(Pov Amar) "Tidak bisa begitu, Bu. Arumi masih menjadi tanggung jawabku. Dalam agama tidak dibenarkan perbuatan itu. Meskipun sudah menikah dengan Lilis, aku masih wajib untuk menafkahi Arumi." Sungguh, kali ini aku tidak setuju dengan keinginan ibu. Walau bagaimanapun Arumi masih sah menjadi istriku. Lagi pula, Arumi istri pilihanku. Sedangkan Lilis, dia pilihan ibu. Kalau bukan karena ingin berbakti pada ibu, aku tak akan menikahi Lilis. Ya, Lilis memang sangat cantik. Tetapi hatiku sudah sangat mencintai Arumi. Yang namanya cinta tak bisa di paksa. Sekarang saja aku masih berusaha mencintai Lilis seperti cintaku pada Arumi. "Kalau begitu secepatnya ceraikan Arumi. Supaya gajimu fokus pada kami berdua." Aku tersentak. Sabar, ibu memang sering begini. Biarlah, tak perlu dijawab. Aku tak ingin menjadi anak durhaka karena membantah ibu. "Yang ibu takutkan, kamu itu sudah di pelet oleh Arumi, makanya sulit lepas dari dia. Coba deh, kamu banyak banyak ruqyah mandiri … ibu sering
Terakhir Diperbarui : 2023-05-11 Baca selengkapnya