Share

70. Rencana ke dua

Author: Piemar
last update Last Updated: 2023-02-10 00:00:23

Harum aroma ayam bakar tercium hingga ke ruang tamu sebuah apartemen tipe studio. Semakin membuat penghuninya tak sabar untuk segera mencicipi masakan tersebut.

Dari jarak jauh Haikal memandangi sebuah dapur minimalis di mana ada seorang gadis tengah asik membakar ayam lalu mengolesnya bagian atasnya dengan mentega. Begitu beberapa kali dia melakukannya.

Dengan lihai tangannya yang terampil menaruh potongan ayam bakar di atas piring porselen putih dengan ornamen bebungaan kecil di meja makan. Sesekali dia mengomel sebab dia sedang menerima hukuman akibat nge-frank Haikal. Zaara senang saat berhasil berpura-pura amnesia, tak mengenal Haikal.

Pasalnya karena Haikal yang duluan mengambil kesempatan memeluk Zaara saat dia tak sadar. Oleh karena itu Zaara mengerjainya. Dan, bisa-bisanya Haikal percaya dan panik jika Zaara terbentur sesuatu sehingga menyebabkan kepalanya bermasalah.

Meskipun sambil menggerutu Zaara tetap menyediakan makan siang untuk Haikal. Atas permintaan Haikal.

“Mas, a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   71. Ancaman

    Kean hanya bisa menunduk saat menerima amukan sang nona muda. Atau, dirinya pasrah jika ditelan hidup-hidup oleh gadis pujaan hatinya tersebut. Dia akan terima dengan lapang dada sebab murni kesalahannya.“Kamu begitu saja tak becus, Kean!” teriak Safira, naik beberapa oktaf. Dia kemudian mendengus kesal, berbalik memunggungi Kean.Kean pemuda yang jujur sehingga dia dipercaya menjadi seorang pengawal safira sejak lama. Biasanya Kean datang mengawal Safira saat dibutuhkan sesuai perintahnya. Paling sering Kean menemani Safira saat melaksanakan fashion show ke luar negeri.Kean mengatakan pada Safira bahwa dia gagal menjalankan misinya, mencelakai Zaara Nadira. Ada seseorang yang terus mengamati Zaara dari kejauhan, seseorang yang berusaha melindungi gadis tersebut. Andai Safira tahu siapa guardian angel Zaara.Safira menggoyangkan gelas berisi minuman berwarna merah lalu melemparnya ke dinding hingga pecah.Prang!Kean mendongak dan terkejut melihat sikap Safira akhir-akhir ini yang t

    Last Updated : 2023-02-11
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   72. Melamar kerja

    Zaara merasa terkejut mendapat telepon berisi ancaman yang mengatasnamakan orang suruhan Safira. Dia menyesal telah mengangkat telepon tersebut.Pantas saja nada deringnya berbeda dari nada dering yang biasa dia dengar. Untuk memudahkan mengangkat telepon dan mengetahui siapa yang menghubunginya, Mae membantunya dengan menggunakan nada dering berbeda untuk setiap nomor yang masuk.“Zaara, siapa yang telepon?” tanya Mae saat melihat Zaara terdiam setelah menerima telepon.“Oh, itu sepertinya salah sambung, Mae,” dusta Zaara. Dia tak ingin membuat temannya tersebut ikut khawatir.“Mae, kamu bisa pulang, terima kasih atas hari-hari yang indah nonton pameran dan dikejar leasing,” ucap Zaara terkekeh, berusaha untuk menghibur dirinya.“Aish! Masih diungkit-ungkit lagi,” timpal Mae dengan bibir yang mengerucut. “Canda, Mae!” desis Zaara.“Bukan hanya dikejar leasing aja kali. Aku dikejar anjing labrador,” kata Mae dengan mendengus kesal. Andai Zaara tahu apa yang Mae rasakan saat anjing it

    Last Updated : 2023-02-12
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   73. Diterima

    Di sebuah gedung perkantoran, Haikal tampak berjalan wara-wiri, terlihat sedang memiliki banyak pikiran. Hal tersebut tentu mengusik konsentrasi Hasna yang tengah mengerjakan pekerjaannya.Protes adalah sebuah keniscayaan. Haikal seorang bos temperamen alasannya. Oleh karena itu Hasna hanya bisa mengelus dada dan menutup mata dan telinganya, berupaya memupuk rasa sabar yang tiada tara. Hasna akan merespon saat dibutuhkan.Terdengar derit suara pintu, Zul masuk ke ruangan yang sama. Mata Hasna langsung mengerjap bahagia melihat kedatangannya. Dia tersenyum sumringah pada Zul yang menatapnya.Semoga saja Zul memberi kabar yang indah untuk Haikal. Lama kelamaan Hasna merasa iba melihat bosnya seperti tertekan. Imbasnya aura yang menguar dari dirinya terasa mencekam dan Hasna merasa seperti seekor mangsa yang terancam oleh pemburunya.Beberapa pekan ini Haikal terlihat gelisah karena belum bisa menyelesaikan masalah finansial perusahaan. Satu-satunya cara agar perusahaan tetap bertahan ad

    Last Updated : 2023-02-13
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   74. Siapa?

