"Lisa, apa kamu baik-baik saja?". ucap Ilham sangat khawatir pada Lisa, apalagi terlihat lukanya mengeluarkan darah dan memar.
Lisa tidak menjawab hanya merintih sambil ingin membawa anak-anak nya masuk kembali ke kamar.Melihat Lisa yang ingin menggendong Saga, Ilham langsung beralih."Biar aku yang menggendong". tanpa aba-aba Ilham langsung menggendong Saga sambil meraih tangan Lisa yang hendak bangun."Aku bisa sendiri". tepis Lisa saat Ilham hendak menarik tangannya."Jangan membantah, kamu kesakitan". kata Ilham dengan sorot mata yang mampu membuat Lisa menunduk diam."Begini lebih baik, Laras gandeng ibumu bawa ke kamar". titah Ilham pada Laras."Iya om". angguk Laras, anak itu mengikuti perintah dari Ilham.Mereka pun kembali ke kamar Lisa, karena hari sudah malam, Saga dan Laras mengantuk. Ilham membiarkan Lisa menidurkan anak-anaknya sementara dirinya menyiapkan obat untuk Lisa lalu mendatangi kamar MaySetelah insiden kemarin, Lisa sudah memikirkan matang-matang, dia akan keluar dari rumah itu meski tidak di beri gaji tidak masalah yang penting rumah tangga Ilham tidak semakin berantakan jika dirinya masih berada di situ.Pagi-pagi sekali dia ingin menemui Ilham untuk meminta ijin darinya, Lisa juga tidak mempedulikan ancaman Maya kemarin terhadap nya karena yang dia pikirkan adalah dia takut Ilham akan melakukan sesuatu terhadap nya sesuai keinginan nya dan malah akan menambah dosa dan Lisa sangat takut akan hal itu.Ternyata, Ilham sudah bangun dia sedang membuat kopi sendiri di dapur."Bang Ilham". panggil Lisa pelan.Ilham berhenti mengaduk kopi dan menoleh ke belakang yang ternyata sudah ada Lisa."Ya ada apa?". jawabnya datar."Emm.. aku ingin bicara denganmu"."Bicara saja"."Tapi sebelumnya, bagaimana keadaan mbak Maya?". meski begitu Lisa tetap mengkhawatirkan kondisi Maya."Dia masih tertidu
Ilham lalu membuka pintu kontrakan dan memasukkan barang-barang Lisa. Kontrakan itu terdiri dari tiga petak.Ilham membuka pintu kontrakan, kemudian masuklah mereka ke dalam, kontrakan itu lumayan bersih dan bagus terdiri dari tiga petak ruang tamu, kamar tidur dapur serta kamar mandi yang menyatu sangat pas ukuran nya jika di tinggali oleh Lisa dan Anak-anaknya."Nah Laras, ini untuk kamu dan adik kamu ajak main dulu yah di sana". ucap Ilham pada Laras sambil memberikan sekantong kresek yang berisi mainan dan makanan."Hore.. makasih om". Laras tentu saja senang, dia membawa serta adiknya ke ruangan tidur untuk bermain dan makan dan di sambut antusias oleh sang adik dengan mengejar kakaknya ke ruangan itu.Lisa tersenyum melihatnya, lalu dia melangkah hendak melihat ruangannya.Dan dia bingung, dari awal juga sudah bingung kenapa kontrakan nya sudah ada furniture nya apakah ini termasuk fasilitas dari pemilik kontrakan. Di dalamnya sudah
"Siap bekerja? bekerja bagaimana maksudnya?". tanya Lisa tidak mengerti."Iya, aku mendaftarkan mu bekerja di pabrik teman ku. Pekerjaan itu santai kok dan bisa dikerjakan di rumah". ujar Ilham."Aku tidak ingin kamu dan anak-anak mu terlantar, jadi aku sudah membuat rencana ini semoga kamu mengerti". lanjutnya tulus."Terimakasih bang, kamu baik sekali padaku aku tidak tau harus membalasnya bagaimana?". ucap Lisa merasa tidak enak."Kamu tidak perlu membalas, cukup terima aku di kehidupan mu itu saja sudah cukup". kata Ilham tersenyum manis.Lisa memalingkan wajahnya saat melihat senyum Ilham takut dirinya khilaf karena telah mengagumi suami orang."Kamu tenang saja, besok akan ada orang yang akan membawa beberapa bahan yang sudah matang dan harus di bungkus kesini dan kamu juga akan di jelaskan bagaimana sistem kerjanya serta pendapatan nya. Kamu mengerti kan!". jelas Ilham dan Lisa mengangguk."Baiklah aku harus pulan
Setelah mendapat siraman kalbu dari ibunya, hati Ari menjadi lebih tenang dia jadi lebih mendekatkan diri pada sang pencipta banyak beribadah dan berdoa meminta pengampunan dan permohonan untuk bertemu kembali dengan Lisa, Laras dan Saga.Beberapa akhir ini juga Ari sudah mulai beraktivitas dia tidak selalu melamun dan diam, dia berusaha untuk membuang rasa kesepian nya dengan melakukan banyak hal seperti membantu tetangganya yang sedang membutuhkan bantuan nya.Untuk para tetangga, tentu saja mereka semua sudah tau apa yang terjadi dengan rumah tangga Ari dan Lisa, sebelumnya sempat menjadi buah bibir yang ramai di bicarakan namun semakin kesini mereka jadi memaklumi dan menjadi kasihan pada kehidupan Ari.Dan untungnya mereka baik mau mendoakan Ari yang sudah melakukan kesalahan dan memberikan dukungan pada Ari dengan tidak membahas atau mengintimidasinya."Ri, saya ada kabar baik buat kamu". ucap Hadi sengaja menemui Ari di rumahnya."
