Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN: Chapter 171 - Chapter 180

445 Chapters

DUNIA MILIK BERDUA

171Malam yang indah. Bulan berisi penuh yang menggantung rendah di langit sana ditemani hamparan benda kecil yang berkelap-kelip, menambah suasana semakin syahdu. Seluruh alam seolah ikut mendukung keromantisan kami, karena malam ini udara juga sangat hangat.Kami tengah menikmati kesyahduan di pinggir kolam setelah beberapa saat lalu Kak Dala mengajariku berenang. Ternyata main air sangat menyenangkan walaupun aku belum lancar berenang. Pantas saja Kak Dala begitu betah bila sudah berada di sini. Ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berenang. Sejak saat ini, ia tak akan berenang sendiri malam-malam, karena aku akan menemaninya.Kami menikmati camilan dan minuman hangat yang dibawakan seorang pelayan dengan saling besenda gurau. Ah, indahnya dunia. Indahnya cinta yang halal.Aku bersyukur Kak Dala tidak marah saat aku meminta paksa izinnya agar Feli menginap malam ini. Toh hanya satu malam. Besok pagi aku akan menyuruhnya pergi dan memberinya uang untuk membayar sewa rum
last updateLast Updated : 2023-04-13
Read more

MANA SUAMIMU?

172Hingga pagi Kak Dala masih saja melancarkan aksi ngambeknya. Padahal sudah berbagai cara kulakukan agar ia mau memaafkanku dan bersikap seperti biasa. Sesuatu baru kutahu jika sedang marah ia seperti wanita. Lama dan awet. Aku sudah putus asa, entah apalagi yang harus kulakukan untuk membuatnya bersikap seperti biasa.Untunglah Papi pagi-pagi sudah berangkat ke rumah Bunda, hingga tidak perlu melihat anak dan menantunya ini perang dingin di saat baru beberapa hari saja menikah.Papi selalu sarapan dan makan siang di rumah Bunda setiap hari. Kami bahkan hanya bertemu sebentar semalam. Karena Papi pun sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Paling tidak itu membuat kami tak terlalu malu dengan keadaan saat ini.“Kak, apa kita akan ke rumah Bunda hari ini?” Aku bertanya saat kami duduk berdua di meja makan. Walaupun ia terus melancarkan aksi tutup mulutnya, tetapi itu tak membuatku melakukan hal yang sama. Karena sadar betul jika ini kesalahanku. Aku terus saja menanyakan banyak hal wal
last updateLast Updated : 2023-04-14
Read more

MANTAN

173Aku langsung mengekori Kak Dala setelah melihat satu kedipan mautnya. Ya, aku mengerti ia memerintahku untuk pergi dari sana hanya dengan satu kedipan matanya. Aku bahkan tidak tahu bagaimana nasib Feli di dalam sana. Untung tadi sudah mengurus administrasi untuk pendaftaran. Untuk selanjutnya biarlah nanti kupikirkan di jalan.Karena tidak fokus dan terus saja teringat Feli, beberapa kali aku hampir jatuh atau bertabrakan dengan seseorang saat berjalan di koridor rumah sakit. Aku bahkan tertinggal jauh karena Kak Dala berjalan sangat cepat. Beberapa kali Kak Dala menarik tangan ini agar aku tidak menabrak orang lain. Hingga puncaknya, saat aku benar-benar tidak fokus dan akhirnya tubuh ini terpental karena tersandung kursi roda yang meluncur di sebuah turunan.Aku mendesis saat merasakan lutut yang ngilu bertabrakan dengan lantai. Kenapa aku bisa seceroboh ini?Aku sedang mengusap lutut yang cukup sakit saat suara seseorang bertanya dalam jarak dekat.“Maaf, Mbak. Apa Mbak baik-b
last updateLast Updated : 2023-04-15
Read more

