All Chapters of Rahasia Suamiku dan Keluarganya: Chapter 31 - Chapter 40

207 Chapters

Bab 31 Mbak Wati dan Bobi

Aku berlari cepat menuju lemari pakaian Mbak Wati, beruntung sekali lemari itu cukup luas sehingga aku bisa masuk kedalamnya untuk bersembunyi."Wati sayang... Abang datang," ucap penjaga itu."Kemana sih si Wati?" Langkah kaki terdengar masuk ke dalam kamar ini. Aku mengintip dari celah pintu lemari, terlihat ada seorang penjaga Ibu yang sedang duduk di atas ranjang milik Mbak Wati."Apa lagi di kamar mandi? Emm, tunggu disini aja deh," ujarnya lagi.Padahal aku sudah lelah dan ingin membaringkan tubuh, tetapi sialnya aku malah terjebak didalam sini gara-gara lelaki itu.Hampir setengah jam aku berdiri di dalam lemari kamar ini, hingga akhirnya pintu dibuka dan sudah pasti itu Mbak Wati."Kemana aja sih kamu, Ti? Lama banget, abang udah nungguin dari tadi disini," ucap pria itu jengkel."Ehh... Bang Bobi. Saya habis dari kamar mandi," jawab Mbak Wati."Ya udah sini dong, Abang kepengen nih," Menjijikkan sekali mendengar ucapan pria itu, ternyata Mbak Wati tidak berbohong semua lelak
Read more

Bab 32 Pintu

Pukul sembilan pagi Ibu, Mas Rama dan Bang Reza pulang, aku menyambutnya di ruang tamu dengan senyum yang dibuat-buat.Setelah itu kami semua duduk di ruang tamu. Salah satu penjaga Ibu datang melapor pada Ibu, jika sejak semalam Edy menghilang."Apa kamu sudah mencoba menghubunginya?" tanya Ibu matanya yang masih fokus menatap layar ponselnya,"Ponselnya ada di pos, Nyonya. Saat Bang Edy keluar dia tidak membawa ponsel,"Ibu berdecak kesal lalu menatap Mas Rama meminta solusi."Kita tunggu saja dulu, siapa tahu dia pergi karena ada keadaan darurat dan belum sempat bilang pada kalian," ucap Mas Rama."Tapi terakhir Bang Edy terlihat saat ia ingin mengecek ke dalam rumah ini Tuan, Nyonya. Setelah itu, dia menghilang sampai sekarang," ujar penjaga itu.Ibu dan dua anaknya bersi pandang lalu menatap wajah penjaga bernama Surya itu dengan penuh tanya."Jadi maksudmu Edy menghilang di dalam rumah ini?" tanya Ibu."Apa kamu sudah mencoba mencari di setiap sudut rumah ini?" timpal Bang Reza
Read more

Bab 33 Rekaman CCTV

Apa yang harus kulakukan sekarang? Selama menjadi menantu Ibu aku belum mengetahui jika ada CCTV yang mengawasi.Kini semua penjaga, Ibu dan dua anaknya turun kelantai bawah menuju pos penjagaan, sementara aku berjalan ke dapur menemui Mbak Wati."Mbak, gawat..."Aku menghampirinya dengan panik, sebentar lagi mereka akan tahu jika akulah yang masuk ke dalam kamar Ibu dan aku juga yang sudah melenyapkan Edy."Ada apa, Nona. Tenanglah?" Tanya Mbak Wati dengan tatapan khawatir."Mbak, bagaimana ini? Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku sudah tidak bisa berpikir jernih saat ini, apa aku harus melarikan diri sekarang? Mereka sedang mengecek rekaman CCTV, tamatlah riwayatku Mbak," ucapku panik."CCTV?" Mbak Wati malah mengulangi kata itu dengan tatapan bingung."Iya, Mbak. Kenapa Mbak Wati tidak bilang kalau di rumah ini ada CCTV? Kalau sampai kamera itu merekam adegan pembunuhan semalam bagaimana, hah?" Mataku menatap tajam pada Mbak Wati."Iya Nona. Di rumah ini memang ada CCTV, tapi ka
Read more

