Saga yang sudah berada di dekat ayahnya pun ikut berontak turun sambil memanggil kata ayah yang belum mahir berbicara alias masih cadel. Balita itu berlari mendekati ayahnya yang sedang bersama kakaknya dan Lisa membiarkan itu.
Ari yang melihat anak keduanya berlari menuju ke arah nya langsung meraihnya dalam gendongannya dan memeluknya erat serta menciumi seluruh wajah Saga dengan penuh kerinduan."Saga anak ayah, ayah kangen nak!" dengan air mata yang turun begitu saja membuktikan bahwa pria ini benar-benar sangat merindukan nya.Saga hanya tertawa riang dengan celotehan nya, sepertinya anak itu begitu senang bertemu dengan ayahnya hingga wajahnya selalu tertawa.Lagi-lagi Lisa merasa terpukul, melihat kedua anaknya yang sangat merindukan ayahnya dan apakah dirinya begitu tega jika harus memisahkan mereka lagi hanya karena masalah yang belum jelas.Setelah puas antara anak dan ayah itu yang saling melepaskan kerinduan, kini pandangan Ar"Aku janda di tinggal mati". jawab Rena jujur dengan masih tersenyum meski Lisa masih menatapnya datar namun dia mengerti karena mungkin Lisa cemburu."Kamu janda, aku harap kamu tidak menyukai suami orang karena aku sangat trauma untuk di khianati". ucapnya dingin karena Lisa bisa merasakan wanita di depannya ini mempunyai rasa terhadap Ari.Ari lagi-lagi terhenyak dengan kata-kata yang keluar dari mulut Lisa. Bagaimana mungkin seorang Rena yang cantik dan pintar menyukai dirinya yang miskin ini."Lisa...". panggil Ari tidak enak hati."Tidak apa-apa Ri, sekali lagi saya minta maaf Lisa, kalau boleh jujur saya memang tertarik dengan Ari saat pertama melihatnya namun saat sekarang saya tau dia sudah berkeluarga saya pun tidak berani melanjutkan". kata Rena yang ternyata sanggup berkata jujur.Mendengar itu tentu saja membuat Ari terkejut, Rena tertarik padanya pantas saja dia yang di ajak padahal masih banyak orang yang seharusnya bertan
"Disini kalian tinggal?". tanya Ari sambil melihat sekeliling.Tak ada apapun disana hanya satu kasur, satu lemari serta perabot dapur itu pun hanya ada kompor dan teman-temannya tidak ada kulkas atau barang elektronik yang bernilai, hanya barang kebutuhan pokok saja namun tidak masalah untuk Lisa dia juga sebisa mungkin membuat anak-anaknya tidak bosan di rumah dengan mengajak mereka bermain ke luar."Iya, yang pasti disini jauh lebih nyaman di banding tinggal rame-rame". jawab Lisa seperti sindiran bagi telinga Ari.Ari menurunkan Saga setelah Lisa memberikan minum untuknya, rasanya memang canggung tapi Lisa tetap harus melayani pria itu."Terimakasih ". ucap Ari lalu minum."Ayah, lihat Laras punya apa?" Laras dengan bangganya memperlihatkan mainan-mainan yang di berikan Ilham pada Ari begitu juga Saga yang ikut-ikutan."Wah.. mainan kalian bagus-bagus sekali dapat dari mana?". tanya Ari karena sudah pasti Lisa tidak akan mamp
Ari memasuki kamar yang di dalamnya ada anak dan istrinya, dia memandangi mereka dengan sendu rasa bersalah terus menyelimuti hatinya tatkala mengingat kembali apa yang dia lakukan kepada keluarga kecilnya dulu tetapi dia juga bersyukur bisa di pertemukan kembali dengan mereka dalam keadaan sehat wal'afiat, tak terasa air mata jatuh di pelupuk mata Ari menangis dalam diam rasa sedih dan syukur bercampur menjadi satu dia juga tidak berani mendekati Lisa padahal dia ingin sekali memeluk istrinya dengan penuh rindu tapi dia tau itu tidak mungkin Lisa pasti tidak akan mau apalagi terjadi insiden salah paham tadi.Dia pun memutuskan kembali ke ruang tamu membaringkan diri di lantai yang dingin sambil memikirkan bagaimana cara untuk mengembalikan keharmonisan rumah tangga mereka.*****"Jadi... kamu sudah menemukan istri dan anak-anak mu?". tanya Hadi sangat bersyukur, teman kampung nya sudah di kehendaki bertemu dengan keluarga kecilnya."Iya, Alhamdul
