Semua Bab Ikhlasku dengan takdirku: Bab 31 - Bab 40

130 Bab

Chapter 30

Ke esokan harinya Lisa sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah saudara Sarah tempatnya untuk bekerja, dia di antar Sarah menuju ke rumah saudara nya itu. Lisa juga sudah pamit dengan orang tua Sarah pagi-pagi sekali karena mereka harus bekerja lagi dan tidak bisa mengantar. Lisa memakluminya dan juga tidak terlalu mengharapkan hal itu, sudah Sarah yang baik saja dia sangat bersyukur."Lis, kamu udah siap?". tanya Sarah."Insyaallah aku siap"!. jawab Lisa."Ya udah yuk kita berangkat". Lisa hanya mengangguk.Mereka pun pergi ke rumah Ilham yang memakan waktu hanya sekitar dua puluh menit."Nah! udah sampai". kata Sarah menghentikan mobilnya."Yuk turun". Sarah pun turun di ikuti Lisa, mereka masuk ke pekarangan rumah yang tidak terlalu luas namun tidak sempit juga, disekitarnya di hiasi dengan tanaman bunga yang indah-indah.Rumah saudaranya ini juga tidak besar hanya berdiri dua lantai dengan tiga kamar dua di
Baca selengkapnya

Chapter 31

Hari pertama Lisa bekerja di rumah saudara Sarah yang bernama Maya di lalui dengan sukacita, majikannya ini sangat baik dan perhatian meski sibuk bekerja namun dia masih sempat menanyakan Laras dan juga Saga terkadang Maya pulang membawa oleh-oleh untuk kedua anak Lisa.Sampai saat ini Ilham belum juga menampakkan diri alias belum pulang dari pekerjaan nya, wajar saja jika Maya sangat kesepian baru menikah sudah di tinggal-tinggal bekerja, dan setelah kedatangan kami itu sangat membuatnya merasa ada teman.Tibalah saatnya hari dimana di kabarkan Ilham akan pulang, tentu saja Maya sangat senang dia meminta Lisa untuk menyiapkan makanan yang enak untuknya."Lisa hari ini suamiku akan pulang, aku minta bantuan kamu untuk memasak dengan menu spesial yah!".ucap Maya mengawali."Iya mbak, wah mbak pasti senang mendengarnya ". timpal Lisa."Tentu saja aku senang, aku selalu menantinya coba kamu pikir pasangan suami istri yang baru menikah tiga b
Baca selengkapnya

Chapter 32

"Aku tidak menyangka ternyata benar Ilham yang di maksud adalah Ilham tetangga ku dulu. Kenapa takdir ini kebetulan sekali?". ucap Lisa ada perasaan senang namun sedih juga di saat bersamaan pasalnya Lisa tidak tau jika Ilham dulu menaruh hati padanya."Ternyata dia sudah menikah. Mungkin kepergiannya dulu untuk menikah". monolog Lisa lalu menggedikkan bahunya.o atau tidak.Buru-buru Lisa menggeleng kan kepala nya mengusir pikiran yang tiba-tiba melintas.Kembali ke Maya dan Ilham"Terimakasih, masakanmu sangat enak". puji Ilham saat mereka sudah selesai makan."Sama-sama aku senang kamu suka". balas Maya tersenyum manis."Oh iya ngomong-ngomong kita sudah tiga bulan menikah tapi kita belum pernah jalan-jalan berdua. Aku ingin sekali kita melakukan liburan berdua kamu mau kan". tutur Maya sangat berharap Ilham mau mengajaknya.Ilham terdiam tampak berfikir kasihan juga dengan istrinya meski dia belum mempunyai peras
Baca selengkapnya

