All Chapters of Disia-siakan Keluarga, Diratukan Ibu Mertua: Chapter 71 - Chapter 80

162 Chapters

Pernikahan Ivan dan Keira

“Selamat ya.” Hana berkata sambil menangkupkan kedua tangan di depan dada.Ivan mengangguk. Di sebelahnya, Keira tidak berhenti menggamit lengannya sejak tadi.“Ivan gak bakalan kemana-mana, Kei,” sahut Arkan jail.Wajah Keira memerah. Hana mengulum senyum, lalu maju dan memeluk sahabatnya tersebut.“Gak boleh manja lagi. Kamu udah jadi istri sekarang,” ucapnya serius.“Jangan ngomong gitu. Nanti kalau dia betulan jadi perempuan mandiri, aku yang repot,” balas Ivan serius.Mereka berempat tertawa, disusul Keira yang pura-pura menyikut Ivan.“Ayo, Han. Biarin mereka disini dengan segala keuwuan ini.” Arkan merangkul bahu istrinya dan berjalan menuju meja yang diisi oleh keluarga mereka.Tiba di meja, Arkan menarik bangku untuk Hana dan duduk di sebelahnya. Salwa yang duduk di sebelah kiri Hana dan sebelumnya mengobrol dengan Harris mengangguk sebelum kembali sibuk berdua.“Umi udah tahu, Mas?” bisik Hana.Arkan menggeleng. “Nanti kita kasih tahu setelah di rumah.”Hana menunduk menatap
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

Rayuan Lina

“Kenapa dia gak berhenti lihatin kita?” tanya Ivan saat tiba di rumah dua hari kemudian.Arkan ikut menoleh. Buru-buru Dea memalingkan muka, namun Arkan tetap bisa tahu kalau gadis itu masih terus mencuri pandang ke arah mereka.“Udah, gak usah dilihatin,” sela Arkan. “Han, mau makan sesuatu?”Hana menggeleng. Hanya ada mereka berempat saat tiba di ruang keluarga. Aisyah dan Riza sudah masuk kamar, sementara Zara dan Faris sedang mampir ke pesantren milik keluarga mertuanya.“Kulihat kamu gak makan apa-apa dari pagi, Han,” komentar Ivan.“Mulutku pahit, Mas,” balas Hana datar. Pandangannya tetap fokus pada televisi yang menayangkan berita siang.Ivan melirik Arkan, namun sahabatnya itu hanya mengedikkan bahu. Pria itu akhirnya pamit untuk meletakkan barang-barangnya di kamar Keira, lalu kembali turun dan melihat Hana masih asyik menonton berita.“Mau keluar, Kei?” tawar Ivan.“Kemana?”“Jajan, atau jalan-jalan. Kita bisa pinjem motornya Abi.” Ivan mengedikkan bahu dengan tampang tak b
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more

Cercaan Naira

“Coba lihat ke bawah."Ivan betul-betul menoleh ke bawah, diikuti Keira di sebelahnya. Hanya ada Vanya di depan gedung kelas yang buru-buru membuang muka ke arah lain.“Kamu gak mau ngomong sama dia lagi, Kei?” tanya Ivan penasaran.“Aku mau. Dia yang enggak mau.” Keira menjawab singkat, lalu kembali menyendok salad dari mangkuk mereka.“Dasar anak-anak,” sahut Arkan pedas.“Nah kan. Galaknya kumat lagi,” hardik Keira. “Sana ah. Ngerusak suasana aja bisanya.”Tak tanggung-tanggung, Ivan ikut mengusir sahabatnya tersebut. Didorongnya Arkan ke dalam rumah, lalu mengunci pintu dari luar dan kembali duduk di sebelah Keira.Arkan terkekeh, lalu melepas peci dan masuk ke kamar. Dilihatnya Hana tengah duduk sendirian di depan jendela sambil menopang dagu pada lutut.“Kok bengong?” senyum Arkan. “Udah makan siang belum?”“Udah, Mas.”Mata Hana tetap tertuju ke depan, sementara Arkan terus memandanginya dengan bingung. Spekulasi tentang ibu mertuanya yang mendesak minta uang kembali mencuat."
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