    Malam ini Haikal memilih pulang ke apartemennya. Dia ingin menenangkan dirinya. Jika dia tetap tinggal di mansion orang tuanya maka dia semakin merasa tertekan dan terbebani. Selain masalah perusahaan kini Haikal harus berhadapan dengan drama sang ibu tentang pernikahannya dengan Safira.Sepanjang hari Elia terus berceloteh soal gaun pengantin yang dipilih Safira. Elia dan Safira memiliki selera berbeda soal fashion sehingga agak sukar menyatukan ide desain gaun tersebut.Safira yang bersikukuh memilih gaun pilihannya sebab dia yang akan mengenakannya sedangkan Elia yang tak kalah beradu otot, dia memilih gaun yang tak terlalu terbuka saat acara berlangsung karena merasa berhak sebagai calon mertua. Belum membahas soal resepsi dan memilih WO atau vendor.Lama kelamaan telinga Haikal merasa berdengung karena sikap mereka, yang sudah lebih dulu percaya diri jika Haikal akan mengangkat ke dua tangannya, menyerah demi menikah karena kepentingan bisnis.Sebelum beranjak tidur, Haikal memil

    Last Updated : 2023-02-16
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   75. Pencarian Hantoro

    Tawa pecah di antara seorang gadis berwajah oriental dan seorang pemuda berwajah timur tengah. Haidar dan Zaara tengah tertawa saat keduanya dipertemukan dengan cara seperti itu. Zaara baru tahu jika Haidar adalah putra majikannya, Hamid. Dunia begitu sempit rupanya.“Ya ampun Mas Haidar, ternyata dunia itu seukuran daun kelor kata orang. Sempit. Aku tak pernah mengira jika kita bertemu lagi di sini,” kata Zaara terkekeh dengan mata yang nyaris tertutup. “Oalah, maaf bikin rusuh pagi-pagi. Baju Mas Haidar basah,”“Iya, Zaara, kok bisa ya kita bertemu di sini? Barangkali kita berjodoh,” Haidar menyahut dengan nada serius. Dia sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil.“Ah benar, berjodoh,” gurau Zaara menimpali. Jelas ‘berjodoh’ versi Haidar dan dirinya berbeda.“Mas, maafin aku ya, karena kurang hati-hati Mas Haidar jadi keguyur air,”Zaara merasa bersalah. Karena kurang hati-hati dia mengguyur Haidar yang baru saja pulang dari tur pamerannya.“Kamu harus bertangg

    Last Updated : 2023-02-19
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   76. Mozaart

    Haikal terbangun setelah bermimpi buruk. Peluh sebesar biji jagung menetes di pelipisnya. Nafasnya terengah-engah. Haikal bermimpi jika ayahnya meninggal dunia. Namun wajah ayahnya dalam mimpi tersebut samar-samar, tak terlihat jelas. Apakah Edi Mahardika ataukah Harun.Astagfirullah…Haikal beristighfar.Haikal bangun dan menyingkirkan selimutnya dengan kasar ke atas lantai. Dia berjalan dengan sedikit terhuyung-huyung dan mata yang lamur menuju nakas, mengambil air putih lalu meneguknya hingga tandas.Dia kemudian membuka tirai kamarnya dan menatap gedung-gedung pencakar langit yang seolah akan menerkam dirinya karena berukuran raksasa. Kini Haikal memilih apartemen untuk istirahat baik dari persoalan kantor maupun percintaan. Dia lebih sering menyendiri akhir-akhir ini.Haikal tak habis pikir dengan sikap Safira yang tiba-tiba ingin segera menikah dengannya. Sempat Haikal berpikir jika Safira tahu soal hubungannya dengan Zaara Nadira. Apakah Safira memanfaatkan situasi perusahaan d

    Last Updated : 2023-02-19
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   77. Pencarian yang tak mudah

