Home / Pernikahan / Ikhlasku dengan takdirku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Ikhlasku dengan takdirku: Chapter 11 - Chapter 20

130 Chapters

Chapter 10

Pagi hari menyingsing Lisa sudah menyiapkan semuanya meski semalam suaminya sudah mengatakan sejujur-jujurnya tentang awal mula perkenalannya dengan perempuan itu dan tidak mencintai sama sekali dan menyesal sudah melakukan itu tapi tetap saja hati ini terasa perih apalagi mendengar dari mulut Ari sendiri.Lisa tidak habis pikir dengan Ari dalam keadaan kekurangan ekonomi pun dirinya bisa melakukan penghianatan itu apalagi jika dia menjadi orang berada entah apa yang akan terjadi atau lebih parah.Ahh... naudzubillahimindzalik semoga saja itu tidak akan pernah terjadi.Lisa saat ini tengah menyiram tanaman dipot depan kontrakannya lalu tiba-tiba Ilham datang menyapa."Sedang menyiram tanaman Mbak!" seru Ilham dengan tersenyum.Lisa tersentak kaget karena kedatangan Ilham yang tiba-tiba."Eh maaf mbak, kaget yah!" Ilham merasa tidak enak hati karena membuat Lisa kaget."Tidak apa-apa maaf bang saya lagi fokus siram jadi t
Read more

Chapter 11

Lisa keluar bersama Laras setelah adu perdebatan yang tidak masuk akal, pasalnya Ari seperti menuduhnya yang tidak-tidak dengan Ilham tapi Lisa tidak peduli karena dia bukan wanita seperti itu.Tanpa melihat keberadaan Ilham yang sedang push ap Lisa terus mengekori Laras kemanapun anak itu pergi karena sedang aktif-aktifnya anak berusia 2 tahun setengah itu.Lalu tiba-tiba ada tiga orang perempuan yang sudah dewasa tapi belum menikah mendekati Ilham dan menggodanya."Wah bang Ilham rajin banget yah olahraganya." ucap salah satu perempuan dengan genitnya menatap tubuh polos Ilham yang seksi diikuti dengan kedua temannya yang juga menatapnya."Iya bang, seneng banget saya lihatnya!""Setiap hari aja bang Ilham olahraganya biar mata yang sepet ini langsung jreng.!".Ilham yang mendengar ketiga perempuan berceloteh itu segera bangun dari push ap nya dan dia tersenyum kepada mereka. Lalu pandangannya tertuju pada Lisa yang sedang meny
Read more

Chapter 12

Saat Ari ingin mendekati Ilham dan bertanya apa maksud dari perkataannya tiba-tiba saja Laras terjatuh dan menangis dan itu membuat perhatian mereka semua teralihkan."Laras..!" Lisa mengejar.Mendengar tangisan Laras antara Ari dan Ilham, Ilham dulu lah yang mengejar pertama diikuti Ari dibelakangnya."Laras, kamu tidak apa-apa kan sayang!" Lisa segera membantu Laras bangun dan menggendongnya kemudian mendudukkannya dikursi tetangga yang dekat."Laras, kamu tidak apa-apa?" Ilham datang sambil mengecek kaki Laras yang terluka."Laras nak! mana yang sakit!" Ari merasa tidak nyaman saat Ilham mendahuluinya dan berlagak perhatian padahal yang ayahnya adalah dia.Melihat Ari mendekatinya segera Lisa bangkit."Tidak apa-apa mas, Laras hanya terjatuh kecil saja luka ini biar aku obati didalam." tanpa menunggu jawaban Lisa langsung pergi dari hadapan mereka berdua.Ari menatap punggung Lisa yang melangkah menjauhinya d
Read more

