"Mah, kenapa berhenti?". tanya Laras tiba-tiba membuyarkan pikiran Lisa yang saat ini hatinya seperti di hantam batu besar begitu sesak dan nyeri.Sadar anaknya bertanya, Lisa segera menghapus air matanya dan berusaha tersenyum tegar, "Maaf sayang, mamah tadi lagi mikir apa saja yang kurang". kilah Lisa namun karena Laras masih kecil jadi dia tidak mengerti dengan perubahan raut wajah ibunya."Maaf mas, terimakasih". ucap Rena tersenyum kikuk, beda dengan hatinya yang terus berdebar karena wajahnya sangat dekat dengan Ari membuat pipinya merona merah."Ngga apa-apa mbak". jawab Ari singkat menanggapi nya hanya hal biasa saja namun siapa sangka di seberang sana ada hati yang tersakiti.Ari masih belum sadar, jika dirinya begitu dekat dengan anak dan istrinya dia masih bersikap biasa dan terus memperhatikan atasannya yang kini sedang di pegangi.Tapi Laras yang notabene anaknya selalu ingin tau dirinya melihat sekitar dan matanya tertuju pa
Read more