Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 241 - Chapter 250

445 Chapters

JALAN-JALAN

241“Apa perjodohan ini akan batal?”Hening. Semua orang terdiam. Semua menatap Amanda yang begitu berani menanyakan hal sensitif. Perubahan langsung terlihat di wajah Sultan. Pria itu baru saja ingin menjawab saat dokter Shakiel buka suara.“Tidak apa-apa, Nona. Jika dalam perjalanan kita saling mengenal Nona Amanda tidak menyukai saya, maka Nona boleh menolak. Boleh membatalkan perjodohan ini. Saya akan dukung Nona Amanda.”Semua mata kini beralih ke wajah laki-laki berkacamata.“Namun tidak ada salahnya untuk saat ini jika kita menjalani dulu apa yang digagas orang tua, bukan? Karena orang tua menjodohkan kita untuk tujuan baik. Ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Maka menurut saya tidak ada salahnya menjalani keinginan mereka sebagai bakti kita kepada mereka yang telah begitu menyayangi kita.”Dokter Shakiel menjeda kalimat. Tatapan lembut selalu terpancar dari sepasang mata dibalik kacamatanya. Senyum juga tak pernah lepas dari wajahnya.Amanda terpana dibuatnya. Ternyata sepe
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

BIARKAN SEPERTI INI

242“Ayo, Nai. Naik ke punggung Abang sebelum tubuhmu jatuh ke sungai.” Dewangga menarik tangan Amanda. Bahkan sedikit dientakkan karena gadis itu bukanya menurut seperti komandonya, malah menatapnya nanar. Bibirnya bergumam lirih menyebut nama Dewa. “Bang De.”Dewa bermaksud meraih tubuh Amanda yang kakinya semakin melorot karena fokusnya pecah, saat dua pemandu juga memerosotkan tubuh mereka masing-masing di samping Amanda dan Dewa. “Ayo Kang, bantu Si Nengnya naik. Injak kaki saya.” Laki-laki dengan umur kisaran tiga puluh limaan memberikan pahanya untuk pijakan Dewa. “Maaf, ya Kang.” Dewa menurut, pemuda itu gegas menginjak paha pemandu agar bisa mengangkat tubuh Amanda yang kini ditahan pemandu lainnya. Amanda sendiri hanya diam seraya menggigit bibirnya. Kakinya bahkan sangat lemah sekadar menopang tubuhnya sendiri. Tak ada keinginan untuk sekadar menyelamatkan diri sendiri. Dewa dibantu satu pemandu menaikkan tubuh Amanda ke atas punggungnya untuk digendong. “Nai, berpega
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

MALAM YANG HANGAT

242Dengan kembali digendong Dewa, Amanda akhirnya tiba di tepi jalan. Di mana dua mobil sang ayah menunggu mereka. Perjalanan dari sawah yang cukup menanjak hingga di tepi jalan, tidak membuat Dewa kesulitan membawa tubuh gadis itu. Ia tidak mengeluh atau berniat istirahat karena membawa beban di punggungnya. Pemuda itu berjalan lancar dan ringan seolah tidak membawa apa pun.Baik Dewa atau Amanda tidak ada yang bicara selama perjalanan karena di belakang berjalan beriringan orang tua mereka, juga keluarga dokter Shofia. Namun, ini cukup untuk Amanda dapat menikmati momen kebersamaan dengan Dewa yang entah kapan akan terulang.Diam-diam gadis itu bersyukur terperosok ke bibir sungai hingga akhirnya Dewa menolongnya. Jika tidak ada kejadian ini, belum tentu bisa sedekat ini dengan Dewa. Apalagi sampai digendong. Mereka pasti masih saling terdiam tanpa tegur sapa.Amanda bersyukur ada kejadian ini hingga ia bisa sedekat ini dengan Dewa. Memeluk lehernya, menghidu aroma tubuhnya dalam j
last updateLast Updated : 2023-06-23
Read more

