Semua Bab Pelukis Buta Milik Sang CEO: Bab 61 - Bab 70

122 Bab

61. Kecupan singkat

Sudah larut malam Haikal tidak bisa memejamkan mata sehingga dia memutuskan untuk menonton film hollywood dalam sebuah ruangan khusus yang berbentuk movie theater versi mini yang terletak tak jauh dari kamarnya. Di tangannya ada popcorn rasa balado dan sebotol soda di atas meja kecil untuk menemaninya menikmati kisah gore yang sudah lama diincar.Pikirannya masih berkelana karena teringat ucapan Antonie yang mengatakan bahwa Haidar mungkin menyukai Zaara. Wajar saja, Antonie mengingatkan Haikal bahwa kedekatan mereka bisa disebabkan oleh passion yang sama. Zaara dan Haidar sama-sama seorang seniman.Pun, Antonie memperingati Haikal untuk waspada dengan tingkah adiknya yang memang memiliki kepribadian yang hangat dan seringkali digilai para wanita. Dia juga romantis dan lembut. Sangat jauh dengan kepribadian Haikal yang dingin dan kaku. Perlakuan yang manis tersebut bisa menarik simpati gadis manapun termasuk Zaara.Argh,Sesekali Haikal mengerang kesal karena telah meminta pendapat An
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-27
Baca selengkapnya

62. Bukan siapa-siapa

“Mas Haikal?”Zaara bergumam saat tersadar dari tidurnya. Sedetik kemudian senyum merekah di wajahnya. Bisa-bisanya dia bermimpi mesum siang bolong. Dia menggeleng kecil.Embun yang mendapati Zaara tengah tersenyum sendiri mengernyitkan dahinya. “Kamu kenapa?”Zaara menggeser tempat duduknya, memberi ruang untuk Embun duduk.“Enggak,” katanya dengan merona.“Bohong! Kenapa tersenyum begitu? Curiga nih …”Embun mencebik kesal. “Pipimu juga kayak kepiting rebus,”“Serius enggak kenapa-kenapa,” elak Zaara dengan membuang wajahnya ke arah lorong rumah sakit, menahan setangkup malu.Tepat di sana seorang pemuda berpakaian casual dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya tengah tersenyum manis ke arahnya dengan jantung yang berdegup kencang, tanpa sepengetahuannya.‘Maaf, Zaara Nadira, sumpah demi apapun, kamu itu menggemaskan. Maaf, aku menciummu tanpa ijin,’Haikal tertawa geli dalam hati. Mudah-mudah tidak ada yang melihat aksinya barusan, mencuri ciuman seorang gadis yang ketiduran.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-28
Baca selengkapnya

63. Gagal lagi

“Aku sudah putus dengan tunanganku, Zaara,” cetus Haikal dengan terkekeh pelan. Dia terkekeh karena melihat sikap Zaara yang ketus, secara tidak langsung menunjukan rasa cemburu padanya. Haikal begitu percaya diri jika Zaara juga menerima kehadirannya. Mungkin di hatinya sudah terlukis namanya.Sebaliknya, Zaara menganggap jika Haikal itu playboy cap kadal tengkurap yang seringkali mempermainkan hati para gadis. Betapa tidak, Haikal putus dari kekasihnya tetapi malah terlihat bahagia. Bukankah seharusnya orang yang baru putus cinta itu mengalami apa yang dinamakan patah hati.Sebuah anomali, Haikal tidak menunjukan gejala tersebut. Zaara yang naif. Tentu saja Haikal tidak akan patah hati sebab ada gadis lain yang membuatnya jatuh hati, dirinya.“Zaara, kamu tuh lucu ya … apa jangan-jangan kamu cemburu ya? Mungkin, sebab aku tak pernah menceritakan soal tunanganku.”Haikal membuang nafas kasar.“A-pa? Cemburu? Halo! Mas Haikal demam ya? Dih, kepedean banget, ngapain cemburu,”Zaara mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-29
Baca selengkapnya