Hari itu juga Ari memutuskan untuk tinggal di kontrakan bersama Lisa dan kedua anaknya selain karena tanggung jawab nya juga Ari yang ingin kembali dengan istrinya itu. Menurut agama dia memang sudah jatuh talak akan tetapi karena kata talak belum keluar dari mulut sang suami jadi itu semua tidak cukup sah akan tetapi juga mereka harus merujuk kembali pernikahan yang menggantung supaya sah secara agama dan tidak menimbulkan fitnah dan dosa.Di saat-saat itu Ari tentu saja tidak tinggal diam, dia telah menunjukkan kegigihan nya akan perubahan sikap dan sifatnya yang dulunya malas beribadah kini rajin sekali dia juga selalu meluangkan waktu bersama keluarga kecilnya sambil membujuk Lisa agar mau menata kembali pernikahan nya yang buruk kemarin menjadi lebih baik.Untuk beberapa minggu ini Lisa dapat melihat perubahan besar pada suaminya itu dia sangat tulus dan ikhlas saat melakukan nya, meski Lisa masih banyak diam dan enggan merespon tapi Ari sangat sabar menghadap
Hari berganti hari, minggu pun turut berganti hingga akhirnya kehidupan rumah tangga Ari dan Lisa terbilang cukup baik, Ari membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi suami sekaligus ayah yang baik tidak seperti dulu lagi yang hanya memikirkan dirinya sendiri kini ia menjadi sosok seorang ayah yang bertanggung jawab sehingga membuat Laras juga Saga selalu riang setiap harinya dan hal itu membuat Lisa merasa senang melihat perubahan pada diri Ari juga kebahagiaan anak-anaknya namun entah mengapa ada sesuatu yang membuatnya sesak merasa sedih dia tidak tau perasaan apa itu, padahal selama ini semuanya terlihat lebih baik.Bahkan hari ini hari weekend Ari mengajak Lisa serta anak-anaknya pergi berlibur tentu saja mereka bahagia sangat bahagia hal yang di inginkan untuk anak-anak seusia Laras dan Saga tentu membuat mereka antusias juga bersemangat.Ari membawa mereka berlibur ke kebun binatang selain untuk berwisata juga untuk mengenalkan hewan-hewan itu pada anak-anaknya
Setelah Ari dan Lisa menikah kembali dengan hanya mendatangkan seorang penghulu serta saksi akhirnya mereka sah kembali, Ari bisa menggauli istrinya kembali tanpa ada penghalang apapun dan itu tentu saja membuat Ari senang karena keinginannya yang ingin memeluk Lisa begitu menggebu yang ia tahan selama ini.Di malam setelah acara itu selesai dengan hanya menyajikan makanan seadanya secara sederhana namun sangat bermakna untuk keduanya, anak perempuan mereka selalu bertanya dan berucap yang membuat Ari dan Lisa sangat gemas bagaimana tidak dengan polosnya anak itu berkata 'Mamah sama papa kok nikah lagi kan udah nikah, pas dulunya belum nikah yah langsung keluarin Laras dan berbagai pertanyaan lain yang sebenarnya membuat mereka lelah untuk menjawab namun karena memang sifat Laras yang cenderung aktif membuat nya jadi banyak bertanya, berbeda dengan Saga yang terlihat lebih banyak diam.Kini Ari dan Lisa duduk di ruang tamu sambil menikmati hidangan penutup berupa k
