Home / Pendekar / PENDEKAR TERAKHIR TANAH JAWA / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of PENDEKAR TERAKHIR TANAH JAWA: Chapter 51 - Chapter 60

124 Chapters

PERTEMUAN

Sindanglaut. Pagi hari. Rombongan Kyai Rangga sudah menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan menuju Tegal, setelah diserang tumbuhan dari dunia lain pada malam harinya. Kyai Rangga memutuskan untuk meninggalkan tempat itu dan akan kembali suatu saat nanti, karena dia yakin tempat itu menyimpan banyak misteri dan rahasia.“Aku akan melanjutkan perjalanan ke Tegal, Badra, Suropati, dan Sakera, apa kalian masih akan ikut aku?” tanya Kyai Rangga.“Aku akan menunggu di sini, karena disinilah rumahku,” kata Badra.“Bagaimana?” tanya Suropati dan Sakera saling memandang.“Tegal bukan rumahku, disini juga bukan,” kata Sakera.“Aku ikut saja ke Tegal,” kata Suropati.“Kalau begitu aku ikut juga,” kata Sakera.“Baiklah, kalau begitu selamat tinggal Badra, terima kasih atas bantuan yang kau berikan selama ini, semoga suatu saat kita akan berjumpa kembali,” ka
Read more

MERTUA DAN MENANTU

Suatu tempat di Brebes. Pagi menjelang siang. Suropati diancam hukuman mati oleh Kapten Francois Tack, yang merasa malu karena anaknya hamil dan punya anak dari Suropati.“Hukum mati? Apa salah saya? Saya memberi cucu pada Anda, dan Anda akan membuat cucu Anda kehilangan ayahnya!” bantah Suropati.Kyai Rangga turun dari kudanya dan mencoba menengahi.“Mohon maaf, bukanya turut campur, tetapi apa yang sebenarnya terjadi? Apa kesalahan Suropati?” tanya Kyai Rangga pada Kapten Francois.Kapten Francois Tack mendengus.      “Hmm, begini, kujelaskan mulai dari awal,” kata Kapten Francois.Suropati adalah seorang budak dari hubungan gelap gadis Bali dan serdadu VOC yang tidak dikenal namanya, makanya penampilannya mirip dengan orang Belanda. Ayahnya meninggal dalam perang melawan pasukan pemberontak di Bali. Akhirnya dia diangkat anak oleh seorang pedagang bernama Moor. Nah, disitulah a
Read more

PERTARUNGAN

Kapten Francois Tack masih terdiam, belum memberikan tanggapan atas pernyataan Kyai Rangga. Walau dia menyadari akan kebenaran kata-kata Kyai Rangga. Akan tetapi harga dirinya dan nama baiknya telah tercemar oleh perbuatan Suropati. Dia telah memperlakukan Suropati dengan baik, tetapi balasannya sungguh sangat menyakitkan hati dan membuat malu keluarganya. Kapten Francois Tack berjalan mondar-mandir sambil berpikir. Bagaimanapun, Suropati adalah ayah dari cucunya, sulit baginya mengambil keputusan. Antara harga diri dan belas kasihan berkumpul jadi satu. Kapten Francois Tack harus memutuskan sesuatu yang sangat penting dan besar dalam perjalanan hidupnya. Jika dia menerima Suropati dan melepaskannya, seluruh harga dirinya, nama keluarganya akan selamanya jadi cemoohan orang. Begitu juga jika dia tetap menghukum Suropati, orang akan menilainya sebagai sosok yang kejam dan tidak berperikemanusiaan.“Hoe gaat het, meneer Tack? Bagaimana, Tuan Tack?” tanya Kyai Rangga
Read more