PIJAT

174Aku menghentikan tangis setelah beberapa lama. Kemudian mengangkat wajah.“Stop, Pak!” Aku meminta sopir menghentikan mobil. Kemudian menoleh ke arah Kak Dala yang diam sejak aku menangis.“Aku turun di sini saja, Kak. Tidak mungkin ke rumah Bunda dengan kondisi seperti ini. Aku akan menenangkan diri dulu. Nanti menyusul ke sana. Kakak duluan saja.” Aku langsung membuka pintu mobil dan turun tanpa menunggu ia menjawau atau sekadar melihat reaksinya. Aku benar-benar butuh menenangkan diri saat ini.Dengan tertatih karena kedua lutut ternyata sakit, aku berjalan menyusuri trotoar menuju taman kecil yang baru saja terlewati. Kujatuhkan bokong di salah satu bangku yang ada di sana. Suasana sepi karena bukan hari libur dan bukan jam ramai pengunjung.Aku menghabiskan sisa tangis yang belum sepenuhnya lepas agar sesuatu yang mengganjal di dada hilang. Aku tak ingin terlihat kacau saat menemui Bunda dan Papi nanti. Entah kenapa aku menjadi sangat cengeng akhir-akhir ini. Kebahagiaan dan
last updateLast Updated : 2023-04-16
Read more

NOSTALGIA

175Aku mencoba membuka mata yang masih saja terasa lengket. Tangan besar yang melingkari perut membuat tak leluasa bergerak. Saat ingin melepaskannya, pelukan malah bertambah erat.“Kak.” Aku memanggil pemilik tangan yang yakin wajahnya berada tepat di tengkuk ini, karena sapuan napasnya terasa menyapu leher.“Hmmm.” Gumaman lirih terdengar sebagi jawaban.“Katanya cuma mijit kaki.” Aku merajuk manja.“Tadinya begitu,” jawabnya denan suara tak begitu jelas. Aku yakin ia masih mengantuk.“Lalu?”“Tapi tubuhmu mengandung aliran listrik.”“Apa?”“Tubuhmu ada setrumnya, aku kena setrum, bergetar. Bahaya kalau tidak segera dilemaskan, aku bisa gosong.”“Modus!” Aku merutuk. Sementara di belakang telinga hanya terdengar kekehan pelan sebelum sepi menyelimuti. Dengkuran halus terdengar setelahnya. Ia tidur pasti karena kelelahan setelah melemaskan tubuhnya. Meninggalkanku yang tidak leluasa bergerak karena dipeluk dari belakang dengan posisi meringkuk.Aku tersenyum sebelum kembali merenung
last updateLast Updated : 2023-04-17
Read more

SUAMI MENGGEMASKAN

176Pelukan di pinggangku melonggor seiring perubahan wajah Kak Dala. Namun, aku tak ingin situasi yang semula hangat dan romantis ini hilang dalam sekejap saja. Aku merapatkan tubuh agar semakin menempel dengan tubuhnya. Pelukan di lehernya juga kupererat, sebelum menyandar manja di pundak hangatnya.Aku mencoba mempertahankan suasana dengan terus bermanja walaupun sangat terasa perubahan gestur dan sikapnya. Kutiup lehernya agar ia kegelian. Kupermainkan juga Adam’s Apple-nya yang sangat kusukai itu. Hingga tangannya menghentikan gerakanku. Mungkin karena kegelian jakunnya sejak tadi kupermainkan.Aku pikir ia akan marah dan mengabaikanku lagi, tetapi nyatanya ia berbisik genit.“Bukan ini yang harusnya kau permainkan, tapi yang lain.”Aku melebarkan mata saat sadar ia membimbing tangan ini ke arah mana. Segera kutarik tangan ini agar terhindar dari menyentuh yang tidak-tidak. Ini ruang terbuka. Ada banyak mata yang bisa saja melihat kami. Walaupun mungkin pura-pura tidak melihat.A
last updateLast Updated : 2023-04-18
Read more

TERULANG LAGI

177“Maaf, tapi rumah kami bukan dinas sosial. Kami tidak akan menerima seseorang untuk tinggal dengan cuma-cuma.”Feli menunduk dalam setelah sebelumnya menatapku nanar. Ucapan Kak Dala memang terdengar sangat menyakitkan. Dan mirisnya aku tak dapat berbuat apa-apa. Aku pun hanya menumpang di rumah suamiku.“Ana, hampir sepuluh menit. Aku tunggu di luar!” Setelah mengatakan hal menyakitkan kepada Feli, Kak Dala langsung beranjak menuju pintu. Namun, langkahnya tertahan demi suara Feli yang tanpa disangka-sangka.“Kak Dala, kenapa Kakak seolah membenciku?”Hei! Aku menoleh sebelum melebarkan mata. Feli sangat berani bicara dengan suamiku. Bahkan ia memanggil suamiku dengan sebutan yang sama denganku.Kak Dala membalikkan tubuhnya yang nyaris mencapai pintu. Sesuatu yang kutakutkan sepertinya akan terjadi. Wajah itu terlihat merah padam.“Apa aku ada salah dengan Kakak? Kenapa Kakak sangat membenciku? Bukankah aku ini adik dari istrimu yang artinya adik iparmu? Kenapa memberi tumpangan
last updateLast Updated : 2023-04-19
Read more

