"Eh Kinan, kamu di sini?" tanya Mas Arfan."Iya, Mas," jawabku."Ilham, kamu sekarang kerja kantoran?" tanya Mas Arfan."Iya," jawab Ilham singkat."Sayang meskipun kerja kantoran kamu tetap tidak cocok sama Kinan," kata Mas Arfan membuatku muak."Kinan, kita belanja yuk! Nanti malam aku jemput!" ajak Mas Arfan."Maaf, Mas. Aku gak bisa," tolakku.Pesanan kami sudah datang, kami segera makan sementara Mas Arfan baru dapat minuman saja."Kinan, makan siang kamu aku yang traktir ya," kata Mas Arfan.Tiba-tiba aku punya ide licik untuk mengerjai Mas Arfan."Boleh, Mas. Kalau gitu aku pesan lagi ya, Mas," kataku."Oh boleh," kata Mas Arfan.Aku memanggil pelayan lalu memesan beberapa makanan lagi. Namun, aku pesan agar makanan tadi di bungkus saja. Jumlah yang aku pesan dalam jumlah besar."Udah yang banyak pesannya," kata Mas Arfan."Udah banyak kok, Mas," kata pelayan."Punyaku gak sekalian dibayar, Mas?" tanya Ilham."Gak mau aku bayar punya kamu, aku hanya bayar pesanan aku sama pesan
Read more