusahaan, bahwa Marvin dan Kevin akan tetap berada di posisi mereka sekarang. CEO itu beralasan karena Marvin dan Kevin memiliki keahlian yang tidak banyak orang memilikinya.Marvin dan Kevin terdiam mendengar keputusan tersebut. Mereka memang merencanakan ini. Membuat perusahaan ketergantungan pada kinerja mereka sehingga Alonso tidak mendepak mereka keluar dari perusahaan.Selain itu, mereka memiliki visi lain. Mengembalikan Aldric ke posisinya semula. Tidak ada yang pantas duduk di kursi CEO selain bos mereka itu. Tidak juga dengan ayahnya.“Terima kasih atas kepercayaannya, Tuan. “Marvin dan Kevin menunduk santun berbarengan.Ruang pertemuan dibubarkan. Tinggallah Alonso, Marvin, Kevin dan pengacara perusahaan di dalam ruangan. Alonso menyaksikan Marvin dan Kevin menandatangani perjanjian di depan pengacara.“Aku berharap kita bisa saling support dalam mempertahan kejayaan perusahaan ini,” ucap Alo
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

203. Penyesalan

Dengan langkah gontai, Alonso menelusuri koridor mansion. Sepanjang dinding koridor terdapat berbagai foto Aldric dengan piagam penghargaannya. Ia berhenti di depan salah satu foto.Dalam pigura mewah tiga dimensi itu, terdapat sertifikat dan plakat penghargaan. Aldric dinobatkan menjadi pebisnis muda paling sukses sepanjang tahun. Alonso ingat bagaimana sangat bangganya ia dan Helen saat nama putranya di panggil ke atas panggung.“Ternyata kamu merindukannya juga.” Helen tiba-tiba telah berada di samping Alonso.Tanpa menoleh, Alonso menjawab, “Hari ini aku menemukan banyak fakta bahwa sertifikat dan plakat ini bukan hanya sebuah penghargaan, tapi juga kerja nyata yang dihasilkan Aldric.”“Apa yang kamu temukan di kantor?”“Data bahwa Perusahaan Osborn pernah hampir hancur, namun Aldric berhasil bertahan bahkan membuatnya semakin menjulang.”“Aku pikir perusahaan kita baik-baik saja selama ini.”Alonso mengangguk. “Aku pun berpikir demikian. Ternyata perusahaan kita sebenarnya memili
last updateLast Updated : 2023-05-21
Read more

204. Kelas Ekonomi

Keluarga Javier akhirnya sepakat mengantar kepindahan Sandra, Aldric dan Alex ke Bali. Deniz mengatakan ia telah menyiapkan tiket untuk mereka semua. Aldric langsung tertegun begitu membaca email konfirmasi booking pesawat.“Ada apa, Aldric? Kenapa kaget begitu wajahnya?” Sandra melirik ponsel yang dipegang suaminya.“Mmm … tiket ini, tiket pesawat komersil kelas ekonomi?” Aldric bertanya pelan seolah-olah ia berbicara pada dirinya sendiri.Sandra langsung mengerti maksud Aldric. Ia pun baru sadar, suaminya terbiasa naik pesawat jet pribadi. Bahkan, saat mereka pulang ke Indonesia dan duduk di kursi executive saja, lelaki itu masih terlihat canggung.Wanita itu mendekati suaminya. Sandra melingkari kedua tangannya di pinggang Aldric. Wajahnya mendongak menatap lelaki tampan di depannya.“Maaf, ya. Sepertinya kamu harus mulai membiasakan diri dengan penurunan kualitas hidupmu. Dulunya kamu memang sangat berkelebihan uang, tetapi sekarang, kita harus lebih irit.”Aldric mengembuskan nap
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