MENCARI SUZANE

Kapten Francois Tack dalam keadan tak berdaya. Ujung pedang Suropati menempel ke tenggorokannya. Dia sudah pasrah, menerima apa pun yang akan dilakukan Suropati. Akan tetapi, Suropati dengan perlahan menarik pedangnya, melempar pedang itu ke arah pasukan VOC, dan membantu Kapten Francois berdiri.Kapten Francois agak enggan menerima bantuan Suropati, tetapi diterimanya juga. Setelah berdiri, Kapten Francois membersihkan pakaiannya dari debu, dan berdiri menatap Suropati.“Aku akan menepati janjiku, kamu boleh berkumpul dengan Suzane dan anakmu,” kata Kapten Francois pelan.“Terima kasih, maafkan saya,” kata Suropati sambil membungkuk memberi hormat pada Kapten Francois.“Tetapi, ada dimana Suzane sakarang?” tanya Suropati.“Selama kehamilan sampai kelahirannya, aku telah membawanya dan menaruhnya di sebuah tempat di desa Songsong dekat pantai Larangan,” jelas Kapten Francois.“Aku tahu te
Read more

BAJAK LAUT KERTAPATI

Pantai Larangan. Sore hari. Puluhan orang turun dari kapal berbendera hitam bergambar tengkorak. Mereka adalah komplotan bajak laut Kertapati. Mereka berjalan menuju ke desa Songsong, dipimpin oleh Kertapati, bajak laut paling ditakuti di wilayah pantai selatan. Mereka berjalan dengan cepat menuju ke desa Songsong.“Siapa mereka?” tanya Suropati yang melihat dari kejauhan.“Kalau tidak salah itu gerombolan bajak laut Kertapati!” jawab Dwipangga.“Wadoo, gawat, kita harus segera ke sana!” kata Sakera.“Ya, benar, Suzane ada di sana! Ayo kita segera pergi ke sana!” kata Suropati sambil naik ke atas kudanya.Dwipangga dan Sakera juga segera naik ke atas kudanya dan memacu kuda mereka ke arah desa Songsong.Tiga orang itu berderap dengan cepat menuju desa Songsong. Dwipangga berada di depan sebagai penunjuk arah, tetapi karena jaraknya sudah dekat dan desa Songsong sudah tampak di depan mata, maka
Read more

PENGEJARAN

Suropati berlari ke tengah laut mencoba mengejar kapal bajak laut yang membawa Suzane. Ombak menghantam tubuhnya, Suropati berhenti.“Suzane!!” teriaknya keras dengan nada putus asa.Tetapi kapal berbendera bajak laut itu perlahan-lahan meninggalkan pantai Larangan menuju lautan lepas.Merasa putus asa, Suropati duduk bersimpuh dan memukul dengan keras air laut yang ada di bawahnya. Pukulan Suropati membuat air laut berderai di udara. Suropati terdiam menatap kapal bajak laut yang ada di tengah laut itu. Dia merasa sangat menyesal tidak bisa menyelamatkan Suzane. Tanpa terasa air matanya menetes.“Suro!!” terdenger teriakan Sakera.Suropati menoleh dan dilihatnya Sakera dan Dwipangga sudah naik kapal layar kecil milik nelayan sambil melambaikan tangan mengajak Suropati untuk segera naik kapal nelayan itu. Suropati berbinar, dia segera mengusap air matanya dan berlari menuju kapal itu.“Ayo, cepat naik, gak usah
Read more

PULAU BAJAK LAUT

Sakera mengemudikan kapal layar kecil itu dengan susah payah ditengah ombak yang semakin membesar. Sementara Suropati dan Dwipangga menjaga kesimbangan di kedua sisi kapal sambil terus memperhatikan kapal bajak laut yang ada di depan mereka. Debur air dan ombak dari percikan air laut membuat tubuh mereka basah kuyup. Malam semakin gelap, tetapi mereka sudah dapat menyesuaikan diri dengan gelapnya malam. Sejauh mata memandang hanya kegelapan dan air laut yang mengelilingi mereka. Pedoman mereka hanyalah lentera bajak laut yang ada di depan mereka.Setelah berjam-jam berada dalam deburan ombak dan angin laut yang kencang, seolah tidak akan berakhir Ombak perlahan-lahan mereda, laut menjadi tenang, dengan riak-riak kecil.“Ombak sudah mereda, tampaknya kita akan tiba di sebuah pulau,” kata Sakera.“Benarkah?” tanya Suropati.“Itu ada bayangan hitam besar di depan, sebuah pulau dan ada tanda lampu-lampu suar di sepanjang pantai,&
Read more

