“Mas Haikal?”Zaara bergumam saat tersadar dari tidurnya. Sedetik kemudian senyum merekah di wajahnya. Bisa-bisanya dia bermimpi mesum siang bolong. Dia menggeleng kecil.Embun yang mendapati Zaara tengah tersenyum sendiri mengernyitkan dahinya. “Kamu kenapa?”Zaara menggeser tempat duduknya, memberi ruang untuk Embun duduk.“Enggak,” katanya dengan merona.“Bohong! Kenapa tersenyum begitu? Curiga nih …”Embun mencebik kesal. “Pipimu juga kayak kepiting rebus,”“Serius enggak kenapa-kenapa,” elak Zaara dengan membuang wajahnya ke arah lorong rumah sakit, menahan setangkup malu.Tepat di sana seorang pemuda berpakaian casual dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya tengah tersenyum manis ke arahnya dengan jantung yang berdegup kencang, tanpa sepengetahuannya.‘Maaf, Zaara Nadira, sumpah demi apapun, kamu itu menggemaskan. Maaf, aku menciummu tanpa ijin,’Haikal tertawa geli dalam hati. Mudah-mudah tidak ada yang melihat aksinya barusan, mencuri ciuman seorang gadis yang ketiduran.
Terakhir Diperbarui : 2023-01-28 Baca selengkapnya