205. Mencari Lahan

Madam Mary dan Lee langsung berkeliling Villa ketika mereka sampai. Aldric sekali lagi mengucap syukur alhamdulillah di dalam hati, karena mereka telah memiliki hunian ini. Sandra langsung bertindak sebagai Nyonya rumah yang baik. Mengatur kenyamanan keluarga di Villa.“Mama dan Papa tidur di kamar tamu di lantai bawah, ya.”“Kak Luke tidur di kamar Alex saja.”“Kak Deniz bisa menggunakan kamar tamu di lantai bawah atau di lantai atas.”Rentetan perintah juga Sandra ucapkan pada Madam Mary dan Lee. Para wanita menyiapkan makanan bersama. Sementara, para lelaki duduk santai di pinggir kolam renang sambil menemani Alex berenang.“Besok kita mulai survey hotel-hotel yang akan kita jadikan bisnis ya, Luke, “tukas Aldric.“Besok?” Luke sebenarnya masih ingin bersantai. “OK,” ucapnya lagi. Ia tidak ingin mengendorkan semangat kakak iparnya.“Kenapa kamu hanya memilih hotel-hotel di Nusa Dua, Aldric? Sophia bilang daerah ini terkenal mahal di Bali.”“Justru itu nilai prestigenya. Selain kar
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

206. Bos Sejati

“Uncle Marvin!” teriak Alex. Anak kecil yang tampan itu langsung berlari menghampiri Aldric dan Marvin.Seluruh keluarga tersenyum dan melambai ke arah Marvin. Mereka membiarkan Aldric dan Alex lebih dulu melepas rindu. Semua tau Aldric dan Marvin sangatlah dekat layaknya saudara.Marvin berjongkok dan melebarkan kedua tangannya. Alex langsung masuk ke dalam pelukan. Ia kini berada dalam gendongan asisten setia itu.“Uncle Marvin ke mana saja? Liburannya lama sekali. Apa Uncle bawa oleh-oleh untukku? Apa Uncle tau sekarang kami tidak akan pulang ke Inggris? Apa Uncle akan bekerja sama Daddy juga di Bali?” cecar Alex.Marvin dan Aldric tersenyum mendengar pertanyaan Alex yang bertubi-tubi.“Ya-ya, Uncle juga kangen sama kamu,” jawab Marvin dengan jahilnya. Ia mengabaikan berbagai pertanyaan Alex dan memberikan jawaban lain.“Itu bukan jawaban atas pertanyaanku!” sanggah Alex.Marvin tergelak. Ia lalu menjawab satu persatu pertanyaan Alex. Anak lelaki tampan yang rasa ingin tahunya sang
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

207. Saudara Sekaligus Partner

“Satu bulan bersama mereka, aku jadi tau arti keluarga sesungguhnya. Keluarga yang jauh dari kemewahan. Cukup, tidak kekurangan. “Marvin mendengarkan pernyataan Aldric dalam diam.“Sandra mengajarkan aku, bahwa masih banyak di dunia ini orang-orang yang hidupnya jauh di bawah ekonomi kami. Tidak sepatutnya aku terus- menerus menyesal dengan keadaan kami.”“Kamu tau, Marv. Sekarang aku mulai terbiasa mengantri, bepergian dengan pesawat komersil bahkan duduk di kelas ekonomi.”Marvin kini menunduk. Ia yang seorang asisten pribadi saja menggunakan mobil sport. Bahkan masih bisa mencarter pesawat jet pribadi saat perjalanannya ke Bali.“Ekonomi Tuan akan segera pulih. Saya yakin itu!” tegas Marvin walau dengan mata berkaca-kaca.“Tentu, Marv. Tapi semua butuh proses. Setahun, dua tahun, tiga tahun, kita tidak pernah tau.”“Aku siap membantu, Tuan.”“Jangan, Marv. Jika kamu ingin membantu, bantulah Daddyku. Ia pasti butuh seseorang yang ahli sepertimu. Juga Kevin. Ajari anak muda itu cara
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more