Chapter 33

Sudah satu bulan lamanya Lisa pergi bersama anak-anak nya dan hal itu tentu membuat Ari gelisah tiada henti dia terus memikirkan mereka hingga Ari tidak memikirkan dirinya sendiri.Keluarga Ari dan Keluarga Lisa akhirnya mengetahui jika mereka pergi dari rumah dengan mendesak Ari supaya memberi tahu mereka, tentu saja mereka sangat kecewa terhadap Ari apalagi Lisa sampai pergi begitu.Keluarga Lisa juga sangat marah terhadap Ari dan membencinya dia juga mengancam Ari jika Ari tidak menemukan Lisa dan Anak-anaknya maka seumur hidup mereka tidak akan pernah memaafkannya dan hidup Ari tidak akan pernah tenang.Sedang dari keluarga Ari sangat menyayangkan hal itu tapi tidak menutup kemungkinan mereka juga kecewa terhadap Ari dan Ari harus bertanggung jawab untuk semua ini.Alhasil setiap hari Ari selalu mencari mereka kemanapun dan dari siapapun namun sampai sekarang belum ada informasi mengenai mereka, Ari jadi menyesal karena tidak menggunakan kesempatan yang telah diberikan Lisa waktu i
Baca selengkapnya

Chapter 34

"Mau ngomong apa bang?". tanya Lisa, kini memandang serius Ilham."Lisa...". suara Ilham tercekat, rasanya sulit sekali untuk mengutarakan isi hatinya selama ini.Padahal dia sudah berusaha untuk membuang jauh-jauh perasaan itu namun kenapa justru orang yang ingin di lupakan nya malah muncul di hadapannya dengan keadaan yang sangat membuat Ilham iba.Lisa masih menunggu kata-kata yang keluar dari mulut Ilham karena ini sangat membuatnya penasaran."Apa kamu sudah bercerai dari suami mu?". dengan berani akhirnya Ilham bertanya.Lisa diam beberapa saat, pandangan nya lurus ke depan. Kenapa Ilham malah bertanya itu? ini jadi membuatnya tambah mengingat Ari."Seharusnya aku masih menjadi istrinya namun sepertinya hukum Islam tidak menerima nya karena aku sudah lebih dari tiga bulan berpisah dengan nya. Menurutmu apakah aku masih menjadi istrinya?". jawab Lisa dan diakhiri dengan pertanyaan."Ya, memang dalam hukum Islam kali
Baca selengkapnya

Chapter 35

"Ilham... Lisa... apa yang kalian lakukan?". suara Maya yang terdengar menahan emosi.Lisa langsung melepaskan pelukan Ilham dengan kekuatan nya karena sudah ketauan pun Ilham seperti enggan melepaskan nya. Kemudian Lisa langsung menghampiri Maya dengan wajah yang merasa bersalah."Mbak Maya ini tidak seperti yang mbak pikirkan, tolong jangan salah paham". ucap Lisa menjelaskan sambil memohon sedang Ilham tertunduk diam."Apa yang salah paham, setelah aku melihat sendiri kalian berpelukan di depan mataku. Apa kamu pikir aku tidak berfikiran negatif". jawab Maya pelan namun diakhir dia membentak.Lisa sampai terkejut begitu juga dengan Ilham."Mbak, aku sama bang Ilham tidak ada hubungan apapun.""Bang... bahkan kau memanggilnya dengan sebutan itu". potong Maya cepat saat Lisa keceplosan memanggil Ilham dengan kata 'Bang' yang artinya dekat karena jika di daerahnya panggilan untuk seseorang yang hanya kenal adalah 'pak'.
Baca selengkapnya

Chapter 36

Setelah kejadian mengejutkan yang baru saja terjadi Lisa memutuskan untuk pergi dari rumah itu, dia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada kehidupan rumah tangga Ilham tetapi sebelum itu dia harus meminta maaf pada Maya bagaimana pun keadaannya.Di suatu malam dia melihat keadaan sepi, Ilham juga dari sore tadi pergi entah kemana dan Maya belum keluar dari kamarnya, hal itu tentu saja membuat Lisa khawatir takut Maya melakukan sesuatu yang tidak di inginkan.Lisa pun memberanikan diri berjalan ke arah kamar utama dan mengetuk pintu secara perlahan."Mbak... mbak Maya.. mbak masih di dalam kan!". ucap Lisa mengetuk sambil memanggil Maya namun tak ada jawaban, jelas saja mungkin masih marah."Mbak, saya mau bicara sama mbak sekaligus berpamitan. Tolong mbak buka pintunya?". kata Lisa masih berusaha.Tak lama kemudian suara pintu terbuka, keluar lah Maya yang dalam keadaan berantakan dengan kamar yang berantakan pula, wajah sembab dan ka
Baca selengkapnya