64. Bunga untuk siapa?

Zaara sudah kembali pulang ke rumah dan menjalani aktifitasnya seperti biasa. Enin sudah dinyatakan pulih sebulan yang lalu. Berkat bantuan Zaara dan teman-teman kerja Embun, akhirnya Enin bisa menjalani rawat jalan untuk penyakit kronis yang dideritanya yaitu jantung.Hari ini Zaara seperti biasa menyiapkan sarapan pagi untuk Fatimah dan Hamid. Mereka sudah tidak melarang-larang lagi Zaara untuk beraktifitas layaknya orang normal karena dia telah membuktikan. Bukan sekedar angan atau harapan belaka tetapi sebuah kenyataan.Perlahan Zaara mulai melupakan sosok Haikal yang tiba-tiba menghilang bagai ditelan bumi. Semenjak pertemuannya di rumah sakit, Haikal yang begitu bersemangat dan ingin bertemu Zaara tiba-tiba melakukan ghosting. Sesuai dugaannya, Haikal memang lelaki playboy seperti kebanyakan.Dalam balutan apron berwarna putih berenda Zaara tengah asyik memasak ayam balado. Harum aroma cabai merah menguar memenuhi dinding dapur minimalis hingga menusuk hidung Fatimah dan Hamid
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-30
Baca selengkapnya

65. Membuka hati

Zaara tersenyum sendiri seraya memeluk buket bunga yang begitu indah pemberian dari seseorang, siapa lagi kalau bukan Haikal Harun. Sesekali dia menghidunya dengan penuh takzim, menikmati aroma bunga yang menenangkan perasaannya.Entahlah, perasaannya campur aduk. Satu sisi dia begitu bahagia mendapat hadiah buket bunga yang terkesan romantis. Jauh dalam lubuk hatinya, dia pun menaruh perasaan yang sama pada Haikal Harun. Dia menutupi perasaannya karena merasa gengsi.Hanya saja, di sisi lain Zaara masih merasa ragu apakah benar yang dikatakan oleh Haikal bahwa dia memang telah putus dengan kekasihnya. Haikal terdengar jujur saat mengatakan hal penting tersebut. Namun yang membuat hatinya gamang ialah mengapa Safira, yang mengaku tunangannya mengancam Zaara untuk menjauhi Haikal. Hingga sejauh itu, tega melakukan perbuatan yang tak sepatutnya.Haruskah Zaara mengatakan itu semua pada Haikal, mengenai tunangannya yang seorang model tersebut telah mengancamnya bahkan dengan kuasanya Zaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-01
Baca selengkapnya

66. Diikuti penguntit

Selepas latihan melukis di teras rumah, Zaara duduk beristirahat sembari sesekali menikmati secangkir kopi hitam dan makan ubi Cilembu yang sangat legit. Dengan lihai tangannya mengupas ubi hingga begitu bersih. Dia benar-benar seperti orang normal pada umumnya.Zaara menikmati ubi dengan penuh syukur. Lalu kini tangannya menyingkirkan wadah berisi ubi dengan satu set pensil. Dia meraut pensil itu dengan begitu sabar. Lalu dia merapikan cat akrilik sesuai dengan warnanya. Zaara memiliki ide brilian dengan memberi cat dengan aroma bebungaan agar Zaara dengan mudah menghafal warnanya. Dia menajamkan indera penciumannya. Padahal Hamid telah membuatkannya sebuah kotak cat yang diatur sedemikian rupa untuk mempermudah Zaara mengenali warna.Fatimah yang memperhatikan gerak-gerik Zaara tersenyum dengan damai. Kelegaan memenuhi relung hatinya. Dengan kemampuan Zaara yang semakin bertambah kian hari, mengurangi rasa cemas Fatimah pada diri Zaara. “Kenapa hanya mematung di situ, Ibu?”Zaara
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-03
Baca selengkapnya

67. Foto

“Seta*! Anjin*!” Segala umpatan terlontar dari bibir Mae yang bergincu merah. Dia melajukan kendaraannya seperti orang mabuk.“Awas Mae! Hati-hati! Nanti kamu bisa nabrak orang,” omel Zaara sembari memegangi kursi. Dia terlihat ketakutan saat mobil melaju dengan cepat di jalan yang berkelok-kelok. Tubuhnya nyaris terhuyung ke kanan dan ke kiri.“Woi! Seta*! Fuckin shit!” umpat Mae sembari menunjukan jari tengahnya melalui kaca spion pada salah satu pengendara motor di sebelah kanannya yang sudah tertinggal jauh.Akhirnya Mae dan Zaara berhasil kabur dari aksi kejar-kejaran dua motor penguntit di belakang mereka.Mae memarkirkan mobilnya di sebuah lapangan sepak bola yang sepi. Namun beruntung dekat pemukiman warga sehingga mereka istirahat di sana karena cukup aman.“Mae, sebetulnya mereka siapa?” tanya Zaara dengan penasaran. Jantungnya seakan mau copot melalui aksi gila-gilaan, kejar-kejaran seperti di film action yang pernah Zaara tonton.“Mana aku tahu, Zaara. Aku juga tidak tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-04
Baca selengkapnya