208. Bintang Pesta

“Kamu tau, Lee? Rahasia adalah rahasia. Sekali kamu membocorkan rahasia, orang tidak akan mudah lagi percaya kepadamu,” kecam Aldric.Lee menunduk dalam-dalam. Ada raut penyesalan di wajah pucatnya. Padahal, ia tadi cukup merasa tenang melihat Bosnya sangat senang melihat Marvin tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka.“Dan kamu, Marv. Apapun alasanmu, aku tidak suka kamu menggunakan segala cara untuk mengetahui kehidupan yang aku sembunyikan,” tegas Aldric di depan wajah Marvin yang juga tertunduk.“Maafkan aku.” Marvin kemudian menghela napas. “Aku sangat ingin bertemu dan melihat keadaanmu secara langsung.”“Tapi … “Aldric berhenti saat tiba-tiba seorang wanita berteriak.“Aldric! Kenapa masih di sini. Ayo, cepat keluar. Makan!” Sandra berkacak pinggang dengan wajah kesal di depan pintu.“E-eh. Iya, My love. Ini sudah mau keluar, kok.” Aldric segera meninggalkan Marvin dan Lee.“Aku kan sudah bilang kalau saatnya makan, makan dulu!”“Iya, My love.”“Apalagi ada tamu dari jauh. Kas
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

209. Duo Workaholic

“Sekali lagi, terima kasih atas kedatanganmu dan investasimu,” ucap Aldric.Pagi ini Marvin berpamitan untuk kembali ke Inggris. Selama tiga hari di Bali, ia turut serta melihat lokasi hotel yang akan dibeli Aldric. Ia juga turut berdiskusi tentang desain dan konsep hotel yang ideal menurutnya.“Aku juga ucapkan terima kasih atas keramahan keluarga di sini. Sekarang, aku lega meninggalkanmu di sini.”Aldric mengangguk. “Jangan khawatirkan aku. Aku titip Daddy dan Mommy. Salam untuk Kevin, ya.”Mereka kembali berpelukan. Tak sadar di balik pintu, Sandra mendengar semua ucapan Aldric. Hati wanita itu trenyuh mendengar suaminya berbicara tentang orang tuanya.Marvin dan Aldric saling melepaskan pelukan. Mereka menoleh saat terdengar ketukan di pintu. Sandra masuk dengan senyum di wajah.“Sampai ketemu lagi, Marv. Terima kasih atas kunjungannya,” ucap Sandra yang satu tangannya melingkari pinggang Aldric.“Sampai bertemu lagi, Sandra.” Marvin kini telah terbiasa memanggil Aldric, Sandra d
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more

210. Membayar Daddy

“Tok, tok, tok.”Luke membuka pintu ruang kerja. Alex mendongak menatap pamannya. Lelaki kecil itu menaruh kedua tangannya di belakang punggung.“Hai, Sayang. Ada apa?” Luke berjongkok di depan Alex.“Apa Daddy sibuk sekali? Aku ingin bicara dengannya. Please!” mohon Alex.Luke terkekeh. “Tidak perlu begitu. Daddymu pasti mau bicara denganmu walaupun sibuk. Ayo, masuk.”Alex mengangguk. Lelaki kecil itu masuk dengan tetap menyembunyi tangannya di belakang punggung bawah. Ia langsung menuju meja kerja Aldric.“Hai, Alex sayang. Ada apa, nak?” sapa Aldric tanpa menoleh pada putranya. Mata pengusaha itu tetap pada layar laptop di depannya.Anak tampan itu menghela napas panjang lalu menjawab, “Aku punya sesuatu untuk Daddy.”“Oh ya? Apa?”Alex menyodorkan tangannya ke depan layar laptop. Kedua tangan mungil itu menunjukkan tumpuan uang seratusan ribu. Aldric tidak tau berapa jumlah pastinya.“Uang siapa ini?” Akhirnya Aldric memberikan perhatian.“Uang Alex, Dad. Alex menabung uang hasil
last updateLast Updated : 2023-05-23
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status