Meski masih lemah, Hana memaksa untuk pulang. Dia tidak tahan berada di rumah sakit, terlebih lagi di kota tersebut. Yang diinginkannya saat ini adalah pulang secepat mungkin dan bersembunyi di rumah.Pandangannya terarah ke luar, ke jalanan yang ramai. Arkan terus menggenggam satu tangannya yang bebas, sementara tangan Hana yang lain memegang peti mati mungil berisi mayat bayi mereka. Suasana mobil juga hening, bahkan Zara, Faris, dan kedua adik kembarnya tidak berani bersuara."Kamu baik-baik aja, Han?" tanya Keira yang akhirnya memberanikan diri.Hana hanya mengangguk.Tiga jam kemudian, mereka tiba di rumah. Keempat orang yang duduk di bangku depan dan tengah turun lebih dulu, meninggalkan Hana dan Arkan yang tetap diam di mobil.“Maafin aku, Mas,” bisik Hana lirih.“Gak apa-apa, Sayang. Ini artinya Allah menganggap kita masih harus berusaha dan berdoa. Yang penting, setelah ini kamu harus berhati-hati. Kalau kamu hamil lagi, Mas gak akan bawa kamu pergi kemana-mana.”“Kalau aku h
Last Updated : 2023-02-14 Read more