Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 291 - Chapter 300

445 Chapters

BENIH-BENIH RASA

291Malam ini semua orang berkumpul di ruang makan. Berbagai kudapan istimewa sudah terhidang di sana untuk menjamu keluarga calon besan, hingga Endang dan Kirani bengong untuk beberapa lama.Keduanya hanya menatap tak percaya semua hidangan itu. Bahkan dalam mimpi pun mereka tidak pernah melihat hidangan semewah dan sebanyak itu tersaji di satu meja. Apalagi meja makan pribadi. Mungkin Kirani pernah melihat di restoran-restoran, tetapi ini benar-benar istimewa.Keluarga Sultan benar-benar mengistimewakan mereka. Kirani dan Endang sampai bingung ingin makan yang mana saking banyak hidangan di depan mereka.Berbeda dengan Endang dan Kirani, Anggara tampak santai melihat semua itu seolah ia sudah biasa melihatnya. Ia bahkan tidak menunggu dua kali untuk dipersilakan makan. Pria yang terlihat sangat sehat itu langsung mengambil makanan yang ia inginkan tanpa canggung. Kemudian melahapnya tanpa ia sadari jika semua orang menatapnya tanpa kedip.Jika anak dan istrinya bingung karena kepala
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

MALU-MALU KUCING

292“Ayah?” Kirani bergumam lirih. Menoleh heran ke arah Dewa seolah meminta tolong.Dewa mengerti. Pemuda itu menarik tangan Kirani dibawa menyusul sosok yang tidak lain Anggara menuju halaman samping.Walaupun heran kenapa sang ayah keluyuran malam-malam di sana, tetapi Kirani hanya diam mengikuti Dewa. Keduanya setengah berlari menyusul sosok yang mereka yakini Anggara itu. Aneh memang, Anggara menyusuri tempat di sana seolah terbiasa. Tidak ada rasa canggung atau meraba-raba layaknya seseorang yang baru saja datang di tempat baru.“Ayah!” Kirani memanggil dengan suara tertahan karena takut menimbulkan kegaduhan. Namun yakin jika seseorang yang masih berjalan menyusuri jalan setapak pinggir kolam itu mendengarnya.Benar, sosok itu berhenti dan berbalik. Kirani gegas berlari menghampiri. Setelah dekat terlihat walaupun di bawah cahaya yang tidak terlalu terang, kening Anggara berkerut bingung.“Ayah mau ke mana?” Kirani bertanya setelah berdiri tepat di hadapan Anggara. Tangannya me
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

SENSITIF

293“Katanya semalam Pak Anggara nyasar, De?” Pagi ini Sultan sengaja memanggil Dewa ke ruang kerjanya. Seorang pelayan menyampaikan jika tamu mereka ditemukan tengah berjalan di sekitar kolam dan saat ditanya seperti linglung.“Iya, Pa. Mungkin mengigau.” Dewa menjawab santai seraya menggerakkan kursi ke kiri dan kanan.“Ngigau?” Kening Sultan berkerut. “Kamu yakin?”Giliran kening Dewa yang berlipat. “Maksud Papa?”Sultan mengusap-usap dagu dengan tatapan lurus ke arah layar di hadapannya yang tengah memutar rekaman CCTV. Di sana terlihat sosok yang wajahnya tidak begitu jelas tengah menyusuri setiap lekuk rumahnya hingga ke halaman belakang tanpa canggung atau bingung sama sekali. Sosok itu berjalan sangat santai seolah tahu betul letak semua ruangan. Tidak seperti seorang tamu yang baru bertandang.“Ya, maksud Papa, kok calon ayah mertuamu seperti tidak kebingungan mencari dapur, pintu keluar, juga saat berjaan di halaman belakang seolah ia sangat mengenali rumah ini. Seolah sudah
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