    Seorang pemuda dengan penampilan kasual tiba-tiba datang berkunjung malam hari ke rumah Harun.Kedatangannya disambut oleh seorang pelayan wanita paruh baya. “Papa tidur?” tanyanya pada wanita tersebut yang hanya mengerutkan kening melihat sosok pemuda bertubuh tinggi dan berwajah mirip majikannya itu. Dia ART baru sehingga dia tidak mengenal Haikal. Dia hanya tahu jika majikannya itu memiliki putra bernama Haidar Harun.“Maaf, Mas siapa?” tanya ART tersebut khawatir pemuda di hadapannya itu orang asing yang berniat jahat.“Papa? Berarti saya apa? Putranya? Paham?”Haikal menjetikkan jemarinya pada lengan wanita itu. Dia kesal melihat respon wanita tersebut yang menaruh curiga padanya.“Oh, maaf Mas, saya tidak tahu … saya baru di sini. Saya Mbok Rum.” ucap wanita itu dengan merasa bersalah. Namun sempat memperkenalkan dirinya.Haikal mengabaikan permintaan maafnya dan pergi meninggalkannya, melangkahkan kakinya menuju kamar sang ayah. Dia membuka daun pintu dan mendapati pemandangan

    Last Updated : 2023-02-19
  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   78. Kangen

    Evelyn langsung memberitahu Eva, sang ibu soal kedatangan tamu yang mencari Zaara Nadira.Di ruang keluarga, Eva dan Evelyn sedang menonton drama Korea.“Mama, sebetulnya Om Aksara itu anak orang kaya bukan?” tanya Evelyn dengan menyelidik di sela-sela acara menontonnya.“Kenapa kau tiba-tiba bertanya? Apa penting begitu?” jawab Eva dengan ketus. Dia fokus menghayati kisah sedih pemeran utama dalam drama yang ditontonnya. “Ada yang mencari Zaara Nadira, Ma, tadi …” tukas Evelyn dengan antusias. Dia lebih tertarik membahas Zaara daripada drama tersebut.“Siapa?” tanya Eva sembari masih fokus menonton.“Hantoro! Keluarga Hantoro!”Evelyn mengucapkan nama tersebut dengan mantap. Seingatnya Hantoro adalah kakeknya Zaara Nadira, seorang konglomerat.Remote yang dipegang Eva begitu saja terlepas dari tangannya.“Hantoro?”Eva menoleh pada putri semata wayangnya.Evelyn mengangguk.“Apa yang kau katakan padanya?” desak Eva.“Aku bilang, Zaara sudah tidak tinggal bersama kita. Alias pergi da

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   122. Pengantin pengganti (tamat)

    Kediamaan Harun malam ini begitu indah, dihiasi bebungaan berwarna warni dan lampu-lampu kristal yang menggantung indah. Halaman rumah yang begitu luas tersebut telah disulap menjadi sebuah venue pernikahan garden party yang hangat dan romantis.Malam ini akan diadakan malam di mana seorang pria dan wanita akan melepas masa lajangnya dengan mengadakan walimah dan dihadiri oleh keluarga inti dan kerabat terdekat.Acara walimah aqad ijab qabul akan diadakan di sebuah pelaminan yang hanya dihadiri oleh calon mempelai pria, wali, saksi dan penghulu. Pengantin wanita menunggu di ruangan terpisah. Zaara kini terlihat cantik dengan penampilan pengantin ala Sunda, mengenakan kebaya berwarna putih tulang dan tetap memakai kerudung yang dipadupadankan dengan hiasan siger di kepalanya. Dia terlihat sangat cantik dan berbeda setelah dirias oleh seorang MUA profesional.Namun Zaara bersedih saat yang sama. Ada banyak kesedihan yang dia rasakan malam ini. Pertama dia sedih karena harus menikah den

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   121. Meminta restu

    Suatu malam yang hening, Zaara tengah duduk di taman depan rumahnya. Dia tengah termenung menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahnya.Harum semerbak anggrek bulan yang tengah mekar menyapa indera penciumannya. Zaara merasa tenang saat menghidunya.Namun ada aroma parfum yang dia kenal familiar tiba-tiba muncul. Hanya satu orang yang dia tahu suka memakai parfum mahal dan mewah berasal dari Paris tersebut, parfum beraroma woody floral musk. Seketika Zaara berdiri dan berusaha mencari sang pemilik aroma tersebut.Mata Zaara berembun tatkala kakinya dengan begitu saja melangkah menghampiri pemuda yang begitu dia rindukan. Namun sosok pemuda yang berdiri di hadapannya memilih melangkah mundur, menghindari Zaara hingga membuat Zaara terlihat sedih dan kecewa.“Mas Haikal, kau kah itu?”Zaara spontan menyebutkan nama sang empunya aroma yang familier tersebut. Pria yang Zaara dekati memilih diam dengan pikiran yang gelisah.“Mas Haikal kenapa diam? Kenapa Mas selalu mempermainkan h

