“Sudah, Nduk.”Hana meletakkan gelas teh, lalu merapikan selimut dan menatap Alissa. Di matanya, ibunya terlihat begitu lelah dengan lingkaran hitam di bawah kelopak mata dan kulitnya yang seputih kertas.“Umi sehat-sehat terus ya. Hana masih pengen berbakti sama Umi,” ucapnya pelan.Alissa menatap kepala Hana yang menunduk, satu tangannya terangkat untuk mengusap air mata yang menetes di pipinya. Di dalam hati, dia juga ingin bisa terus menemani dan membimbing putri bungsunya tersebut.“Iya, Nduk.” Alissa terbatuk sejenak. “Kamu doain Umi terus ya. Supaya Umi dan Abah bisa lihat anak-anak kalian tumbuh dewasa.”Hana mengangguk. Tangannya bergetar antara ingin memeluk Alissa atau tidak, namun wanita paruh baya itu lebih cepat dan memeluknya lebih dulu.“Maafin Umi ya, Nduk.”“Maaf karena apa, Mi?” tanya Hana dengan suara teredam.“Karena gak pernah nyari kamu dan ngebiarin kamu dibawa mereka. Sampai hari ini, Umi masih gak bisa lupa sama kejadian itu....”“Udah, Umi,” bisik Hana. “Han
Last Updated : 2023-04-23 Read more