Kini topik pembicaraan di antara Memey dan Irene, terasa sangat hambar bagi gadis yang belum genap tiga puluh tahun itu. Memey merasa sindiran yang tadi tanpa sadar keluar dari mulut Memey, sedikit melukai hatinya.“Tapi kenapa aku harus kesindir? Aku, kan, nggak manfaatin Juna sama sekali,” protes Irene dalam hati.Memey terlihat melirik pada arloji yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Kemudian dia menarik napas dan menatap Irene.“Kayaknya aku harus pamit, Ren,” ucapnya.“Hah?” Irene yang sedang melamun, sedikit tersentak dan menatap ke arah Memey.“Aku ada agenda lain sebelum ketemu sama dia. Ya, semacam mempercantik diri, hahaha,” ujar Memey.Irene mengangguk-anggukan kepalanya. Entah kenapa perasaannya terhadap Memey kini berubah. Mungkin dia masih merasa tersindir dengan ucapan wanita itu barusan.“Iya, ketemu mantan harus cantik, ya, Kak. Semoga sukses, ya, aku tunggu kabar baiknya,” timpal Irene sambil tersenyum yang terasa sedikit dipaksakan.“Thank you. Kalau ada k
Read more