Home / Fantasi / The Crown Prince's Fiancee / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of The Crown Prince's Fiancee: Chapter 71 - Chapter 80

134 Chapters

BAB 70

Ein pun sebenarnya sangat jarang datang ke pasar rakyat biasa seperti ini. Keseringan adalah Carry saat mendapat laporan terjadi kriminal dari tiap-tiap kepala penjaga wilayah. Dibandingkan dengan pertokoan di pusat Ibukota, tempat ini sangat ramai berbagai kalangan. Mereka bahkan sama sekali tidak mengenal Ein dan Raeliana. “Kau juga baru pertama kali ke sini, ‘kan?” ledek Raeli. “Tidak juga.” “Terlihat jelas di wajahmu. Kau seolah bilang tempat ini jauh lebih manusiawi dibandingkan wilayah pusat Ibukota.” “Apa kau ini bisa membaca isi pikiran seseorang?” Raeli tertawa. “Baiklah. Kita akan buat kesepakatan dulu. Jangan panggil namaku. Panggil saja Liana. Aku akan memanggilmu ….” Tiba-tiba Raeli terdiam, berpikir tentang nama yang bagus untuk pangeran. “Baiklah. Aku akan panggil Ie
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

BAB 71

Entah bagaimana, saat Raeli dan Ein keluar dari pasar, Carry dan kereta kuda sudah menunggu mereka. Untung sekali itu adalah kereta kuda sewaan. Tadinya Raeli cemas kalau yang akan datang adalah kereta kuda super besar dan mewah milik keluarga kaisar. Sepertinya kakak Raeli bisa membaca situasi. Bahkan Ercher juga diminta untuk tetap menunggu. Kusir kereta kuda yang Raeli curiga adalah salah atu bawahan Carry itu sempat masuk ke pasar untuk mengambil buah Purry pesanan Raeli dan sangkar berisi burung elang milik Ein. Carry yang datang bersama kereta kuda harus pulang menunggangi Worky. Ternyata kuda itu sangat pengertian, tidak memberontak walau yang sedang menungganginya bukan pangeran. “Apa menyenangkan?” tanya Raeli saat mereka sudah di perjalanan pulang. “Sebenarnya aku sudah lama ingin mengajakmu. Hanya saja saat itu tidak sempat bilang karena ada Nona Charlotte.” “
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

BAB 72

Tristan melirik ke balik bahu, pada semak-semak di depan rumah kepala desa, lalu mengekori Charael yang masuk lebih dulu bersama di kepala desa dan anaknya. Sepertinya Charael juga mengetahui apa yang Tristan rasakan. Setelah saling tatap beberapa saat mereka berdua duduk masuk ke rumah itu bersama si kepala desa, sedangkan gadis yang tadi masuk ke arah belakang karena bilang akan menyuguhkan minuman. Tempat ini sama seperti desa-desa pada umumnya. Kepala desa cukup ramah menurut Tristan, hanya saja memang sebelumnya memberikan peringatan keras agar mereka segera meninggalkan Zelmehir. Tidak ada yang mencurigakan. “Sebelumnya, apa saya bisa bertanya sesuatu?” tanya Charael pada kepala desa. “Saya akan menjawab apa yang ingin saya jawab saja.” Charael mengangguk. “Sebelumnya ada peristiwa apa sampai tempat ini harus menjadi, ya&md
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

BAB 73

Ein mengangguk pada laporan lisan Tristan dan Charael. Di ruangan itu juga ada Xain. Semua kesatria Ein berkumpul kecuali Ercher yang memang harus menjaga Raeliana. Xain yang berdiri di samping meja Ein hanya bersedekap sambil menopang dagu. Pria itu benar-benar sedang memikirkan sesuatu. “Jadi, apakah yang semacam itu memang ada, Yang Mulia Agung?” tanya Charlotte sambil terus mengobati luka di punggung Tristan. “Hal aneh semacam itu.” “Entahlah,” balas Xain. “Memang terdengar tidak masuk akal, tetapi puluhan tahun lalu di Zelmehir memang terjadi. Bahkan tidak sedikit kasus ibu hamil yang kehilangan janin mereka saat tidur.” “Apa itu semacam penyihir?” kali ini Charael yang bersuara. Ein yakin sekali, sejak perjalanan dari Zelmehir kembali ke Ibukota, pria itu sudah gatal ingin bertanya. “Dia dukun,” kata Xain dengan nada dingin
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

BAB 74

Raeli merasa wajahnya panas sampai ke ubun-ubun. Pangeran dengan seenaknya muncul diam-diam, mengambil kesempatan untuk menciuamnya. Bahkan sampai mengelus kaki Raeli. Lalu apa pria itu bilang? Kekasih? Raeli menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri. Kemudian turun dari jendela dan duduk di salah satu tempat tidur tingkat. Ein mengikuti duduk di atas tempat tidur itu, menatap Raeli. “Kenapa kau datang? Apa dengan kakak?” “Tristan akan diistirahatkan karena lukanya,” jawab Ein. “Dia terluka. Apa itu misi yang berbahaya?” “Lumayan. Tetapi kuharap tidak lebih berbahaya dari pada perang melawan orang gila seperti Klein.” Ingatan tentang Roseline merasuki Raeli. Bahkan tentang pangeran gila bernama Klein yang ngotot ingin menjadikannya permaisuri dan bilang akan mengalahkan Ein. Rupanya pria itu lebih dulu mati
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