Kejutan Yang (Tidak) Menyenangkan

“Assalamualaikum.”Arkan bangkit, lalu menyambut tamu baru mereka. Suara obrolan semakin ramai dan didominasi oleh tawa sebelum pria itu mempersilahkan semua orang untuk masuk.Tawa Harris dan Rayhan yang sebelumnya terdengar kini hilang, berganti dengan wajah pucat Rayhan. Mata Rayhan langsung mencari Naira yang lengannya dicekal oleh Alissa.“Assalamualaikum, Kyai Harris.”“Wa’alaikumsalam, Mas Azzam.” Harris mengangguk. “Saya senang sekali. Hari ini rumah saya kedatangan banyak tamu.”Namun pria yang dipanggil Azzam itu hanya mengangguk dan kembali menatap Rayhan.“Apa yang kamu kerjain disini?”Rayhan tidak menjawab.“Ayo pulang, Rayhan. Kalian gak perlu melewati semuanya sendiri.”Arkan dan keluarganya saling tatap, tidak paham dengan apa yang dimaksud pria tersebut.Pria bernama Azzam itu lantas mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dahinya mendadak mengernyit, seolah tidak menemukan sesuatu yang dicarinya.“Mana perempuan yang lari tadi?” tanya Azzam.“Itu istri saya, Pak.
last updateLast Updated : 2023-02-27
Read more

Kejujuran Tentang Sikap Rayhan dan Naira

“Semua ini plot twist banget gak sih, Mbak? Atau ini semua cuma mimpi?”“Ini masih mimpi?” tanya Azka sambil mencubit punggung tangan adik iparnya. Sedetik kemudian, dia terkejut dan berseru, “Kamu kurus banget.”“Perih, Mbak.”Azka tidak menghiraukannya dan meraih tangan Hana.“Kamu jarang makan ya?”“Kalo gak makan ya aku mati dong, Mbak.” Hana memutar bola mata. "Tapi kalau maksudnya jarang makan nasi, itu bener.""Kenapa males?""Makanannya gak ada yang enak." Hana menjawab cuek."Alasanmu aja kayaknya," sahut Azka sinis.Hana tertawa. Untuk pertama kalinya, hatinya terasa hangat karena akhirnya menemukan ‘keluarga’ yang bisa diajaknya bercanda dan tertawa bersama.“Udah dari lama Mbak dikasih tahu Abah kalau Mas Fadli punya adek perempuan yang diurus paman sama bibinya. Dan tambahan lagi, ada kamu di foto-foto keluarga yang dipajang di ruang tengah.” Azka berkata saat Hana bertanya tentang masa kecilnya. "Tapi Mbak Azka baru tahu itu setelah kami menikah. Itu juga karena Mbak ngi
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

Keinginan Hana

Meski ingin bersama orangtuanya lebih lama, tapi Hana tahu mereka harus kembali pada tugas masing-masing. Dengan berat hati, dipeluknya Alissa erat-erat seolah tidak mau berpisah.“Kalau egois itu boleh, Umi pengen banget bawa kamu dan Arkan pulang sekarang.”“Hana juga mau, Umi. Tapi waktu itu cepat berlalu. Kalau kita gak ngitung, tahu-tahu aja hari itu tiba tanpa disadari.” Hana tersenyum dan mengusap air matanya. “Hana gak sabar pengen pulang ke rumah kita.”Ucapan itu membuatnya merasa hangat luar-dalam, sementara Alissa tersenyum.“Tapi jangan lupa kasih kabar setiap hari ya, Nduk. Bulan depan kalau kamu udah siap, kami bakalan jemput kalian.”Hana mengangguk. Sekali lagi dipeluknya Alissa dan Azzam, lalu melambaikan tangan saat mobil keluar dari halaman pesantren.“Jangan sedih. Gak lama lagi kita bakalan pulang ke rumah Abah,” hibur Arkan.Hana mengangguk. Sorot matanya yang selama ini muram mulai terlihat bersinar seolah bahagia dengan segala yang terjadi seharian ini. Dibiar
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

Kenalan Dengan Kakak-kakak Yang Lain

“Ini Mas Rayyan, Mas Jeffri, Mas Syafiq, sama Mas Musa. Mas Rayyan kakak paling besar, sekaligus paling galak,” ucap Isyqi dengan nada lucu.Hana tertawa. Di sebelahnya, Arkan yang tengah menyimak berita sambil mengetik juga ikut terkekeh. Sesekali dia menoleh ke iPad dimana kelima kakak iparnya sedang melotot satu sama lain.“Kamu cantik. Mirip Umi,” puji Rayyan.“Mas Isyqi udah bilang tadi,” balas Hana geli.“Ya sekarang giliran Mas Rayyan.” Pria itu menyahut dengan nada kebapakan. “Tadi Mbak Azka cerita kalau kamu nulis buku. Itu betulan?”Hana mengangguk.“Tentang apa?”“Sekarang tentang fiqih, Mas.”“Sebelum itu?” tanya Isyqi jail.Wajah Hana merah padam. Arkan meliriknya, lalu merebut iPad dan berkata, “Tentang bad boy, Mas Isyqi.”“Jangan disebut, Mas. Itu aib,” protes Hana sambil merebut kembali iPad-nya. Dibetulkannya posisi bantal, lalu bersandar.Keenam kakaknya tertawa lagi. Senyum mereka tidak berhenti tersungging meski Hana dan Arkan mulai bertengkar.“Dek, tenang dulu.”
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Membicarakan Orangtua Hana dan Maryam