78. Kejahatan terencana

Di sebuah rumah berlokasi di perumahan elit Safira tengah menikmati sarapannya dengan takzim, dia menikmati oatmeal, salad buah dan segelas susu rendah lemak. Cara dia menikmati makanan mirip seorang bangsawan wanita yang terlahir di istana Buckingham Palace. Soal table manner tak usah diragukan lagi.Setelah sarapan usai, dia mengelap bibirnya yang merah merona dengan sehelai tisu dengan sangat hati-hati tentunya. Tak ingin merusak pewarna bibir yang sedari tadi dia lukis. Dia menengok arloji mewah nya yang bertaburan kristal. Cantik dan mahal. Masih setengah jam lagi.Dia sedang bersiap-siap hari ini karena akan melakukan fitting gaun pengantin. Merasa rencananya sudah berhasil. Haikal pasti sudah menyerah dan mau tak mau dia akan kembali padanya. Safira mendapat dukungan penuh oleh Elia, ibunda Haikal. Namun saat ini Elia tidak mengetahui ihwal persoalan yang terjadi di antara putranya, Safira dan Zaara.Safira memilih bungkam dan memutuskan cara tersendiri untuk mengatasi persoala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-06
Baca selengkapnya

69. Haikal siapa?

Mae terlihat kebingungan ketika tak melihat Zaara di manapun. Salahnya sendiri, saat mereka akan menyeberang jalan, tiba-tiba Mae melepas genggaman tangan Zaara dan berlari kembali untuk menemui seorang pria yang diduga pacarnya yang tengah berjalan kaki bersama selingkuhannya.Mae akhirnya menangis tersedu sedan seperti seorang anak kecil yang kehilangan ibunya.“Zaara kamu di mana?” Mae bergumam sendiri. Lantas dia mencari Zaara di gedung pameran dengan perasaan cemas. Mae takut Zaara menghilang atau ada yang menculik mengingat kondisi Zaara yang seorang tunanetra. Apalagi saat ini tengah marak penculikan yang terjadi baik yang menimpa pada anak-anak maupun orang dewasa. Yang mengerikan penjualan organ tubuh manusia. Bagaimana jika Zaara pulang hanya membawa nama.Mae bergidik ngeri mengingat hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Dan, bagaimana nanti dia menghadap Fatimah, menjelaskannya padanya bahwasanya, Zaara telah menghilang. Dan, dia dituduh telah menghilangkan anak orang.Niat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-07
Baca selengkapnya

70. Rencana ke dua

Harum aroma ayam bakar tercium hingga ke ruang tamu sebuah apartemen tipe studio. Semakin membuat penghuninya tak sabar untuk segera mencicipi masakan tersebut.Dari jarak jauh Haikal memandangi sebuah dapur minimalis di mana ada seorang gadis tengah asik membakar ayam lalu mengolesnya bagian atasnya dengan mentega. Begitu beberapa kali dia melakukannya.Dengan lihai tangannya yang terampil menaruh potongan ayam bakar di atas piring porselen putih dengan ornamen bebungaan kecil di meja makan. Sesekali dia mengomel sebab dia sedang menerima hukuman akibat nge-frank Haikal. Zaara senang saat berhasil berpura-pura amnesia, tak mengenal Haikal.Pasalnya karena Haikal yang duluan mengambil kesempatan memeluk Zaara saat dia tak sadar. Oleh karena itu Zaara mengerjainya. Dan, bisa-bisanya Haikal percaya dan panik jika Zaara terbentur sesuatu sehingga menyebabkan kepalanya bermasalah.Meskipun sambil menggerutu Zaara tetap menyediakan makan siang untuk Haikal. Atas permintaan Haikal.“Mas, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status