BAB 75

Kediaman Sharakiel terlihat dan terasa tenang di tengah malam yang berangin. Lampu-lampu taman yang menyala—berkat batu sihir—dalam wadah bulat putih melambai-lambai bak api lilin tertiup angin. Akan datang badai, mungkin menjelang fajar. Suara lari kecil terdengar di lorong kediaman Sharakiel berserta teriakan-teriakan kecil yang memenuhi lorong di tengah malam. “Ayah!” Suara pintu ruang baca yang terbuka mengalihkan pandangan Rict dari buku tebal yang sedang di bacanya. Pria itu tersenyum pada sosok gadis 8 tahun yang baru saja berlari kecil memasuki ruangan. “Kenapa kau ke sini, Mareyya?” tanya Rict saat menggendong putrinya ke pangkuan. “Ayo, kita tidur bersama,” kata Mareyya dengan pandangan berharap. “Aku tidak bisa tidur karena mimpi buruk.” Rict tersenyum memeluk putrinya
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

BAB 76

Raeli mendengkus geli dengan senyum lebar, menopang dagu sambil melihat Ercher yang duduk di depannya. Pria itu makan manisan seperti seseorang makan siang. Terkadang kalau melihat itu, Raeli percaya kalau Ercher seumuran dengannya. Hebatnya pria itu suka kue dan permen. Semua kue yang Raeli berikan padanya selalu saja di makan sampai habis.“Apa enak?” tanya Raeli.Ercher mengangguk dengan wajah datar. Hanya saja matanya berbinar.“Seenak itu?”Ercher sekali lagi mengangguk.Raeli kemudian mengembuskan napas. “Sepertinya kue-kue buatanku kalah enak dengan kue ini.”Ercher langsung menjatuhkan garpu kecilnya dan menciptakan suara klotak pelan di piring. Pria itu dengan mulut setengah penuh menatap Raeli dengan wajah bersalah.Raeli pun menutupi mulutnya dengan kepalan tangan dan tertawa. “Ya ampun, aku hanya bercanda. Kau lahap sekali.”“Kue Tuan Putri paling enak.”Raeli mengangguk-angguk. “Iya-iya aku tahu. Kau kan sangat menyukai kue buatanku. Sekarang habiskan ini dan kita pulang.
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

BAB 77

“Yang Mulia, sebaiknya Anda beristirahat,” kata Tristan saat melihat Ein lagi-lagi memijat pangkal hidungnya.“Anda sudah seperti itu selama seminggu,” komentar Charlotte sambil meletakkan gelas teh yang ketiga hari ini. Matahari sudah sepenuhnya menghilang. Sudah malam lagi dan Ein masih belum beranjak untuk sedikit meregangkan tubuhnya.Pintu ruangan Ein yang terbuka diketuk seseorang. Melihat orang yang berdiri di pintu, Ein dan semua yang ada di ruangan itu langsung berdiri dan membungkuk.“Selamat malam matahari kekaisaran, Baginda Kaisar,” kata Ein.“Apa aku mengganggu?” tanya kaisar.“Tidak, Baginda,” jawab Charael. “Kami sedang bersantai. Justru Yang Mulia Pangeran—”Ein langsung menoleh pada Charael dengan tatapan peringatan.Kaisar tersenyum kecil. “Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan pangeran. Bisa kau ikut aku?”Kening Ein berkerut. “Anda seharusnya mengutus seseorang saja. Tidak perlu—”“Aku kaisar, tetapi aku juga orang tua. Tidak bolehkah orang tua datang sendir
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

BAB 78

Raeli di kehidupan sebelumnya sebagai Sheriel.  Menjadi satu-satunya anak di keluarga Kasasi ada kurang dan kelebihannya. Kelebihannya adalah kasih sayang utuh dan materi yang berkecukupan. Tetapi kekurangan yang kerap kali Sheriel rasakan adalah kesepian. Ia tidak punya siapa pun selain orang tuanya. Sejak kecil Sheriel bermimpi untuk mempunyai kakak atau adik. Karena saat orang tuanya sibuk bekerja, ia merasa sendirian. Lalu Yuko muncul di depan pintu rumahnya dengan sebuah tas besar dan surat wasiat. Sheriel tidak tahu surat apa tepatnya itu. Ketika membaca surat tersebut, kedua orang tuanya marah besar dan nyaris mengusir Yuko dari rumah. Ternyata itu adalah surat yang ditulis oleh ayah Yuko—adik dari ayah Sheriel. Orang tua Yuko meninggal dalam kecelakaan, jadi sebelum meninggalkan Yuko mereka menulis surat permohonan agar orang tua Sheriel mau menjadi wali dari anakn
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

BAB 79

“Baiklah,” jawab Pangeran Ein. “Aku akan mendengarkanmu.” “Tapi, untuk yang pertama, tolong maafkan aku tentang kejadian hari itu,” kata Raeli. Biar bagaimanapun, kejadian ia berteriak pada pangeran di toko roti hari itu adalah sebuah kesalahan. “Aku rasa kau punya alasan sehingga melakukannya.” Raeli mengangguk. “Dan alasan itu termasuk dalam hal yang akan kau sampaikan?” “Ya. Dari itu, Pangeran. Kau adalah satu-satunya orang yang harus percaya padaku. Aku tidak ingin kau meragukanku. Karena jika kau melakukan itu ….” “Apa yang akan terjadi jika aku tidak memercayai apa yang akan kau sampaikan nanti?” Raeli menggeleng ragu. Ia pun tidak tahu apa itu, tetapi firasatnya bilang akan ada hal buruk. “Entahlah. Tetapi yang jelas, sesuatu akan terja
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status