194Kutatap langit-langit kamar yang sebenarnya tidak ada apa pun di sana selain lampu yang sudah kumatikan. Entah sudah berapa lama aku berbaring walaupun mata tak kunjung terpejam, dan malah menggembala otak yang berkelana ke mana-mana.Kedatangan Bang Hisam dan istrinya tak urung membuat pikiranku yang baru saja sedikit tenang, kembali terusik.“Abang ikut prihatin atas pernikahanmu, Vio,” ujar Bang Hisam tadi. “Sebenarnya Abang sempat menduga hal ini akan terjadi padamu, mengingat sifat Dala yang Abang tahu betul seperti apa.”Tadi aku hanya diam tak menanggapi. Toh, semua sudah terjadi. Apa yang menimpa pernikahanku dengan Kak Dala sudah suratan yang harus kami jalani.“Andai waktu bisa diputar kembali, Abang lebih baik bertarung….”“Abang! Sudahlah, tidak baik berandai-andai. Ingat, istrimu tengah mengandung. Sebentar lagi kalian menjadi orang tua.” Aku memotong ucapannya yang kumengerti ke mana arahnya.“Oh ya, selamat, ya. Semoga rukun dan bahagia selalu,” lanjutku dengan seny
Last Updated : 2023-05-06 Read more