Sudah berkali-kali Ein bilang. Kegilaan yang ada dalam dirinya tidak melebihi dari pria yang sedang berdiri di pagar terasnya itu. Hanya bermodal kegilaan pria itu datang ke markas besar Easter, sendirian. Tersenyum menantang pada Ein. “Klein,” desis Ein melalui gigi-giginya. Rahang Ein mengeras. “Yang Mulia!” Pintu kamar Ein berdentang dengan keras dan Charael masuk sambil merentangkan pedang untuk melindungi Ein. Klein yang dengan santainya berdiri di pagar, bukannya takut malah tersenyum dengan lebar. “Sungguh sambutan yang tidak hangat,” kata Klein. “Padahal aku sudah lama menunggumu untuk turun ke medan perang, sang Black Saint.” Charael tersenyum. “Hmm, Anda kembali sangat cepat begitu menyadari pasukan Faiore sedang terdesak.” Senyum di wajah Klein menghilang. Lalu tatapannya menajam
Terakhir Diperbarui : 2022-12-30 Baca selengkapnya