KEMBALI HAMPA

243Esoknya Amanda tidak mendapati Dewa di Villa. Paska kejadian dramatis semalam, ia langsung dibawa masuk kedua orang tuanya tanpa menunggu acara selesai. Dan pagi hari Dewa sudah tak terlihat di mana pun. Entah apa yang terjadi semalam setelah dirinya masuk.“Kenapa kamu selalu saja mengacaukan acara, Manda? Apa kamu tidak berpikir kami akan malu dengan tamu?” Sultan langsung menceramahinya saat mengantarkan Amanda ke kamar.“Tadi siang acara jalan-jalan batal karena kamu terjatuh. Malam ini lebih parah, kamu nangis di tengah acara seolah sesuatu yang besar terjadi. Apa kamu tidak memikirkan perasaan kami? Perasaan tamu? Perasaan Shakiel? Sebenarnya, ada apa denganmu? Kenapa kamu jadi seperti ini?”Amanda terdiam beberapa saat, menelan ludah demi mendengar ucapan sang ayah. Sebelum mendongak dan menatap pria paruh baya berwajah merah di hadapannya.“Kalau begitu, suruh sopir mengantarku pulang saja, Pa. Agar aku tak membuat masalah dan membuat malu Papa lagi.”Kening Sultan berkeru
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

KIRANI

245Dewa menatap sayu gadis muda yang tengah menangis sesenggukan di bangku depan Instalasi gawat darurat. Gadis itu tidak sendiri, wanita berumur lebih setengah abad yang juga sama-sama menangis, menyertainya. Mereka saling memeluk untuk saling menguatkan mendapati kepala keluarga entah bagaimana nasibnya di dalam sana. Mereka tidak menyalahkan, tetapi melihat betapa mereka menangisi korban tabraknya, Dewa sendiri yang merasa bersalah.Perlahan Dewa menghampiri dua wanita beda generasi itu. Berkedip berkali-kali saat sudah berdiri di hadapan mereka dan mulai bicara setelah mengatur napasnya.“Maaf, ini semua kesalahan saya.”Kedua wanita itu menghentikan tangisnya sebentar. Namun, keduanya tidak ada yang mendongak.“Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. Mengobati Bapak sampai sembuh total.” Dewa melanjutkan ucapan hingga gadis muda mendongak. Mata basahnya menatap tajam.“Kita berdoa sama-sama agar Bapak segera sembuh. Urusan apa pun terkait administrasi sudah saya selesaikan. Dan
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

KERAS KEPALA

246“Kiran, tunggu!” Dewa berjalan menghampiri gadis yang ingin meraih handel pintu. Kemudian menarik napas panjang dan mengembusnya perlahan.“Saya tanya kenapa kamu ingin bekerja? Apa biaya dari saya kurang untuk kalian?”Kirani menatap tajam, sebelum membuang muka. “Tidak, Pak. Cukup. Bahkan sangat cukup.”“Lalu?” Alis Dewa bertaut.Kirani melipat tangan di dada dengan pandangan tak ingin melihat Dewa.“Sudah saya katakan, saya tidak ingin tergantung kepada….”“Kiran, saya lakukan semua karena merasa bertanggung jawab atas yang terjadi dengan ayahmu. Bukan karena merasa banyak uang, atau apa pun.” Dewa memotong ucapan Kirani.Saling tatap tak dapat terhindarkan. Seperti biasa, Kirani menghujamkan tatapan tajam tak bersahabat. Dan itu membuat Dewa tidak nyaman. Dewa tidak ingin terus dibenci seperti ini. Toh ia bukan sengaja ingin mencelakakan Anggara. Tidak ada yang tahu musibah akan datang. Ia juga sudah berusaha bertanggung jawab semampu yang ia bisa. Jika Anggara hingga kini mas
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

MOVE ON

247Dewa berkedip-kedip setelah sekian lama bengong dengan ucapan Kirani. Sementara gadis di hadapannya masih mengangkat dagu dengan percaya diri. Dewa gegas menguasai keadaan setelah menelan ludah.“Kamu tunggu dulu di luar, ya. Saya akan menyeleksi yang lainnya. Nanti akan ada pengumuman.” Dewa membantu membukakan pintu untuk Kirani. Gadis itu hanya mengangguk. Ia tahu harus ikut prosedur. Namun, tiba-tiba ia berbalik saat pintu hampir tertutup.“Pak, saya diterima, kan?” tanyanya dengan tatapan penuh harap.Dewa menarik napas panjang. “Nanti asisten saya yang umumkan. Kamu tunggu dulu bersama yang lainnya.”“Please, Pak, terima saya. Saya ingin punya uang sendiri.”Sungguh, Dewa tak percaya jika gadis yang tengah memohon di depannya adalah gadis keras kepala yang selalu ketus dengannya.“Penambahan gedung perusahaan Bapak, tentunya juga membutuhkan OG yang lebih banyak, kan?”“Maksudnya?” Alis Dewa bertaut.“Maksudnya, saya bisa kan, jadi salah satu OG-nya?”“Maksud kamu melamar ja
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

ITU SIAPA?