Bab 34 Rekan Kerja Ibu

Kak Dimas seperti terkejut saat mendengar ucapanku. Sama halnya denganku aku pun juga terkejut sekaligus tak menyangka mereka melakukan itu."Iya Kak, coba kakak pikir untuk apa mereka melakukan hal itu, memalukan saja. Sekarang Ibu terlihat panik setelah menyadari beberapa flashdisk miliknya hilang," Hening, tak ada jawaban dari Kak Dimas sepertinya ia sedang berpikir."Emmm... Maafin Kakak ya Rah, semalam Kakak tidak mengintai keluarga suamimu itu. Kakak sibuk mengambil barang-barang Kakak yang tertinggal di penginapan kemarin. Tetapi Kakak janji setelah ini kakak tidak akan lengah lagi," ucap Kak Dimas."Iya Kak, tidak apa-apa. Sekarang kakak akan tinggal dimana?" "Kakak sudah memutuskan untuk tinggal di rumah Bu Yanti, aku juga sudah bilang pada Mama jika kakak akan menginap disini selama satu bulan ke depan. Yaa, walaupun jauh tetapi kakak rasa tempat ini cukup aman karena berada jauh dari rumah mertuamu, Rah.""Iya Kak. Tetapi kakak harus jaga diri disana ya,""Kamu tenang saj
Read more

Bab 35 Lelaki Itu Membawaku

"Tetapi Nona tenang saja, saya tidak menaburkan obat tidur itu ke dalam minumanmu. Nona hanya perlu berpura-pura tertidur dan diam saja saat dibawa pergi. Selanjutnya Nona harus mengambil tindakan, untuk mendapatkan barang bukti atau informasi lain." ucap Mbak Wati begitu lirih.Segera kukirimkan pesan pada Kak Dimas tentang ucapan Mbak Wati barusan.(Baiklah, Rah. Ikuti saja permainan mereka) balas Kak Dimas.Dengan perasaan gamang aku menghapus riwayat pesan ini.'Aku harus berani agar semua rahasia kejahatan mereka segera terungkap, aku tidak boleh takut apalagi lemah dan menyerah begitu saja,' batinku menyemangati diri sendiri.Sebelum pergi aku menatap wajah Mbak Wati sambil mengangguk perlahan, menyakinkan dia bahwa semuanya akan baik-baik saja."Ini, diminum dulu minumannya, Rah." ucap Mas Rama menyerahkan gelas minuman itu padaku."Iya Mas. terimakasih."Aku pun meneguk minuman itu hingga tersisa setengah. "Dihabisin dong, sayang,"Aku hanya tersenyum lalu meminum minuman itu
Read more

Bab 36 Menyekap Andi

Pria berpakaian serba hitam itu langsung melihat ke arah mobil lalu membuka penutup wajahnya, ternyata itu adalah Kak Dimas. Aku membuka pintu lalu keluar dari dalam mobil."Bagaimana Kak?" tanyaku pada Kak Dimas."Tenang saja, Rah. Dia sudah tidak sadarkan diri," jawab Kak Dimas."Syukurlah kalau begitu, rencana kita hampir berhasil Kak," ucapku tersenyum."Cepat buka bagasi mobilnya Rah. Kita harus cepat membawa lelaki ini,"Dengan segera aku berlari membuka bagasi mobil, lalu Kak Dimas menyeret tubuh lelaki berbadan gempal itu mendekati mobil yang terparkir.Dengan nafas tak beraturan aku membantu Kak Dimas memasukkan tubuh Andi ke dalam bagasi mobil miliknya.Setelah itu kami masuk ke dalam mobil, Kak Dimas yang duduk di depan setir kemudi menatapku sekilas lalu melajukan mobilnya dengan cepat."Kamu tidak apa-apakan, Rah?" tanya Kak Dimas."Aku tidak apa-apa, Kak. Hanya saja tadi dia menyentuh pahaku, menjijikkan sekali pria mesum ini sepertinya dia memiliki kelainan se*s," jawab
Read more

Bab 37 Menjebak Diky

"Apakah harus malam ini Kak kita menangkap Diky?" tanyaku menoleh menatap Kak Dimas."Iya Rah, lebih cepat itu lebih baik. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu saat ini," jawab Kak Dimas."Awas saja, jika kamu berbohong aku tidak akan segan-segan untuk memotong kemaluanmu itu," ucap Kak Dimas menunjuk kebagian vital Andi menggunakan belati.Lalu Kak Dimas menyumpal mulut Andi menggunakan lakban. "Emmm... Emmm... Emmm!" Pria itu terus meronta meminta dibebaskan.Kak Dimas menatap pria itu dengan tatapan garang."Apa kamu benar-benar ingin dibebaskan?" tanya Kak Dimas lagi."Emmm... Emmm!" jawabnya lalu Andi mengangguk dengan cepat."Kalau begitu bicaralah dengan Diky, suruh dia datang kemari dengan dalih kamu sedang membutuhkan bantuannya saat ini, bagaimana apa kamu setuju?"Ia nampak berpikir beberapa saat lalu kembali menganggukkan kepalanya dengan cepat.Lakban yang menyumpal mulut Andi ditarik dengan keras oleh Kak Dimas sehingga ia tampak kesakitan. "Aaarrggghhh," teriak rinti
Read more

