All Chapters of Disia-siakan Keluarga, Diratukan Ibu Mertua: Chapter 91 - Chapter 100

162 Chapters

Protes Naira dan Anak-anak

“Kenapa kita harus tinggal disini, Yah? Sebentar lagi aku KKN, tapi malah harus berhenti kuliah.”Sore itu, Mentari yang sudah muak akhirnya protes pada Rayhan. Protesnya ini didasari oleh ketidakbecusannya dalam mempelajari kitab gundul dan menghafal Al-Qur’an. Dia merasa lebih baik kembali ke perkuliahannya di jurusan seni daripada harus terkurung di penjara seperti ini.“Ayo kita balik ke Surabaya aja, Yah. Aku bosan disini,” bujuk Tari lagi.Rayhan menggeleng. “Ayah gak bisa, Tar. Kamu udah denger kalau Pakde Azzam gak ngizinin kita pergi dari sini.”“Kita bisa pergi diam-diam, Yah.” Kali ini Fahmi yang baru kembali dari kelas sore menyahut. “Nyebelin banget. Sibuk sama pikiran sendiri pun dilarang.”“Itu karena kamu lebih seneng melototin buku sketsa dibanding kitab!” Rayhan yang pusing akhirnya berteriak. “Jangan terus menyalahkan semua orang! Betul kata Hana waktu itu kalau kamu yang manja dan malas. Bahkan ketika kamu dimarahi pun, malah Fadli yang kamu salahin. Harusnya kamu i
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Permintaan Rayhan

“Saya tahu mungkin kedengarannya gak sopan. Tapi tolong temani Naira, Mbak. Saya gak bisa memaksa dia.”Alissa menatap adik iparnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Dari dulu dia selalu ingin berteman dengan Naira. Membujuknya untuk bercerita, mendengarkan segala keluh-kesahnya, maupun mendengar tangisan yang terkadang ditahannya. Namun, Alissa tidak pernah berani mendekat. Naira begitu mengerikan. Dia tidak pernah memberi orang lain kesempatan untuk bicara dan meninggalkan orang ketika sedang bicara. Hanya karena ibu mertuanya yang trenyuh dan Rayhan yang jatuh sayang padanyalah yang membuat Naira diizinkan menikah dengan Rayhan.“Saya mau, tapi apa dia mau?” tanya Alissa pelan.Rayhan mengangguk cepat. “Saya yakin dia mau, Mbak. Saya udah bilang sama dia. Menurut saya, memang sudah waktunya bagi dia buat mengikhlaskan semua masa lalunya. Saya janji gak bakalan tinggalin dia, tapi tolong. Saya tahu sejak dulu Mbak Alissa pengen temenan juga sama Naira. Sekarang saya bakalan kasih k
last updateLast Updated : 2023-03-15
Read more

Seperti Anak-anak

“Kalau kamu gak mau ngaji, gak masalah kok. Kamu bisa minta pindah ke bagiannya Mbak Azka.”Zahwa yang seharusnya mengisi pengajian malam itu mendadak harus menghadiri acara di luar bersama Syafiq. Oleh karena itu, dialihkannya semua murid-muridnya kepada Azka dan Hana yang juga disibukkan dengan delapan murid mereka yang lain.“Kakak cerewet,” protes Mentari.“Itu karena kamu selalu salah. Kalau Kakak orang yang kejam, udah sejak tadi Kakak pinjem rotan dari kamarnya Umi dan mukulin kakimu,” balas Hana galak. “Ulang!”Mentari bersungut-sungut, lalu kembali mengulang bacaan yang ditunjuk Hana. Dibacanya ayat tersebut berkali-kali, lantas mendongak dan menemukan Hana yang menatapnya puas.“Kamu tunggu disini dulu. Kakak mau ngomong sama kamu.”Mentari mematuhi perintah tersebut dan duduk di sebelah kiri Hana. Dikeluarkannya buku sketsa dan pensil dari tas, lalu mulai menggambar.“Ngajimu udah selesai?” tanya Anjani, teman sekelasnya.Mentari mengangguk.“Terus ngapain masih disini?”“D
last updateLast Updated : 2023-03-16
Read more

