“Siapa itu? Apakah mereka anak-anak Frank Harper dan Kara Martin?” “Astaga! Mereka lucu sekali! Bocah laki-laki itu terlihat seperti Frank kecil.” “Dan lihatlah mata abu-abu mereka. Indah sekali!” Mendengar seruan-seruan itu, Isabela kembali terbelalak. Tangannya terkepal erat. Mengapa ada-ada saja rintangan yang menghambat misinya? “Jeremy, apakah kameranya sudah mulai merekam?” tanya Louis, berkedip-kedip ke atas. “Sudah, Tuan Muda. Sekarang mundurlah. Katakan apa yang ingin kalian katakan tadi.” Sementara kedua balita itu kembali duduk di sofa, Kara mendesahkan senyum dan mendekatkan diri dengan kekasihnya. “Apakah kau yang merencanakan ini?” “Sama sekali tidak,” geleng Frank dengan lengkung bibir yang sama. Kemudian, sambil membiarkan Kara bersandar di pundaknya, ia ikut menyimak tayangan. Louis baru saja berdeham. “Halo, selamat malam semuanya. Aku Louis dan ini adikku, Emily. Kami berdua ingin mengklasifikasi apa yang terjadi.” “Klarifikasi, Louis,” bisik si gadis mungi
Read more