Home / Romansa / CINTA SATU MALAM DENGAN CEO / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of CINTA SATU MALAM DENGAN CEO: Chapter 191 - Chapter 200

392 Chapters

191. Kembalinya Marvin

Marvin telah berada di gedung Osborn. Lelaki itu memilih menaiki tangga darurat dibanding lift pribadi. Ia tidak ingin kehadirannya di ketahui Alonso.Dengan langkah cepat dan tidak kentara, Marvin segera menyelinap masuk ke ruangannya. Ia menutup tirai dan mengunci diri di dalam. Beberapa saat kemudian, saat keadaannya terlihat aman, ia menelepon kevin.“Halo?”“Kev, ini Marvin.”“Ya, Tuan?”“Aku sudah di ruanganku sekarang.”Kevin tidak langsung menjawab. Kemudian terdengar suaranya menyahut, “Sebentar, Tuan.”Telepon terputus.Kevin yang sedang berada di ruangan Alonso menatap ponselnya yang bergetar. Ia mengangkat alis melihat no telepon di layar ponselnya. Nomer ekstension pejabat perusahaan Osborn.“Maaf, Tuan Alonso. Saya terima telepon dulu.”Alonso yang sedang memeriksa beberapa berkas mengangguk singkat. Kevin segera melangkah ke pojok ruangan. Ia menyapa lawan bicaranya dengan suara pelan.Setelah memutuskan perbincangan, Kevin kembali ke depan Alonso. Lelaki itu dengan sig
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

192. Pindah Tugas

Pagi harinya Marvin datang lebih awal. Ia ingin mempersiapkan diri lebih dulu untuk bertemu dengan Alonso. Walaupun ia sangat ingin memprotes tindak tanduknya terhadap Bosnya, namun Marvin akan menuruti permintaan Aldric untuk bermain halus pada Alonso.Marvin duduk di depan meja Alonso. Kursi yang biasanya diduduki Aldric itu kini telah berpindah orang. Suasana ruangan juga telah berbeda.Alonso masih sibuk dengan laptopnya. Ia membuat Marvin menunggu selama sepuluh menit tanpa melakukan apapun. Asisten Aldric itu terdiam sambil memikirkan apa yang akan ia katakan pada ayah dari bosnya itu.“Kamu tau Aldric sudah tidak bekerja lagi sebagai CEO?” tanya Alonso sambil tetap menatap laptopnya.“Iya, Tuan. Kevin sudah memberitahu saya.”“Dengan tidak adanya Aldric, posisimu sekarang bukanlah seorang asisten pribadi CEO.”Marvin terdiam. Lalu menjawab, “Siapa atasan saya sekarang?”Alonso mengalihkan pandangannya dari laptop ke wajah Marvin. “Tergantung di mana kamu ditempatkan.”“Lalu, di
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

193. Kecelakaan yang Menguntungkan

Di kantor, Marvin dan Kevin berusaha untuk tidak saling berinteraksi. Mereka tetap menjalankan tugas secara profesional. Namun begitu, ketika jam kantor usai, mereka mengadakan pertemuan rahasia.“Bagaimana pekerjaanmu, Kev?”“Berat, Tuan.”“Berat bagaimana?”Kevin mengembuskan napas panjang. “Ternyata Tuan Alonso tidak sesigap Tuan Aldric. Ia bahkan banyak tidak mengerti tentang sistem dan beberapa perencanaan keuangan global.”“Faktor umur. Tuan Alonso telah pensiun dan sudah lama tidak update tentang dunia bisnis dan keuangan. Apalagi Tuan Aldric terbilang sering mengubah sistem demi keamanan,” tukas Marvin.“Betul, Tuan. Bahkan beberapa sistem sulit dipelajari. Terutama sistem yang digunakan satu tahun belakangan. Saya pun belum menguasainya.”Marvin tersenyum simpul. “Untuk sistem yang satu itu hanya aku dan Tuan Aldric yang benar-benar menguasainya. Itu suatu keuntungan bagi kita, Kev. Tuan Alonso akan terpaksa ketergantungan pada keahlian kita sehingga tidak bisa memecat kita s
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