DI MEJA MAKAN

294“Ada yang bisa saya bantu, Pak?” Dewa menghampiri Anggara yang mematung di ambang pintu. Dewa sendiri lekas menguasai keadaan setelah sebelumnya cukup kaget Anggara tiba-tiba membuka pintu ruang kerja sang ayah.“Pak, ada apa? Apa Bapak membutuhkan sesuatu?” tanya Dewa lagi saat Anggara hanya diam, mengedarkan pandangan ke seluruh isi ruangan.“Pak.” Kini Dewa menyentuh tangan Anggara hingga pria tersebut mengerjap dan menatapnya.“Bapak mencari apa? Bilang saja, mungkin saya bisa bantu mencari.” Tidak lelah Dewa bertanya hingga Anggara akhirnya menggeleng bingung.Dewa akhirnya memutuskan mengajak Anggara pergi dari sana setelah sebelumnya berpamitan kepada Sultan. Saling tatap singkat antara Dewa dan Sultan menandakan jika mereka harus bicara setelah ini.Dewa mengajak Anggara berjalan menuju ruang makan karena sebentar lagi waktu sarapan. Pemuda itu tidak memaksa Anggara untuk bicara. Karenanya selama menuju ke sana ia membiarkan pria tersebut memindai setiap ruangan yang merek
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

TAK DIANGGAP

295“Papa tidak mengerti kenapa kamu sampai bicara seperti itu di depan tamu, De.” Suara Sultan tajam penuh penekanan mengatakan kalimat barusan. Pria tersebut sengaja memanggil Dewa dan Viola untuk bicara pribadi di sebuah ruangan selepas sarapan.Dewa mengendikkan bahu seraya memasukkan tangan ke dalam saku celana. Pemuda itu menanggapi dengan santai, padahal tahu jika sang ayah tengah marah.“Alangkah baiknya jika membicarakan masalah keluarga tidak di depan orang lain.”Dewa tersenyum tipis sembari berdecak kecil.“Tapi mereka bagiku bukan orang lain, Pa. Mereka calon keluargaku juga.”“Tapi tetap tidak pantas bicara seperti itu seolah ingin mempermalukan kami.”“Maaf, jika Papa malu.”“Sebenarnya ada apa dengan kamu, De? Papa pikir kamu terlihat aneh hanya perasaan Papa saja. Ternyata kamu memang benar-benar aneh. Kamu bahkan mempermalukan kami di depan calon keluarga barumu seolah kami ini tidak berarti sama sekali untukmu.” Ucapan Sultan semakin tajam.Dewa meniupkan udara dari
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

JANGAN LAKUKAN!

296“Tolong kirimkan alamat kalian di sana,” ujar Dewa saat menelepon Malvino. Ia sudah tidak tahan dengan aksi tutup mulut seluruh keluarganya. Jika semua orang tidak mau mengatakan maka ia sendiri yang akan mencari tahu langsung kepada orangnya.“Abang mau apa?”“Apa Amanda juga melarangmu memberi tahu alamat kalian di sana?” Pertanyaan Dewa sama sekali tidak nyambung dengan pertanyaan Malvino.“Vin!” Suara Dewa meninggi karena tak ada sahutan lagi dari seberang.“Atau berikan ponselmu kepada Amanda sekarang. Aku yakin kalian sedang bersama.”Masih tidak ada sahutan. Padahal Dewa sudah setengah gila menahan sabar.“Vino!” Kembali Dewa bersuara keras hingga terdengar di ujung sana, suara yang lama tidak didengarnya. Suara yang sesungguhnya sangat dirindukannya.“Ini Aku, Bang. Apa kabar?”Dewa memejam kuat seraya menggeleng. Ingin rasanya langsung memarahi Amanda yang seolah main kucing-kucingan. Namun, ia tak akan pernah tega melakukannya. Sejak dulu, semarah apa pun dirinya, tidak
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

BERARTI

297Dewa terduduk dengan lemah di tepi ranjangnya. Dadanya terasa sesak. Entah kenapa semua ucapan Amanda ditelinganya terdengar sangat aneh dan penuh perasaan seolah itu keluar dari kedalaman hatinya.Dewa memejam sebentar sebelum berkedip cepat. Amanda benar, ia sudah memiliki komitmen yang serius dengan Kirani. Seharusnya fokus mengurus pernikahan yang sudah ia janjikan. Tidak memikirkan hal lain dulu.Jangan mempermainkan hati wanita yang mencintaimu dengan tulus. Kalimat itu terus terngiang ditelinga Dewa. Apa hati Amanda dipermainkan Shakeil? Atau hanya nasihan seorang wanita karena Amanda tahu dirinya berpotenssi mempermainkan hati Kirani?Dewa meremas rambutnya kasar dengan kepala menunduk, sebelum menegakkan tubuh dan melepaskan napas kasar berkali-kali. Kemudian keluar kamar untuk mencari Kirani. Ia yakin jika gadis itu tengah mencarinya karena ternyata beberapa kali panggilannya terabai selama ia bicara dengan Amanda.Kirani tidak akan tahu letak kamarnya karena ia tidak pe
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

