Sampai malam, Hana tetap membisu. Di meja makan, pasangan itu pintar bersandiwara mesra, meski hanya Keira dan Naura yang mengetahui bahwa hal itu palsu. Sorot mata Hana masih memancarkan luka, sementara Arkan terus berusaha menghindari kontak mata dengan istrinya.“Acara tadi siang hebat sekali, Gus,” puji Ayash. “Kapan-kapan kita bisa buat acara semacam ini lagi?”Arkan mengangguk. “Bisa. Mas Ayash atur saja waktunya, insya Allah nanti kami ke sini lagi.”Zara dan Faris yang menyadari nada ganjil tersebut bertatapan, lalu menatap kedua adik kembar mereka.“Nanti aja,” bisik Keira lirih.“Hana kenapa diam aja? Sakit, Nduk?” tanya Bu Nyai Laila lembut.Hana menggeleng. “Cuma kecapekan, Bu. Gak apa-apa.”“Oh, wajar. Baru pertama kali pergi sejauh ini ya?” tanya Haura.“Enggak, Mbak. Cuma mungkin karena keadaan sekarang yang agak lain,” balas Hana sambil mengelus perutnya.Semua orang mengangguk-angguk paham.Selesai makan malam, mereka berkumpul di ruang tamu dan mengobrol. Hal ganjil
Terakhir Diperbarui : 2023-02-13 Baca selengkapnya