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   120. Lamaran Haidar

    “Di mana Safira?” pekik Haikal ketika kakinya menginjak lantai sebuah apartemen. Kini Safira berada di apartemen miliknya karena lokasinya dekat dengan lokasi shooting di mana dia bekerja. Saat ini Safira Nasution memperoleh tawaran dari salah satu perusahaan advertising untuk menjadi model iklan kosmetik kecantikan.Kean yang merupakan pengawal pribadi Safira langsung menghadang jalan Haikal. Kebetulan Kean saat itu berada di luar pintu apartemen.Kean ditugasi Safira untuk berjaga di depan pintu masuk karena sang nona muda tak ingin diganggu. Dia ingin istirahat sejenak karena letih begadang beberapa hari setelah melakukan shooting.“Nona Safir tak bisa diganggu! Beliau sedang istirahat.”Kean menjawab dengan nada tegas, berharap Haikal akan segera pergi dari sana dan tak mencari gara-gara lagi dengannya. Seingat Kean, Haikal terakhir kali menghajarnya bertubi-tubi.“Aku harus bertemu dengannya sekarang! Minggir kau!” titah Haikal dengan menaikkan suaranya beberapa oktaf. Haikal mem

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   119. Gamang

    “Kau habis dari mana?” tanya Elia berkacak pinggang saat menyambut kedatangan Haikal malam itu. Sepulang mengantar Zaara ke klinik Haikal memutuskan pulang ke kediaman sang ibu karena ada hal yang harus dibicarakan dengannya. Haikal akan mengabari tentang batalnya pernikahan di antara dirinya dan Safira sehingga ibunya tidak akan mempermasalahkannya lagi. Namun tentu Haikal tidak akan langsung mengabari malam itu karena dirinya sudah cukup letih. Dia baru akan mengabari sang ibu keesokan harinya.Siapa sangka, Elia terbangun saat mendengar suara deru mesin mobil Haikal. Melihat kedatangan putranya tersebut, Elia keluar dari kamarnya dengan mengenakan piyama tidur berbentuk kimono, menghampiri Haikal yang baru saja masuk dengan wajah letih dan pakaian yang berantakan.“Belum tidur Mom?”Haikal hanya menimpali sang ibu dengan begitu santai. Dia berjalan melewatinya menuju kamarnya. “Aku mau istirahat Mom! Besok kita bicara. Aku letih.” Haikal memijit pelipisnya.“Tunggu, kita bicara sek

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   118. Selamat

    Tenggorokan Zaara terasa terbakar setelah dipaksa minum minuman cairan berwarna merah oleh pria tua bangka berperut buncit. Entah minuman apa yang diberikan olehnya. Tubuhnya terasa panas dan dia ingin sekali melepas pakaiannya saking merasa kepanasan. Namun dia berusaha menahan diri untuk tetap menjaga kewarasannya. Zaara sama sekali tak memahami reaksi tubuhnya. Dia sampai mengepalkan jemari tangannya pada lantai agar efek tersebut hilang.Pria itu hanya tersenyum miring melihat Zaara terlihat gelisah dan kepanasan. Saat Zaara akan melompat dari balkon, pria itu segera menyeret Zaara masuk ke dalam kamar tersebut setelah memaksanya minum.“Argh, apa ini? Kenapa dengan tubuhku. Panas sekali. Aku tak tahan. Aku harus mengguyur tubuhku dengan air dingin.”Zaara bergumam tak karuan. Namun karena pria tua masih berdiri di hadapannya, Zaara menahan diri untuk tidak melewatinya. Pria itu berdiri tepat di depan Zaara yang duduk bersimpuh dengan kondisi memprihatinkan.Pria tua mengambil pon