Chapter 37

"Lisa, apa kamu baik-baik saja?". ucap Ilham sangat khawatir pada Lisa, apalagi terlihat lukanya mengeluarkan darah dan memar.Lisa tidak menjawab hanya merintih sambil ingin membawa anak-anak nya masuk kembali ke kamar.Melihat Lisa yang ingin menggendong Saga, Ilham langsung beralih."Biar aku yang menggendong". tanpa aba-aba Ilham langsung menggendong Saga sambil meraih tangan Lisa yang hendak bangun."Aku bisa sendiri". tepis Lisa saat Ilham hendak menarik tangannya."Jangan membantah, kamu kesakitan". kata Ilham dengan sorot mata yang mampu membuat Lisa menunduk diam."Begini lebih baik, Laras gandeng ibumu bawa ke kamar". titah Ilham pada Laras."Iya om". angguk Laras, anak itu mengikuti perintah dari Ilham.Mereka pun kembali ke kamar Lisa, karena hari sudah malam, Saga dan Laras mengantuk. Ilham membiarkan Lisa menidurkan anak-anaknya sementara dirinya menyiapkan obat untuk Lisa lalu mendatangi kamar May
Baca selengkapnya

Chapter 38

Setelah insiden kemarin, Lisa sudah memikirkan matang-matang, dia akan keluar dari rumah itu meski tidak di beri gaji tidak masalah yang penting rumah tangga Ilham tidak semakin berantakan jika dirinya masih berada di situ.Pagi-pagi sekali dia ingin menemui Ilham untuk meminta ijin darinya, Lisa juga tidak mempedulikan ancaman Maya kemarin terhadap nya karena yang dia pikirkan adalah dia takut Ilham akan melakukan sesuatu terhadap nya sesuai keinginan nya dan malah akan menambah dosa dan Lisa sangat takut akan hal itu.Ternyata, Ilham sudah bangun dia sedang membuat kopi sendiri di dapur."Bang Ilham". panggil Lisa pelan.Ilham berhenti mengaduk kopi dan menoleh ke belakang yang ternyata sudah ada Lisa."Ya ada apa?". jawabnya datar."Emm.. aku ingin bicara denganmu"."Bicara saja"."Tapi sebelumnya, bagaimana keadaan mbak Maya?". meski begitu Lisa tetap mengkhawatirkan kondisi Maya."Dia masih tertidu
Baca selengkapnya

Chapter 39

Ilham lalu membuka pintu kontrakan dan memasukkan barang-barang Lisa. Kontrakan itu terdiri dari tiga petak.Ilham membuka pintu kontrakan, kemudian masuklah mereka ke dalam, kontrakan itu lumayan bersih dan bagus terdiri dari tiga petak ruang tamu, kamar tidur dapur serta kamar mandi yang menyatu sangat pas ukuran nya jika di tinggali oleh Lisa dan Anak-anaknya."Nah Laras, ini untuk kamu dan adik kamu ajak main dulu yah di sana". ucap Ilham pada Laras sambil memberikan sekantong kresek yang berisi mainan dan makanan."Hore.. makasih om". Laras tentu saja senang, dia membawa serta adiknya ke ruangan tidur untuk bermain dan makan dan di sambut antusias oleh sang adik dengan mengejar kakaknya ke ruangan itu.Lisa tersenyum melihatnya, lalu dia melangkah hendak melihat ruangannya.Dan dia bingung, dari awal juga sudah bingung kenapa kontrakan nya sudah ada furniture nya apakah ini termasuk fasilitas dari pemilik kontrakan. Di dalamnya sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status