Bab 38 Informasi

(Iya baiklah, tapi kamu jangan meminta ganti rugi padaku karena kemarin aku sudah memberikanmu penggantinya, bayi perempuan yang sangat cantik) balasan dari Ibu.Aku menoleh menatap wajah Kak Dimas setelah membaca pesan dari Ibu. Apa jangan-jangan bayi perempuan yang ia maksud itu adalah anakku? Karena riwayat pesan ini ada di dua hari setelah tanggal aku melahirkan kemarin."Apa jangan-jangan yang dimaksud mertuamu itu anakmu, Rah? Bayimu itu kan, juga lahir berjenis kelamin perempuan?" ucap Kak Dimas."Bisa jadi, Kak. Aku juga punya pikiran yang sama denganmu." Aku screenshot isi percakapan itu lalu mengirimkannya ke ponselku, ini bisa dijadikan bukti bahwa Ibu memang memiliki bisnis rahasia yaitu menjual belikan bayi yang baru lahir.Dan sepertinya aku sudah tidak perlu lagi kembali ke rumah itu, karena aku sudah memiliki beberapa bukti dan dua orang yang bisa dijadikan saksi. Jadi kita bisa langsung melapor pada pihak kepolisian."Dengan bukti-bukti ini aku rasa semuanya sudah cu
Read more

Bab 39 Pura-Pura Tertidur

(Tidak perlu, kamu tunggu saja di depan gerbang! Aku sedang ada di perjalanan untuk mengantarkan istrimu pulang) Kak Dimas mengirim balasan.Aku berharap Mas Rama menyetujuinya, karena jika ia menyusul ketempat Andi akan membawaku aku takut ia akan curiga karena kami tidak ada disana.(Baiklah)Akhirnya aku bisa bernafas lega sambil menoleh kearah Kak Dimas."Sekarang aku akan mengantarmu pulang menggunakan mobil Andi, bawalah barang-barang ini." Kak Dimas menyerahkan belati dan obat tidur."Aku bawa obat tidur itu saja Kak, karena aku juga sudah menyembunyikan belati tajam milik Ibu yang ku gunakan untuk membunuh Edy kemarin di dalam kamarku.""Baiklah. Ohh iya Rah, jangan lupa minta bantuan pembantumu itu untuk menaburkan obat ini pada makanan yang terhidang nantinya dan saat semua orang sudah tertidur kamu harus secepatnya beraksi," ucap Kak Dimas.Aku menerima obat tidur itu lalu memasukkannya ke dalam saku celana, sekarang aku tidak merasa takut apalagi ragu. Mereka yang sudah be
Read more

Bab 40 Merekam Lubang Bawah Tanah

"Saya takut saja jika mereka berdua melarikan diri atau ada salah seorang penjaga Nyonya yang menemukan keberadaan mereka," tambah Mbak Wati."Kamu tenang saja, Mbak. Kakakku sudah mengurus kedua orang itu disana," jawabku lagi."Lalu apa rencana Nona selanjutnya?" tanya Mbak Wati.Aku mengeluarkan obat tidur dari dalam saku baju lalu menyerahkannya pada Mbak Wati."Ini obat tidur, tolong campurkan obat ini ke dalam makanan dan minuman yang terhidang nanti untuk semua penghuni rumah ini, karena nanti siang saat mereka semua sudah tertidur pulas aku akan mencari bukti kuat lain yang bisa diserahkan pada polisi,"Mbak Wati menerima obat itu lalu menyimpannya di dalam saku daster miliknya."Baiklah Nona saya akan mencampurkan obat ini,""Bagus, kamu juga harus membantuku mengawasi rumah ini saat aku merekam lubang bawah tanah itu nanti, Mbak.""Baiklah, kita akan bekerja sama untuk melawan orang-orang jahat itu," ucapnya dengan tatapan penuh dendam."Ya sudah Nona, kembalilah ke dalam k
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status