Tamparan Keras Untuk Dea

“Kenapa sih harus pelajaran privat segala? Saya bisa sendiri!”Pengurus bernama Dwita itu tetap diam memperhatikan Dea yang sejak tadi tidak berhenti mengomel. Sesekali dia menghentakkan kaki ke lantai sebelum kembali menulis.“Dengan sikapmu yang begini, gak akan ada yang percaya kalau umurmu dua puluh dua tahun.”“Saya sudah dewasa....”“Kamu bisa bekerja?” potong Dwita.Dea mengernyit.“Disini ada banyak program ekskul. Kamu bisa belajar menjahit, melukis, atau belajar bahasa Inggris. Siapa tahu setelah lulus dari sini nanti, kamu bisa lanjut kuliah di luar.”Dea mencibir.“Kayak saya punya uang. Orangtua aja gak punya.”“Di dunia ini, ada yang namanya beasiswa.” Dwita menyahut tanpa mengindahkan tanggapan sinis Dea. “Kamu bisa ngajuin ke universitas manapun yang kamu mau. Lalu kemampuanmu bisa dimanfaatin buat tambah-tambah biaya hidup.”Kali ini Dea termangu. Pulpennya terlepas dari tangan, lantas kepalanya mendongak menatap Dwita.“Memangnya boleh?” tanya Dea pelan. “Ning Aluna
last updateLast Updated : 2023-03-17
Read more

Renungan dan Nasihat Hana

“Kamu sudah bisa merenung sekarang?”Siang itu adalah jadwal Aluna untuk menemui Dea. Seperti biasa, Aluna yang sudah dikenal garang mulai mencecar Dea yang sejak tiba selalu membisu.“Lagi mikir apa kamu?”“Perkataannya Mbak Dwita semalam.” Dea menjawab datar. “Dia bilang ibu angkat saya jahat.”“Lalu menurutmu gimana?” pancing Aluna.Dea mengedikkan bahu.“Yang sopan.” Azka yang baru kembali bersama Hana dari minimarket menegur. “Gak ada santri yang mendongak menantang mata gurunya.”Dea tidak mengacuhkan ucapan tersebut.“Biarin aja, Dek.” Aluna menggeleng, lalu menoleh pada Hana yang menatap mereka dengan ekspresi tertarik. ““Kamu udah makan siang?”“Belum. Aku mau nunggu Mas Arkan.”“Disuruh makan duluan gak mau, Mbak. Malah ngajak jajan,” adu Azka.“Diem ah, Mbak. Kayak anak-anak.”Dikatai anak-anak oleh perempuan yang suka bertingkah bak anak TK terhadap orangtua, suami, dan kakak-kakaknya membuat Azka menggeram.“Nyebelin banget sih kamu.”Aluna tidak menggubris mereka dan men
last updateLast Updated : 2023-03-18
Read more

Kunjungan Pertama Dari Keluarga

“Gimana kabarmu?”“Baik."Aris—kakak sulung ayah Dea—mendelik menatap gadis itu.“Kamu gak nyusahin semua orang kan disini?” tanyanya lagi.Dea menggeleng. “Mana sempat saya bikin masalah atau keributan? Ngaji Al Qur’an sama kajian kitab aja udah ngabisin banyak waktu.”“Itu semua buat kebaikanmu,” sahut Aris datar. “Sudah berapa lama kamu tinggal bareng keluarga Alan dan pikiranmu diracuni oleh istrinya sampai-sampai gak bisa bedain mana baik dan buruk lagi?”Dea tidak menjawab.“Kalau tahu endingnya begini, saya lebih suka saya yang mengurus kamu dan adik kamu.”“Lalu, Pakde bakalan menghina saya kalau saya bikin kesalahan?”“Siapa yang bilang begitu?” tanya Aris tak senang.Dea mengedikkan bahu. “Tante Lina bilang, saya bakalan terlantar kalau kalian yang ngurus. Beliau juga bilang kalian bakalan merendahkan saya dan Maryam yang yatim-piatu ini kalau semisalnya kami bikin kesalahan. Bahkan sekarang aja kalian buang saya ke tempat ini. Dan saya masih ingat kalau Pakde bilang ke Abah
last updateLast Updated : 2023-03-19
Read more

Hinaan Balik Untuk Lina

“Dia yang cerita begitu ke aku sih. Aku gak tahu apa masih ada cerita lain atau enggak.”Sore itu, Arkan yang bosan mengajak Hana untuk jalan-jalan. Perlu beberapa lama untuk membujuk Hana yang lebih peduli pada kitab dan laptopnya hingga wanita itu akhirnya mau dipaksa keluar rumah.“Jadi, sampai hari ini dia terus belain ibu angkatnya itu?”Hana mengangguk.“Bagi dia, ibu angkatnya itu orang yang paling benar. Bahkan meski dia disuruh... Katakanlah, mencuri atau menghancurkan hidup orang lain, Dea bakalan menganggap hal itu pantas diterima orang yang dibenci ibunya.” Hana menjawab. “Belum pernah aku lihat orang kayak gitu.”“Itu namanya loyalitas bodoh. Berbakti itu harus selama masih dalam jalur kebaikan. Kalau konsepnya udah kayak perempuan itu sama ibunya, itu udah bodoh namanya.”“Ya begitulah. Aku jelasin malah ngelawan.”“Terusin aja. Seperti kata Umi, batu lama-lama bakalan berlubang kalau kelamaan ditetesi air. Anggap aja dia batu, dan semua nasihatmu itu airnya. Jangan bosa
last updateLast Updated : 2023-03-20
Read more

