“Kamu yakin, Nduk?”Dwita mengangguk. Sebetulnya dia berat meninggalkan anak-anak kamarnya saat ini, terutama Dea yang dimana semua pengurus bahkan tidak bisa mengendalikannya. Tapi, kalau dia tidak pergi, kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali.“Nggih, Abah.” Dwita memberanikan diri untuk menjawab. “Saya tahu kesempatan kayak gini gak bakalan datang dua kali, jadi kalau Abah gak keberatan, saya mau izin boyong dari sini.”Alissa melirik Azzam dan Hana, namun putri bungsunya hanya diam menatap Dwita sambil memangku Amira. Dia ingin mendengar bagaimana tanggapan Hana, tapi fokusnya teralih oleh pertanyaan Azzam.“Lalu penggantimu nanti sudah ada?”“Sudah, Abah.” Kali ini Hana yang menjawab. “Mbak santri lulusan tahun lalu ada yang mau masuk jadi pengurus tahun ini. Dia bisa kita tempatkan di kamar asuhannya Mbak Dwita.”“Kamu sudah ketemu dia?” tanya Alissa.Hana mengangguk. “Sudah, Umi. Kemarin Hana mau bahas itu, tapi Umi sama Abah kayaknya lagi sibuk. Jadinya belum sempat
Terakhir Diperbarui : 2023-04-16 Baca selengkapnya