"Akhirnya, selesai juga ujian terakhir ini," ucap Argo menghempaskan bokongnya di kursi panjang kantin. "Tinggal nunggu nilai, banyak-banyak berdoa, Go," ujar Bayu menepuk pundak sahabatnya yang memang sangat tengil itu. "Dia nggak doa aja pasti lulus kok, Bay ... jalur orang dalam lebih valid," kekeh Satrio. "Sembarangan, ini hasil usahaku sendiri," gerutu Argo lalu memanggil pelayan kantin untuk mendengarkan makanan apa yang akan dia pesan. "Vibes nya memang beda yo nek anake Sultan ki," kekeh Bayu. "Lambe mu Bay, tak cocok saos mau," geram Argo. "Rencana kalian setelah lulus gimana?" tanya Tama yang sedari tadi hanya memainkan pipet di botol minumannya. "Aku ya pasti nyoba negeri dulu, Tam ... nggak lolos ya pake jalur mandiri nggak lolos lagi ya swasta," jelas Satrio. "Aku idem ... kurang lebih sama, nggak tau kalo Argo," ujar Bayu menunjuk Argo dengan dagunya. "Go, kamu gimana?" "Enggak tau, Tam ... aku kok nggak ada minatau nerus kuliah. Nerus nggak nerus ya pasti nurut
Magbasa pa