248“Kiran, apa yang kamu lakukan?” Bu Endang yang kaget melihat tingkah anak sulungnya, bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Dewa yang meloncat-loncat kecil seraya memegangi punggung kaki yang diinjak Kirani.“Salah sendiri, Bu. Bapak Direktur ini sudah menipuku.” Tanpa rasa bersalah, Kirani menunjuk wajah Dewa yang masih meringis.“Menipu apa?” Bu Endang yang tidak enak hati, memegangi tangan Dewa demi melihat pemuda itu tertatih.“Dia bilang terjadi sesuatu dengan ayah. Sepanjang jalan dia menyiksaku dalam kecemasan tanpa mau bicara. Padahal di sini ayah tidak apa-apa. Kalian bahkan terlihat bahagia.”“Apa saya ada bilang terjadi sesuatu yang buruk?” Dewa membela diri. “Tidak, bukan?”Kirani bengong mendengar ucapan Dewa, sebelum wajahnya merengut. Namun, saat ingin menuding lagi lelaki itu, terdengar suara lemah tetapi sangat familier.“Kirani….”Serta-merta gadis itu menoleh ke asal suara. Pun dengan Dewa dan Bu Endang. Kirani melebarkan mata dan pendengaran, tak percaya ra
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

KAMUFLASE

249“Ayah, aku kan, masih SD. Masa udah punya calon suami?” Kirani terkekeh setelah menguasai keadaan dan berusaha mencairkan situasi.“Ayah bilang aku masih sekolah di SD Insani, bagaimana aku punya calon suami?” Lagi, Kirani berkata lembut agar sang ayah mengerti. Namun, yang terjadi selanjutnya, Anggara kembali memijat pelipisnya setelah beberapa lama menatap wajah Dewa.Kening Pria tersebut berkerut menandakan berpikir keras. Bahkan mengeluh jika kepalanya pusing dan ingin menarik perban yang menutupi jahitan luka di kepalanya.Dengan gesit tetapi lembut, anak-anaknya menahan tangan ayah mereka agar tidak mengganggu luka di kepalanya.“Ayah sebaiknya tidur saja, ya. Ayah masih harus banyak-banyak istirahat. Tidak boleh banyak pikiran.” Kirani dibantu Kinanti berusaha membujuk ayah mereka agar mau berbaring dan istirahat.Anggara akhirnya menurut, mau berbaring tetapi pandangan tak kepas dari wajah Dewa, hingga Kirani terpaksa meminta Dewa keluar karena membuat sang ayah tidak nyam
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

OTAK SEMPIT

250[Ayahmu memorinya semakin kacau.]Kirani membaca pesan dari sang ibu. Gadis itu duduk di bangku halte sore ini. Niatnya pergi ke kampus urung karena moodnya tidak bagus.[Hari ini terus menanyakan Pak Dewa].[Kepalanya sering sakit bahkan berkali-kali mencabut perban, padahal jahitan di kepalanya belum kering.]Perasaan Kirani tidak tenang. Ia terus menghkawatirkan sang ayah. Pesan-pesan ibunya membuatnya ingin gegas kembali ke rumah sakit.[Ibu sudah lapor perawat setiap Ayah mengeluh pusing, dan perawat menyuntikkan obat setiap Ayah merasakan sakit yang teramat di kepalanya.]Kirani memejam. Ia yakin yang terjadi dengan sang ayah adalah efek trauma di kepalanya. Akibat benturan itu yang terpantik karena pria itu terus berpikir keras mengingat siapa pemuda yang berada di ruangannya dan terlihat dekat dengan keluarganya.Kirani bingung bagaiamana harus menjelaskan kepada ayahnya jika pemuda itu adalah penabrak dirinya.Entah berapa lama Kirani duduk di sana dengan pikiran ke mana-
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
45
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status