Pagi pun menjelang, Lisa terbangun dini hari sebelum suami dan anak-anak nya bangun dia melihat ke arah suaminya yang tertidur lelap lalu tersenyum mengingat kejadian semalam dimana dirinya bertempur dengan Ari sampai kelelahan kini ia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri serta berwudhu.Tak lama kemudian dia pun sholat dua rakaat setelah itu membangunkan suaminya untuk mandi dan sholat."Mas, bangun mandi terus sholat". ucap Lisa menepuk lengan Ari pelan.Ari mengerjap saat merasakan sentuhan itu, "Jam berapa ini?". tanya nya dengan suara serak."Sudah jam lima ayo cepat bangun nanti sholat nya tertinggal". ucapnya lagi bahagia Ari sekarang tidak susah di bangunkan apalagi dia juga sekarang sudah sering melakukan ibadah wajibnya. Alhamdulillah."Iya, kamu udah mandi?"."Udah"."Kenapa duluan?, kenapa tidak bareng aja?" kata Ari."Ikh.. kamu mas, sudah cepat aku mau ke pasar soalnya". kata Lisa memuku
Lisa dan Laras akhirnya sampai di rumah karena hari masih pagi tidak banyak tetangga yang keluar hanya sebagian orang dan mereka pun terlihat tidak peduli karena menurut nya bukan urusan mereka beda lagi jika yang melihat ibu-ibu tukang gosip sudah pasti akan bertanya habis-habisan.Lisa mengetuk pintu di samping kanan nya ada Laras yang membantu membawa belanjaan nya, di samping kirinya ada supir angkot yang memapah ibu itu yang masih tidak sadarkan diri.Tak lama kemudian pintu terbuka menampakkan Ari yang sedang menggendong Saga, sepertinya pria itu habis membersihkan tubuh Saga terlihat anak itu yang belum memakai celana."Ada apa ini?". Ari tentu saja di buat terkejut karena Lisa pulang-pulang membawa orang asing apalagi orang itu tengah tak sadarkan diri."Bawa masuk dulu pak". kata Lisa pada supir itu.Ibu itu di tidurkan di ruang depan dengan alas tikar seadanya."Terimakasih pak, ini ongkosnya". Lisa menyerahkan uang unt
"Jadi mau di ba_"."Ini saya bayar cash". Vijar langsung memberikan beberapa uang pecahan merah pada si pemilik kontrakan, mata si ibu langsung berbinar terang melihat uang itu."Ah.. terima kasih ini untuk waktu berapa bulan yah?". dia ambil uang itu dengan senyum lebar dan bertanya berapa lama Vijar akan tinggal karena Vijar memberikan uang lebih dari bayar satu kali sewa kontrakan.Vijar berfikir, "Mungkin tidak lama, tergantung orang yang saya temui mau di ajak pulang atau tidak". sambil melirik Laras yang langsung membuang muka karena sadar dia yang di maksud Vijar."Apakah kurang? kalau kurang akan saya tambahi". lanjutnya melihat ibu pemilik itu."Ah.. tidak tidak.. ini lebih dari cukup. Terima kasih semua fasilitas yang di butuhkan ada di dalam. Silahkan beristirahat, saya mau kembali dulu". Ibu itu kemudian melenggang pergi tak lupa wajahnya selalu berseri sambil terus menciumi aroma uang itu.Vijar masuk lebih dulu di susul Laras tanpa berfikiran ap
Tak terasa sudah malam, waktunya makan malam dan makan malam kali ini berbeda karena keluarga dari ayah Laras yang biasanya jika malam makan masing-masing tapi kini mereka berkumpul bersama di satu ruangan dengan beralaskan tikar ada yang spesial malam ini selain kedatangan Laras dan Saga juga kedatangan tamu spesial Laras yang mengaku calon suami Laras yang tampannya luar biasa dengan tubuh tinggi dan tegap.Mereka makan pun dengan canggung dan tak sanggup menatap Vijar yang auranya sangat mendominasi sehingga mereka hanya bisa saling lirik dalam diam.Laras hanya bisa menghela nafas melihat suasana canggung dan tegang yang di akibatkan oleh Vijar meski pria itu tidak melakukan apa-apa sedang Vijar dan Saga mereka berdua hanya duduk anteng sambil melahap makanan yang ada sungguh sangat santai dan tak mempedulikan mereka yang tidak nyaman di sana."Kak Vijar cepat makannya, katanya mau lihat kontrakannya". seru Laras berusaha membuat keluarga itu merasa nyaman dengan car