Pertanyaan Tentang Jodoh

“Kamu gak kepikiran nikah gitu?”Naura yang tengah membaca menoleh mendengar pertanyaan Aisyah. Dia lantas bergeser dan membiarkan kakak sulungnya itu duduk.“Arkan udah nikah. Keira juga. Kamu gak kepikiran kapan giliranmu?”“Kepikiran. Tapi semua itu ada waktunya. Kalau belum sekarang, ya gak bisa dipaksain juga,” balas Naura.Aisyah terdiam.“Kalau ada laki-laki sholeh yang ditawarin Umi dan Abi buat aku, selama agamanya baik dan ilmunya dalam, aku bakalan pikir-pikir lagi.”“Dan kalau gak ditawarin, kamu gak minta?”“Buat apa? Nikah itu kan ibadah, bukan lomba tentang siapa yang cepat dan siapa yang enggak. Memangnya kalo Mas Arkan sama Keira nikah duluan, gak ada laki-laki yang mau nikahin aku gitu?”“Kamu gak kesepian?”Naura menggeleng lagi.Aisyah baru akan bertanya lagi saat mendadak tangisan Tiara terdengar dari dalam rumah. Buru-buru dia menghampiri putri sulungnya, meninggalkan Naura yang kini memandangi keramaian halaman.“Nikah itu gak harus buru-buru kan?” gumamnya.Pan
last updateLast Updated : 2023-03-22
Read more

Rencana Dua Keluarga

“Memangnya kalau mau sowan itu harus izin kamu dulu? Saya udah izin Abahmu kok.”“Ya gak gitu maksudku.” Hana menggaruk-garuk kepala. “Mas Wahid datangnya terlalu mendadak. Mana bawa-bawa orangtua lagi.”Wahid melirik kedua orangtuanya yang asyik mengobrol dengan orangtua Hana, lalu kembali menatap sepupunya tersebut.“Abuya yang mendadak pengen ke sini. Dan Umi saya juga udah lama gak ketemu saudaranya.”Hana mengangguk-angguk, namun seketika ekspresinya berubah mendengar kalimat terakhir Wahid.“Saudara?”Wahid mengangguk. “Umi saya dan Umi kamu sepupu jauh.”Hana ternganga. Wahid mengabaikannya dan menatap halaman. Namun, dahinya seketika mengernyit melihat sosok familier di depan ruang ekskul.“Itu orang yang ganggu kamu di mall dulu kan?”“Yang mana?” tanya Hana balik.Telunjuk Wahid menunjuk Dea yang sibuk membaca mading sebelum menghilang di balik pintu.“Iya.”“Kenapa dia disini?”Hana tidak menjawab dan malah mengalihkan pembicaraan.“Gimana kabar adek sama kakak-kakak Njenen
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Mengenal Rayya Lebih Dekat

[Bulan ini hafalan saya masih di juz 18, Mas.][Ada rencana mau ikut khataman dalam waktu dekat?]Atas saran dari Alissa, akhirnya Isyqi dan Rayya saling bertukar kontak dan mengobrol. Topik obrolan mereka pun tidak jauh dari pekerjaan, keluarga, dan tugas kesantrian. Namun, bukan itu yang membuat ekspresi Isyqi terlihat masam bak acar bercampur cuka. Melainkan Rayya yang pendiam dan harus selalu dia yang bertanya bak HRD yang mewawancarai calon karyawan baru.[Enggak, Mas.]Isyqi menghela napas kasar. Dia betul-betul kehabisan bahan pembicaraan kali ini. Padahal ketika kecil dulu, mereka begitu akrab dan sering bermain berdua.[Ya sudah. Saya izin off dulu. Masih banyak pekerjaan]Isyqi lantas melempar ponselnya hingga mendarat di dasar meja dan mengusap wajah berkali-kali. Dia kira semuanya akan berjalan lancar, tapi lihatlah. Rayya bahkan hanya membaca setiap kali Isyqi mencoba mengajaknya mengobrol.“Kusut terus mukanya.” Arkan yang baru turun duduk di sebelahnya sambil menyetel t
last updateLast Updated : 2023-03-24
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status