PENYELAMATAN SUZANE

Malam hari. Di pulau persembunyian bajak laut. Suara tangis bayi masih terdengar dari rumah bajak laut. Tangis bayi yang khas membuat semua perhatian tertuju pada bayi itu.  Suropati, Sakera, dan Dwipangga yang bersembunyi di bawah pohon bakau masih bingung bagaimana cara mereka menyelamatkan Suzane. Suropati memandangi rumah asal suara tangis bayi, itu adalah anaknya, buah cintanya dengan Suzane anak Kapten Francois Tack. Kemudian dia memandang ke arah laut tempat kapal bajak laut berlabuh. “Aku ada ide!” kata Suropati tiba-tiba mengejutkan kedua temannya. “Apa?” tanya Dwipangga. “Kita harus mengalihkan perhatian para bajak laut itu,” kata Suropati. “Caranya?” tanya Sakera. “Pertama, kita bakar kapal mereka, saat mereka panik aku akan menyelinap ke rumah itu untuk menyelamatkan Suzane,” Suropati menjelaskan rencananya. “Lha, siapa yang akan bakar kapal itu?” tanya Sakera. “Ya, di antara kalian berdua, siapa yang s
Read more

MENJELAJAH LAUT

Angin laut bertiup semakin kencang. Malam semakin dingin di pulau persembunyian bajak laut. Sakera sedang menyiapkan kapal layar ketika dilihatnya Suropati dan Suzane sedang berlari ke arahnya.“Ayo, cepat, kesini!” kata Sakera sambil melambaikan tangan.Suropati dan Suzane yang menggendong anaknya segera menghampiri Sakera.“Ayo, naik!” kata Sakera.Suropati membantu Suzane menaiki kapal. Setelah Suzane naik ke kapal dengan aman, Suropati mendorong kapal nelayan itu ke tengah laut. Setelah kapal menuju ke laut, Suropati naik ke kapal itu. Sementara itu Dwipangga tampak berenang menuju kapal itu.“Ayo, sini,” kata Sakera sambil melambaikan tangan.Dwipangga segera mempercepat renangnya untuk mencapai kapal dan segera naik ke atasnya.Kapal bajak laut terbakar hebat, puluhan bajak laut sibuk memadamkan api, tetapi tampaknya sia-sia, api sudah terlanjut membesar.Sakera mengarahkan kapal menuju
Read more

DI TENGAH LAUT

Malam hari. Di tengah laut yang luas. Kapal nelayan yang dinaiki Suropati, Sakera, Dwipangga, Suzane, dan Roberth, melaju di tengah lautan yang luas. Hanya Sakera dan Dwipangga yang terjaga, lainnya tertidur lelap. Sakera yang berpedoman bintang di langit, mencoba untuk mengarahkan kapal itu menuju ke pantai terdekat. Tetapi angin sangat kencang, membuat Sakera harus bekerja keras mengarahkan kapal agar sesuai dengan tujuan.“Cak, tarik tali layar ini!” teriak Sakera pada Dwipangga.Dwipangga segera menuruti perkataan Sakera.“Ini, sudah?”“Kurang kencang, tarik lagi!” kata SakeraDwipangga menarik tali itu sekuat tenaga.Arah kapal sekarang bergeser, sesuai yang dikehendaki Sakera.“Berapa lama lagi kita sampai di daratan?” tanya Dwipangga.“Tidak tahu, mungkin tiga jam atau empat jam, atau nanti setelah matahari terbit,” jawab Sakera.“Wah, masih lama ju
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status