Setelah kepergian semua orang yang berada di rumah itu termasuk Saga kini hanya tinggal Laras dan Vijar yang saling diam. Laras diam karena dia gugup sedang Vijar diam karena sedang menatapnya lekat sambil menahan diri untuk tidak menyerang Laras akibat kerinduan."Em.. kak apa kabar? kenapa kakak bisa sampai disini?". tanya Laras memberanikan diri karena sedari tadi tidak bisa menahan rasa penasarannya.Vijar yang mendapat pertanyaan itu sontak bergerak lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Laras hingga mau tak mau Laras memundurkan wajah."Aku tidak menyangka untuk mendapatkanmu aku harus bertentangan dengan ayahku, tapi tidak mengapa aku senang melakukannya. Untuk pertanyaanmu kenapa aku bisa sampai disini, tentu saja aku bisa. Aku Vijar Dipta Mahendra bisa melakukan apa saja yang aku inginkan termasuk dirimu". ucap Vijar santai dengan akhir kalimat yang terdengar mengerikan di telinga Laras karena di iringi dengan seringainya."Lalu apa kakak sudah tau kenapa aku
Laras berjalan gugup dengan mata yang bergerak awas, di sekitarnya banyak pasang mata yang memandang ke arah mereka lebih tepatnya sih memandang ke arah lelaki tinggi dan tampan yang berjalan di sisinya mungkin mereka terpesona sekaligus penasaran siapakah pria ini semua orang juga bisa menebak bahwa dia orang kaya dan apa hubungannya dengan Laras dan Saga kakak beradik yang baru saja menginjakkan kaki disini.Saga di sampingnya hanya diam saja dengan tatapan yang tanpa ekspresi, Saga juga tampan kehadirannya membuat para gadis remaja kalang kabut di tambah kedatangan pria lain yang lebih dewasa datang memasuki kampung mereka semakin gegerlah para kaum hawa di sana.Di sisi lain Martin yang baru pulang bekerja merasa heran dengan kelakuan para ibu-ibu dan juga keadaan di sekitarnya. Kenapa ramai begini? tapi kebanyakan di dominasi oleh kaum hawa. Martin pun jadi penasaran ada apa ini? dia pun membelah kerumunan dan mencoba bertanya."Eh, Bu ada apa ini ramai-ramai?". tan
Pria itu yang ternyata Vijar masih bersandar di samping mobilnya dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, dia sengaja pergi sendiri meninggalkan Rendi dengan semua tanggung jawabnya termasuk menangani Della yang pasti marah karena telah di tinggal diam-diam. Vijar juga sengaja mematikan ponselnya agar tidak ada yang mengganggunya karena dia ingin segera bertemu dengan gadisnya.Vijarpun mendapat alamat ini dari Rendi yang telah berusaha mencarinya, sebenarnya dirinya juga bisa namun dia terlalu malas jadilah akhirnya dia hanya terima matengnya saja.Vijar juga tidak mempedulikan tatapan mata para ibu-ibu juga gadis yang berlalu lalang apalagi ada yang sengaja caper terhadapnya itu semua sudah biasa dia alami namun dia merasa risih saja karena di sini mereka sangat terang-terangan tidak seperti di kota yang hanya dalam diam seperti sekarang ini ada ibu-ibu genit yang mendekatinya."Mas, cari siapa?". tanyanya dengan wajah genit."Saya cari calon istri say