194. Dua Kutub yang Berbeda

“Aku hanya mencoba memahami mengapa putra kita sampai jatuh hati padanya. Mengapa Aldric tidak pernah bisa menyukai Valerie. Bahkan, pada tahun terakhir mereka bertunangan, putra kita itu seringkali bertengkar dengan Val.”Alonso terdiam. Apa yang dikatakan istrinya memang benar. Aldric dan Valerie layaknya dua kutub yang berbeda.“Sudah malam. Tidurlah. Aku masih harus menyelesaikan sesuatu,” ucap Alonso.“Kamu mau bekerja lagi?”Alonso memaksakan senyum. “Putra kita itu memang cerdas. Aku sampai kesulitan mengerjakan pekerjaannya. Apalagi ia memegang anak perusahaan Osborn yang lain.”“Kamu mmebutuhkan bantuan, Al.”“Iya. Aku sedang mencari asisten yang potensial.”“Kenapa bukan Marvin saja?”“Marvin sangat dekat dengan Aldric. Aku tidak ingin sepak terjang perusahaan kita diketahui asisten pribadi Aldric itu.”“Memang kenapa kalau ia tau? Ia akan bercerita pada Aldric?” tebak Helen.“Tepat. Anak itu akan semakin besar kepala jika ia tau aku kesulitan menjalankan perusahaan yang dit
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

195. Bermain Kata

Pagi harinya, Marvin melirik beberapa laki-laki dan wanita yang berpakaian resmi di depan ruang rapat direksi. Asisten Aldric itu mengetikkan pesan untuk Kevin. Ia bertanya siapa barisan orang-orang yang berkumpul itu.Marvin : Siapa mereka?Kevin: Calon asisten pribadi.Marvin: Oh.Marvin menghapus pesan.Kevin menghapus pesan.Mereka berdua telah memiliki prosedur untuk berhati-hati. Walaupun keduanya telah memasang alat anti sadap pada perangkat komunikasi mereka, tetap saja mereka harus waspada. Alonso masih sangat curiga pada mereka berdua.Dua jam telah berlalu. Ruang rapat direksi masih tertutup rapat. Marvin yang membawa beberapa berkas untuk Alonso terpaksa menunggu. Seketika ia mendapat ide.Di depan pintu CEO, ia menempelkan kartu identitas CEO milik Aldric. Terbuka. Marvin tersenyum. Kartu milik Bosnya itu memiliki kelebihan kebal sekuritas. Dengan kartu tersebut, ia dapat membuka pintu mana pun di Perusahaan Osborn tanpa diketahui.Sebelum masuk ke ruangan Alonso, Marvin
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

196. Tiga Lelaki Galau

Malam harinya, di sebuah club malam yang terkenal di Inggris, Noel, Marvin dan Kevin duduk di ruang eksklusif. Mereka sengaja mengadakan pertemuan rahasia untuk membahas masalah Aldric. Para pengawal berdiri di depan pintu untuk menjaga pertemuan tersebut.“Tuan Alonso dan Nyonya Helen pasti kesal sekali denganmu, Noel,” tukas Marvin.Mereka bertiga kini sepakat untuk menanggalkan panggilan Tuan pada depan nama masing-masing. Tentu saja yang paling sungkan adalah Kevin. Namun, karena Marvin dan Noel bersikap akrab, Kevin menjadi lebih santai.“Wajah mereka sulit diterka. Sejak awal bertemu mereka memang sudah tidak bersahabat,” jawab Noel.“Terima kasih kamu mau bekerja sama dengan kami untuk membantu Tuan Aldric,” ucap Marvin dengan tulus.“Aku melakukannya untuk … “ Noel menjeda kalimatnya seraya melirik Kevin lalu menatap Marvin. “Kamu tau pasti untuk siapa.”Marvin mendengus pelan dan memaksakan seulas senyum. Asisten Aldric itu tau pasti jawabannya. Noel pasti mau membantu karena
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

197. Saling Curhat

Kevin memicingkan matanya. “Memang kenapa dengan Cindy?”Marvin menenggak botolnya banyak-banyak diiringi ledakan tawa dari Noel. “Cindy mengundurkan diri karena akhirnya sadar selama ini ia bertepuk sebelah tangan,” sindir Noel sambil menatap Marvin.Kevin mencerna ucapan Noel. Ia lalu menoleh pada Marvin, “Cindy jatuh cinta padamu, Marv?”“Iyaa,” teriak Noel. “Lalu, Marvin sadar ia telah kehilangan perhatian Cindy. Sayangnya ia terlambat. Saat datang ke rumah Cindy, wanita itu malah baru saja menikah.”“Sial!” maki Marvin. “Masih mending daripada kamu. Mencintai wanita yang salah sampai menodai hubungan pertemanan baik,” cela Marvin.“Paling tidak, aku memendamnya, Marv. Karena aku tau tidak baik untuk memelihara perasaan tersebut. Aku memilih mencintainya dalam diam. Karena dalam diam tidak akan ada penolakan.” Nada suara Noel terdengar menyedihkan.“Kalian bicara apa?” Kevin kebingungan.“Noel jatuh cinta pada Nyonya Sandra,” gumam Marvin yang juga mulai mabuk.“Hah? Apa? Kok bisa
last updateLast Updated : 2023-05-19
Read more