ORANG LAIN

298“Ya, Dewangga Raditya. Kenapa, apa Anda familier dengan nama itu, Pak Ra-di-ty-a Hisam?” Sultan mengeja dengan suara penuh penekanan. Tatapan dan senyuman sinis terukir di wajahnya. Akhirnya ia bisa menangkap basah pria itu di sini. Dan sangat yakin jika Anggara adalah Hisam. Namun ….“Raditya Hisam?” Seruan seseorang dari belakang tubuh Sultan membuat pria tersebut menoleh kaget.Tampak di sana pemuda dengan banyak paper bag di kedua tangannya berjalan mendekat. Memindai Sultan dan Anggara bergantian.“Siapa itu Raditya Hisam, Pa?” lanjut pemuda yang kini berdiri di hadapan dua pria paruh baya yang kaget dengan kedatangannya.Sultan menelan ludah dengan susah payah. Wajahnya memucat. Di saat merasa berhasil menangkap basah Anggara yang sejak awal sudah mencurigakan, kini malah muncul Dewa dengan tiba-tiba. Sementara ia belum siap menyampaikan jika Dewa adalah anak dari laki-laki yang namanya baru saja ia sebut.“Pa, siapa Raditya Hisam? Tidak ada siapa pun di sini selain Pak Angg
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

KENYATAAN

299“Jangan bicara seperti itu, De.” Suara lembut tetapi tegas yang berasal dari luar ruangan membuat perhatian semua orang kini beralih ke sana. Di mana di sana berdiri wanita setengah abad yang wajah dan tubuhya masih sangat terawat. Tidak akan ada yang menyangka jika dulu wanita itu memiliki tubuh subur yang dijuluki buntalan atau bola.“Kamu terus menyebut dirimu disisihkan di keluarga ini hanya karena satu kejadian, tanpa melihat ke belakang sudah berapa banyak kepercayaan yang kami berikan kepadamu,” lanjut wanita yang menatap Dewa dengan kekecewaan.“Jika kami menyimpan satu rahasia darimu, itu kami lakukan untuk kebaikanmu. Amanda yang meminta kami semua tutup mulut agar apa yang sudah kau rencanakan berjalan lancar. Kami semua hanya menghormati keinginannya, itu saja. Bukan karena ingin menyisihkanmu dari keluarga ini.” Wanita yang tidak lain Viola tampak emosional, dan ini untuk pertama kali Dewa melihat sang ibu seperti ini. Karena biasanya wanita itu hanya akan diam. Manut
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

TERKUAK

300 Kedua kaki Dewa mundur beberapa langkah seiring gejolak di dalam sana yang siap meledak. Terlihat dari pergerakkan dadanya yang cepat tak terkendali. Wajah pemuda itu berubah pasi seolah darah dalam tubuhnya tidak mengalir ke sana. Kepalanya menggeleng kuat. Tatapan nanar ia sapukan antara wajah Viola yang masih menangis dan Sultan yang meraup wajahnya putus asa. “Tidak, ini tidak mungkin. Aku pasti sedang bermimpi, kan? Apa yang aku dengar barusan pasti tidak nyata. Tolong, Ma. Tolong katakan jika aku sedang bermimpi.” Dewa mengangkat kedua tangannya dengan lemah. Meminta sang ibu mengatakan semua ini tidak nyata. Ia tidak ingin menerima kenyataan jika bukan anak Sultan dan Viola. Sangat menyakitkan jika ia mengetahui orang asing adalah ayah dan ibu kandungnya. Viola menggeleng frustrasi. Air mata masih membanjir dari kedua sudut matanya. Rasa sakit di hatinya tak dapat digambarkan. Jika boleh memilih, ia tak ingin mengatakan ini sampai kapan pun. Ia ingin menyimpannya sampai m
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
45
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status