JATUH CINTA LAGI DAN LAGI

178 Dua bulan berlalu…. Aku tersenyum menatap Kak Dala yang sedang meliuk-liukkan tubuhnya di dalam air. Kepalanya timbul tenggelam seiring gerangan tangannya seperti dayung mengayuh. Sungguh, aku menyukai jika suamiku sedang berenang. Ia terlihat sangat seksi dengan rambut dan semua bulu di tubuhnya yang berbaris rapi tersapu air. Sesekali ia melambaikan tangan kepadaku yang hanya duduk di kursi malas sambil menikmati camilan. Kehamilan yang baru beberapa minggu membuatku malas bergerak dan lebih sering lapar. Hari-hariku saat ini selalu ditemani berbagai camilan lezat. Tak ayal, walaupun baru hamil beberapa minggu, berat badanku sudah melonjak naik. Mungkin untuk mantan buntalan sepertiku, kenaikan berat badan gampang sekali terpancing. Apalagi bila pemicunya sangat jelas. Aku sadar akan hal itu, tetapi perut yang cepat sekali lapar ditambah janin yang jadi kambing hitam, membuat siapa pun t
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more

DIA HANYA MASA LALU

179“Arman?” Suara dari belakang yang sarat keheranan, menyela. Aku berbalik cepat dan mendapati Kak Dala sudah berdiri sangat dekat. Entah sejak kapan.“Ada apa lagi dengan laki-laki itu? Apa dia mengganggumu?” Kali ini nada cemburu dan curiga mendominasi. Tatapannya penuh selidik.“Tidak, Kak. Aku bahkan hanya bertemu dia di rumah sakit saat bersama Kakak.”“Lalu?” Ia memburu.Aku menarik napas panjang sebelum menjawab. “Perusahaan kami berkerja sama.”“Apa?” Bola mata Kak Dala seperti mau loncat dari rongganya.“Bagaimana bisa? Kenapa kau memberi peluang?”Aku memejam jengah. Kadang-kadang lelah dengan sikap cemburuan suamiku.“Peluang apa yang Kakak maksud?” Keningku berkerut.“Peluangnya mendekatimu lagi.”Aku mengembus napas kasar. “Kak, sudahlah, jangan terlalu parno. Semua hal tidak bisa dipandang hanya dari satu sudut saja. Cobalah Kakak memandang dari sudut….”“Tapi aku tidak suka kau terlibat dengannya walaupun hanya sekadar kerjasama, Ana.”“Ini bukan aku yang mengatur, Ka
last updateLast Updated : 2023-04-23
Read more

SUAMI POSESIF

180“Tolong pertemukan aku dengannya, Kak. Aku ingin minta maaf padanya.”Aku dan Kak Dala saling berpandangan.“Aku akan menjelaskan kenapa kabur saat itu.”Kembali aku dan suamiku saling pandang.“Kau ingin menjelaskan kepada Arman, tetapi tidak pernah menjelaskan apa pun kepada kakakmu?” Kak Dala bereaksi lagi. Kali ini lebih keras. Membuat aku dan Feli tidak menyangka.“Tidakkah kau tahu jika di sini Ana-lah yang paling dirugikan?” lanjut Kak Dala dengan wajah semakin merengut.Wajah Feli memucat. Ia terlihat sangat gugup. Baki di tangannya bergetar efek tangannya yang gemetar.“Apa kau tidak tahu jika Arman dan keluarganya memperlakukan Ana dengan buruk? Apa kau tidak tahu jika Ana diceraikan dan diusir seperti binatang bahkan dalam waktu tujuh hari saja setelah mereka puas memeperlakuaknnya seperti budak?” Kak Dala masih terus meluapkan kekesalannya. Aku memang sudah menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi.“Arman dan keluarganya bersikap seperti itu karena kesal dengan ul
last updateLast Updated : 2023-04-24
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
45
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status