198. Pelayan Setia

“Tidak bisa tidur?”Aldric menoleh. Madam Mary berdiri di belakangnya. Lelaki itu tersenyum dan mendekati pelayan setianya.“Pertanyaan yang sama untukmu, Madam.”“Saya memang terbiasa tidur larut malam.”“Aku tau. Biasanya kamu harus mengatur pelayan lain dan berkordinasi untuk melaksanakan tugas esok harinya.”Madam Mary mengangguk. Ia membuka kulkas dan mengambil botol air dingin. Pelayan itu menuangnya di dua gelas tinggi dan menggeser satu ke depan Aldric.“Walaupun di sini, saya tidak mengerjakan itu semua. Tetapi karena telah terbiasa, saya jadi sulit tidur cepat.”Pengusaha itu terdiam. Ia mengambil gelas yang disiapkan pelayannya. Setelah minum setengah dari isinya, Aldric kembali menatap Madam Mary.“Aku tadi sedang memikirkan orang tuaku.”“Anda adalah anak yang baik, Tuan. Saya sangat menyesali retaknya hubungan Anda dengan Tuan dan Nyonya Besar.”“Menurutmu keputusanku salah?”Madam Mary menggeleng. “Keputusan Anda untuk mempertahankan rumah tangga dengan Nyonya Sandra me
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

199. Terjebak Pertanyaan

“Aldric.”Aldric dan Madam Mary tersentak mendengar suara Sandra. Lelaki itu menderapkan langkahnya ke kamar. Madam Mary tersenyum, lalu membereskan gelas-gelas yang baru saja terpakai.“My love. Maaf, aku meninggalkanmu sebentar.”“Kamu dari mana? Kenapa tidak memelukku?” keluh Sandra.“Aku dari kamar Alex, My love. Setelah itu aku mengobrol dengan Madam Mary.”Aldric segera melepas kimononya. Naik ke ranjang dan masuk ke dalam selimut. Menarik perlahan istrinya ke dalam pelukannya.“Kamu tidak bisa tidur lagi?” tanya Sandra.“Bukan begitu. Aku biasa tidur malam karena tugas dan pekerjaan. Jadi, ya, aku belum terbiasa saja tidur cepat.”“Lalu, apa yang kamu dan Madam Mary bicarakan?”Lelaki itu mengecup puncak kepala istrinya. Tangannya memainkan rambut sang istri saat bercerita tentang apa yang Madam Mary ungkapkan dan rencanakan dalam hidupnya. Sesekali, Sandra menggelengkan kepalanya memberikan respon tidak percaya pada pendengarannya sendiri.“Ya Allah. Kenapa sampai seperti itu,
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

200. Fakta Tentang Perusahaan

Kevin tersentak. Marvin berusaha tenang dan menatap tajam Kevin. Asisten itu menoleh pada Alonso. Ayah Aldric itu berdiri dengan kedua tangan di pinggang.“Anda salah dengar, Tuan. Maksud saya tadi, apa Tuan Noel jatuh cinta pada masakan Nyonya Sandra.” sanggah Kevin cepat.Marvin melirik Kevin. Ia memuji dalam hati kesigapan sekertaris itu. Lalu memandang ekspresi Alonso yang tampak kebingungan.“Kenapa kamu berpikir Noel menyukai masakan wanita itu?”“Kemarin, Tuan Noel bertanya tentang Tuan Aldric dan keluarganya. Biasanya Tuan Aldric memang senang mengundang teman untuk makan malam bersama dengan menu masakan Nyonya Sandra,” jelas Kevin yang harus berbohong lagi.Alonso tidak berkomentar lagi. Lelaki tua itu menatap Marvin yang berdiri tegak dengan berbagai map di tangannya. Ia lalu memberi kode pada Marvin untuk masuk ke dalam.Marvin mengacungkan jempolnya ke arah Kevin. Asisten itu masuk dan menutup
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
40
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status