“Umi gak kerja?”Alissa menggeleng. Fokusnya tertuju sepenuhnya pada Hana, kontras dengan Naira yang selalu sibuk menghitung uang di tangan dan mencaci meski Hana menanyainya dengan lembut.“Disana gimana, Umi? Santrinya baik-baik enggak?”Alissa mengangguk lagi. Diperhatikannya Hana yang bersandar dan berkata, “Wajahmu pucat, Nduk. Kamu sakit?”“Cuma pusing, Umi.” Hana terbatuk lagi, lalu melanjutkan, “Gak apa-apa. Hana udah biasa kayak gini.”“Kamu jarang tidur ya, Nduk?”Hana tidak menjawab.“Hana?”“Nanti kalau Hana jawab, Umi marah. Hana takut,” balasnya pelan.Alissa mengalihkan pandang, namun tangannya diam-diam menyeka air mata. Sejak kemarin, dia tidak berhenti menangis karena membayangkan bagaimana tersiksanya menjadi Hana yang tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh kedua iparnya.“Umi gak akan marah kalau Hana jujur,” ucapnya tegar. “Jadi, ayo ceritain sama Umi semuanya.”Pagi itu, Hana akhirnya menceritakan semuanya. Tentang novel online-nya, tentang gajinya yang besar
last updateLast Updated : 2023-03-03
Read more

Sekali Lagi Bertengkar Dengan Dea dan Zidan di Tempat Umum

Satu bulan kemudian...“Kamu duduk aja, biar Mas yang kerjain semuanya.”Hana tersenyum, lalu duduk di pinggir beranda sambil mengamati Arkan yang menaikkan barang-barang mereka. Azzam dan Alissa sedang berada di ruang tamu, sekali lagi mengobrol dengan kedua mertuanya. Sementara kedua kakaknya yang lain, Isyqi dan Rayyan, duduk mengapitnya di kedua sisi.“Kamu kurus banget, Dek,” ucap Rayyan sambil mengelus kepala Hana.“Disuruh makan aja susah kok, Mas,” sahut Arkan sebal.Hana mendelik, sementara Rayyan menatapnya dengan pandangan menegur.“Ibu hamil itu harus banyak makan, Dek. Kamu suka makanan apa? Nanti kami beliin.”“Lidahku udah lama mati rasa, Mas,” balas Hana pelan. “Sejak sebelum masuk sini, aku udah gak suka makanan apa-apa lagi. Semuanya hambar.”Rayyan menatapnya iba, sementara tangannya terus mengusap kepala Hana.“Ya udah. Tapi kalau butuh apa-apa, jangan ragu buat minta ya.”“Apa aku gak bakalan ngabisin uangnya Mas Rayyan? Aku gak mau kalau nanti malah nyusahin kaka
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

Tawaran Jeffri dan Sofia

“Dia memang suka melamun, Mbak,” bisik Azka pada kakak ipar pertamanya, Sofia. “Susah diajak ngomong juga. Waktu di rumah Abah Harris, dia diem aja. Pas ngomong sama Umi dan Abah pun gemeteran kayak takut kena marah.”Sofia menatap Hana. Adik iparnya itu terlihat merebahkan diri di sofa. Setengah jam yang lalu, dia merengek pada Alissa untuk diizinkan mengisi pengajian malam, namun ibu mertuanya menolak dan meminta Hana untuk beristirahat di rumah.“Mau disamperin gak, Dek?”Belum jadi Azka menjawab, Aluna, istri Jeffri mengagetkan mereka.“Hayo, asyik lihatin adek baru ya?”Azka mendesis, lalu menarik tangan Aluna dan menempelkan jari di bibir.“Diem, Mbak. Kebiasaan deh kayak anak TK gitu,” omelnya.Aluna hanya cengengesan, lalu kembali mengintip Hana.“Samperin yok,” ajaknya.“Biar Mbak Luna bisa ngelawak disana?” tanya Azka sinis.“Jawaban kamu tuh nyakitin tahu,” balas Aluna sinis. Diluruskannya kaki dan menggigit sebutir stroberi yang dicomotnya dari kulkas. Azka melengos. Kem
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status