Kini dua kakak beradik itu sudah ada di rumah Rasti kakak sepupunya dari ibu, rumahnya tidak besar tidak juga kecil namun sangat nyaman dan sejuk karena di sepanjang rumahnya terdapat banyak sekali tanaman hias maupun pohon-pohon kecil yang tidak berbuah sepertinya kakak sepupunya ini sangat menyukai jenis tanaman langka yang hanya untuk pajangan namun Laras senang melihatnya karena dia juga menyukai tanaman namun bedanya dia menyukai tanaman yang membuahkan hasil jadi dia berencana jika memiliki rumah sendiri ingin mempunyai lahan luas untuk perkebunan."Rumah kak Rasti sejuk banget yah!". ucap Laras fokus memandangi semua koleksi tanaman milik kakak sepupunya."Mamah emang suka begini kak, kadang aku riweh karena sempit aku jadi nggak bisa naruh barang aku" itu Selin yang menyahut, ya anak usia 8 tahun itu sudah berkenalan sewaktu di mobil tadi dan karena Selin anaknya yang mempunyai sifat cerewet dan humble jadi dia sangat akrab dalam sekejap."Selin, barang kamu saja
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya yang di tunggu datang juga, Rasti turun dari mobil dan langsung berhambur memeluk kedua adik sepupunya yang sudah menunggu di depan teras rumah. Kenapa bisa langsung memeluk memangnya tau kalau dua anak itu sepupunya, jawabannya ya tentu saja karena dia masih mengingat wajah dua sepupunya itu meski sudah lama tidak bertemu lagi pula dia mengenal dua perempuan lainnya yakni Bu Iin dan anaknya. "Laras, Saga kalian sudah besar?". Rasti berucap setelah puas memeluk kedua sepupunya itu. "Iya kak, kakak kak Rasti". jawab Laras sambil bertanya untuk memastikan. "Iya, aku Rasti kakak sepupu kalian. Kakak benar-benar nggak bisa berkata-kata kalian datang ke sini". ucap Rasti dengan mata berkaca-kaca. Sungguh Rasti tidak menyangka setelah sekian lamanya mereka menunggu kabar dari kedua anak ini apalagi orang tua mereka sudah tiada dan harus di kubur di sana membuat keluarga dari pihak Lisa terserang rasa khawatir dan gelisah yang tiada Tara karena
Setelah lumayan lama mereka berpelukan menumpahkan rasa rindu juga rasa khawatir, ralat hanya ibu Iin saja yang menumpahkan segala kesedihan itu tidak dengan Saga yang malah dirinya diam saja karena memang tidak tau sedang Laras dia masih sedikit mengingat tentang masa kecilnya dulu jadi dia ikut merasakan sedih."Duduk dulu uwa". kata Laras setelah pelukan itu terlepas.Anaknya juga Laras membantu Bu Iin duduk di kursi dan membiarkan Bu Iin yang sudah lanjut usia itu menenangkan diri. Mereka cukup sabar menunggu hingga akhirnya Bu Iin bisa mengontrol tangisannya."Jadi kalian, bagaimana keadaan kalian?". tanya wanita tua itu menggenggam tangan Laras dan Saga yang berada di samping kanan kirinya."Alhamdulillah kami baik-baik saja uwa". jawab Laras tersenyum."Apa benar kalian di adopsi?" tanya nya lagi memastikan."Iya benar, kami di angkat oleh keluarga berada setelah orang tua kami meninggal. Mereka semua baik membiayai, merawat, menjaga serta menyayangi k
Pagi hari Laras dan Saga sudah siap, niatnya hari ini dia akan mendatangi rumah neneknya dari ibunya di kampung yang masih satu kota dan hanya menempuh waktu 15 menit saja jika naik angkutan umum.Laras memang tidak ingat alamatnya apalagi Saga jadi dia meminta untuk di antar oleh suami dari bibinya dengan senang hati mereka mengantar dengan kendaraan bermotor dengan bonceng tiga.Tak lama kemudian mereka sudah sampai dan Laras sedikit mengingat tempat tinggalnya dulu sewaktu dia di lahirkan dan di besarkan di sini hingga mereka memilih mengontrak dan tinggal di rumah neneknya yang lain.Tapi ada yang berubah rumah yang dulu sederhana kini menjadi rumah tingkat yang sangat bagus. Apakah rumah itu di renovasi atau.. sudah jadi rumah orang lain."Paman, apa benar ini rumahnya?". tanya Laras ragu sambil memandangi rumah bagus di depannya."Paman juga tidak tau, soalnya paman tidak pernah kesini semenjak ibu kalian tiada". jawab suami dari bibinya ini."Jadi set