“Kenapa ya kita selalu ketemu terus?”Selesai pengajian sore itu, Arkan minta mampir ke Sri Ratu Mall Kediri untuk membeli sesuatu. Zara dan Faris yang juga ikut dengan mereka berempat tampak waspada melihat Zidan, Lina, dan Dea berdiri di hadapan mereka.Hana hanya tersenyum dan mengangguk, lalu meraih lengan Arkan dan menggandengnya. Perutnya keroncongan, sementara Harris dan Salwa berdiri di belakang mereka dengan sikap menunggu.“Tolong lepas tangan Anda, Mas. Tidak sopan seorang pria menyentuh wanita yang bukan muhrimnya,” sela Faris saat Zidan meraih tangan Hana.“Shut up! Ini bukan urusanmu!”“Lepas tanganmu!” Sebuah suara dingin membuat mereka semua menoleh. Gus Wahid, adik Faris yang ketujuh menyingkirkan tangan Zidan dari Hana dengan sopan. “Tidak pantas memperlakukan Ning Hana seperti itu!”Zidan mendengus, lalu berbalik dan merangkul Dea dengan satu tangan.“Kamu gak apa-apa, Han?” tanya Arkan.Hana mengangguk, menoleh pada Wahid dan berkata, “Terimakasih, Mas Wahid.”Wahid
Last Updated : 2023-02-19 Read more