Tapi siapa sangka hal tak terduga terjadi, Lisa yang kini merasa tenang dengan kehidupan baru nya yang selalu di hiasi senyuman anak-anaknya yang cantik dan tampan dengan kerjanya yang santai dan bisa di bawa ke rumah menjadikan nya lebih leluasa menjaga dan mengimbangi aktivitas anak-anaknya.Kehidupan yang tenang ternyata tidak bertahan lama karena kini telinganya menangkap percakapan ibu-ibu yang sedang duduk-duduk di sebuah warung sayur dengan percakapan yang membuat telinga nya merasa panas, bagaimana tidak karena dirinya lah yang menjadi topik utama percakapan itu."Eh, bu tau ngga si Lisa yang pendatang baru itu ternyata pelakor." ucap satu ibu memulai provokasi.Deg..."Ah yang bener Bu, bukan nya Lisa itu wanita baik-baik". ibu lain menjawab dengan tidak percaya."Bener Bu, dan asal ibu-ibu tau lelaki yang sering kesini itu bukan Abang nya tapi.. selingkuhan nya". tambah ibu provokasi yang kedua dengan ucapan yang menggebu.
Ari sudah sampai di ibu kota dengan berbekal uang seadanya dan beberapa pakaian miliknya dia bersiap menyusuri ibu kota dan berdoa agar di pertemukan kembali dengan keluarga kecilnya.Dia sampai di tempat proyek nya di sana terdapat mess untuk para pekerja jadi mereka tidak perlu menyewa kontrakan lagi untuk tidur mereka karena sudah di sediakan oleh badan usaha itu."Semangat Ri, mudah-mudahan kamu ketemu sama istri dan anakmu". ucap Hadi yang ikut serta dalam pekerjaan ini.Ari tersenyum getir, "Terimakasih, semoga saja!". hanya itu jawaban Ari, dia pun tidak bisa banyak berharap jikalau tidak bertemu dengan keluarga kecilnya.'Ya Allah permudahkan lah jalan hamba dalam setiap urusan hamba, semoga engkau memperkenankan hamba bertemu dengan anak dan istri hamba karena hamba benar-benar sangat menyesali perbuatan hamba dulu'. ucap Ari berdoa dalam hati memohon dengan tulus pada sang pencipta.Setelah itu Ari pun memutuskan untuk beristira
Ternyata Ilham menemui Lisa di kontrakan nya karena dia sudah sangat merindukan wanita itu, seperti nya meskipun di pisahkan jauh begini tetap saja di pikiran Ilham hanya Lisa yang mampu mengusik hatinya dan hubungan nya dengan Maya saat ini seperti pernikahan di atas kertas, Ilham tidak pernah lagi menyentuh Maya sedikitpun meski Maya selalu menggoda nya. Apalagi semenjak mengetahui sifat asli dari Maya, Ilham jadi terlihat malas pada Maya.Ilham tidak mengetahui jika Maya mengikuti nya diam-diam jadi dia terlihat santai sambil memasuki pelataran kontrakan itu."Assalamualaikum". sapa Ilham tersenyum senang karena akan melihat wajah wanita yang di cintainya."Walaikum salam". pintu pun terbuka di iringi dengan balasan ucapan salam dari Lisa."Hai Lisa, apa kabar?". sapa Ilham dengan senyum cerianya."Eh, bang Ilham baik bang". jawab Lisa gugup karena dia harus bertemu lagi dengan Ilham setelah kemarin-kemarin tidak ketemu."Ini
Pada saat yabg bersamaan, pintu kontrakan Lisa langsung di dobrak paksa dengan bermunculan wajah-wajah yang sangat tidak bersahabat. Ya tentu saja itu adalah para warga yang sengaja menggerebek mereka apalagi saat ini posisi Ilham dan Lisa sangat mendukung karena Lisa berada di Kungkungan Ilham.Hal itu tentu saja membuat Lisa begitu terkejut begitu juga dengan anak-anak nya yang langsung menghampiri orang tuanya, tetapi berbeda dengan Ilham yang tampak biasa saja, mungkin doa sekejapnya tadi di kabulkan."Oh jadi begini yah kelakuan kalian, bilangnya adik kakak tapi rupanya pasangan selingkuhan". ujar ibu provokasi yang utama."Tidak, itu tidak benar kami memang bukan saudara tapi kami tidak berselingkuh ". bela Lisa sambil memeluk kedua anaknya."Alah maling mana ada yang ngaku sih! dasar pelakor ngga tau diri"."Luarnya doang yang bagus dalemnya busuk "."Ngga nyangka kita terima pelakor di kampung ini"."Amit-amit pa