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   117. Aksi heroik

    Karena menghindari pengendara yang ugal-ugalan Haikal justru membanting stir dan dia nyaris menabrak seorang pria tua dengan rambut yang sudah memutih tengah berjalan kaki di sisi jalan. Saat itu dia sedang dalam perjalanan menuju istal kuda milik keluarganya. Untuk menghilangkan rasa penat karena begitu banyak beban yang menghimpit pikirannya dia berencana akan berkuda.Pria tua itu baru saja keluar dari pintu parkiran area rumah sakit. Akhirnya dia jatuh bersimpuh karena kaget. Lututnya terbentur jalan beraspal. Pasti terasa sakit sekali apalagi usianya sudah tak lagi muda.Haikal pun segera menepikan kendaraan beroda empatnya ke tepi jalan dan segera turun untuk menghampiri pria itu. Dia harus memastikan jika pria tua itu baik-baik saja. Jika terjadi apa-apa dengannya maka dia akan bertanggung jawab untuk mengobatinya. Seperti itulah yang seharusnya Haikal lakukan.“Pak, maafkan saya. Bapak tidak apa-apa?” tanya Haikal dengan ke dua tangan berusaha merengkuhnya, membantu bapak tadi

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   116. Tak ada pilihan

    “Mas,”Haikal terbangun dari tidurnya. Dia bangun kesiangan karena semalam baru bisa tidur pukul tiga pagi. Namun saat terbangun dia hanya mendengar suara Zaara yang memanggilnya. Mungkin alam bawah sadarnya terus menerus mengingatnya. Haikal turun dari ranjang dan langsung berjalan menuju wastafel untuk mencuci wajahnya. Dia menatap pantulan wajahnya yang terlihat kusam karena menangis, mata yang sembab dan ada lingkaran hitam di bawah matanya. Seorang pria baru pertama kalinya menangis ketika dia merasa patah hati. Itulah yang Haikal rasakan saat ini.Haikal telah melewatkan sarapannya dan harus segera pergi ke kantor. Dia mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor pagi itu.Dengan memakai seragam khas eksekutif muda, Haikal berjalan menaiki lift menuju tempat parkir apartemen miliknya. Tak lupa kacamata hitam bertengger di hidungnya yang bangir. Dia mengendarai mobilnya membelah jalanan padat merayap kota hujan dengan keheningan, tanpa musik yang selalu mengiringi perjalanannya. Biasa

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   115. Diculik

    Di hadapan Brandon, Alfian duduk tegak dan menatapnya dengan serius. Alfian membawa sebuah foto Zaara Nadira dan seorang pria tua bermata sipit dengan rambut yang sudah memutih. Alfian sengaja mencetak ke dua foto tersebut demi untuk mengembalikan ingatan Brandon.“Apa kau mengingat ini siapa? Dari kemarin kau menyebutkan nama Zaara Nadira. Nah, ini fotonya! Zaara Nadira keponakan saya.”Alfian menjelaskan pada Brandon dengan begitu serius. Jika Brandon sampai hilang ingatan dan masih mengingat Zaara pertanda bahwa Brandon tidak berbohong dan menipunya mengaku sebagai orang suruhan Hantoro.Brandon duduk dengan bersandar pada bantal dan menatap foto tersebut dengan seksama. Brandon menyebut nama Zaara Nadira berulangkali pasti sebelumnya dia mengenalnya. Semakin mencoba mengingat semakin kepalanya begitu berat sekali.Brandon memegangi kepalanya dengan perasaan frustrasi. Dia tak bisa mengingat siapakah gadis bernama Zaara Nadira itu. Dia hanya mengenal namanya saja. Selebihnya tidak

  • Pelukis Buta Milik Sang CEO   114. Bahaya yang mengancam

    Pagi itu Alfian menjenguk Brandon di rumah sakit karena merasa iba padanya. Setelah Alfian pikir mungkin Brandon memang bukan seorang penipu. Setelah memperoleh informasi dari aparat kepolisian yang melakukan penyelidikian dan penyidikan di tempat kejadian perkara di mana Brandon mengalami kecelakaan naas tersebut, telah ditemukan bahwa seseorang telah berusaha mencelakai Brandon dengan menyabotase kendaraannya seolah hanya kecelakan murni biasa, padahal kecelakaan yang sudah disusun skenarionya terlebih dahulu.Seseorang yang mampu melakukan pekerjaan yang mulus tersebut hanya bisa dilakukan oleh orang berpengaruh dan tak tersentuh.Terlepas dari itu semua, naluri Alfian tergugah ingin mengetahui kondisi pria yang berusia seumuran dengannya tersebut apakah sudah membaik atau belum.Alfian berjalan di lorong rumah sakit menuju ruang rawat inap di mana Brandon berada. Saat ini kartu identitasnya masih bermasalah. Namun pihak kepolisian tengah mengurusnya di kedutaan. Kondisinya cukup m

DMCA.com Protection Status