Chapter 13

Setelah telfon itu ditutup sepihak Ari menggeram kesal pasalnya lama kelamaan sifat Zoya sangat membuatnya pusing.Karena selalu seenaknya sendiri dan suka memerintah belum lagi suka marah yang tidak jelas, walau dia hanya pekerja bawahan tetapi harga dirinya merasa terinjak-injak.Dia pun berjalan kearah Lisa dan menatap punggung wanita yang dicintainya itu dengan sendu.'Bersabarlah Lisa aku berjanji akan memperbaiki semuanya.' ucapnya dalam hati."Lisa, aku berangkat dulu yah!" ucap Ari pelan.Namun Lisa hanya mengangguk tanpa melihat wajah Ari membuat Ari merasa kecewa."Assalamualaikum.""Waalaikum salam." barulah Lisa mau menjawabnya tapi wajahnya tetap tidak diarahkan kepada suaminya yang sudah menanti.Tanpa salaman dan cium pipi atau kening yang seperti biasanya, Ari memutar badan dan kemudian pergi.Disaat itulah Lisa menengok lalu tubuhnya luruh ke lantai, sebenarnya dia juga tersiksa seperti
Read more

Chapter 14

"Terimakasih Hen kamu datang tepat waktu." ucap Ari saat mereka sampai ditempat kerjaan mereka."Santai saja itulah gunanya teman." jawab Hendra menepuk bahu Ari.Sebenarnya Hendra melihat dan memperhatikan Ari dan Zoya sedari masuk dia juga melihat ekspresi Ari yang tidak suka pada Zoya jadi dia berinisiatif mengganggu mereka."Jadi... kamu sudah menyesalinya sekarang" ucap Hendra setelah mereka terdiam tadi.Ari menghela nafasnya, "Sangat menyesal Hen, sekarang Lisa mengabaikan ku." jawabnya sambil membayangkan wajah Lisa."Apa Lisa meminta bercerai?" tanya Hendra."Iya, tapi sampai kapanpun aku tidak akan menceraikannya!" jawab Ari tegas."Kenapa? bukannya kamu sudah ada Zoya." kata Hendra meledek."Kamu meledekku Hendra." ujar Ari menatap tajam Hendra.Hendra malah terkekeh, "Jadi sekarang apa rencana mu?.""Aku ingin bisa lepas dari wanita itu dan kembali meyakinkan Lisa." ungkap Ari meman
Read more

Chapter 15

Lisa sudah pergi ke apotik untuk membeli tespek, jika negatif dia akan mempertimbangkan rumah tangga ini tapi jika hasilnya positif berarti dia harus bertahan ditengah masalah ini.Dan kini dia akan membuktikannya sendiri, diapun melakukan sesuai prosedur pemakaian yang tertera.Setelah menunggu beberapa menit, waktunya untuk melihat hasilnya. Lisa memejamkan matanya saat mengangkat alat tespek itu dengan perlahan dan matanya membuka sempurna saat melihat hasilnya yang ternyata... dirinya positif hamil."Ya Allah aku hamil." sambil bersandar didaun pintu."Aku tidak tau apa aku harus bahagia atau sedih. Ya Allah apa yang sedang Kau rencanakan, kenapa Engkau memberikan anugerah disaat hati sedang tersakiti." ucapnya sambil menangis pilu.Mungkin ada sesuatu dibalik pemberian ini karena sejatinya jika Allah telah menurunkan rezeky berupa anak berarti masa depanmu yang terbaik sedang menunggumu namun kau harus bersusah payah dulu untuk mendapatkannya.Lisa menghapus air mata merasa berdo
Read more

Chapter 16

Ari dan Hendra sedang berada dirumah seorang ustad, sebelum pulang mereka sengaja mampir kesini dulu untuk memenuhi hajat Ari."Assalamualaikum Ustad Azam." sapa Hendra kala yang ditunggu sudah datang."Waalaikum salam WR.WB." jawab ustad Azam dengan ramah."Hendra, apa kabar kamu? sudah lama tidak berkunjung kesini." ucap Ustad Azam berbasa basi."Sehat pak ustad." jawab Hendra.Lalu datanglah istri dari ustad Azam membawakan minuman."Silahkan diminum." kata istri ustad Azam ramah lalu dengan sopan meninggalkan mereka."Terimakasih." jawab Ari dan Hendra bersamaan."Jadi, apa yang bisa saya bantu?" ustad Azam seakan mengerti kedatangan mereka berdua."Begini pak ustad ini teman saya namanya Ari dia sedang ada masalah dalam rumah tangganya dan masalahnya sama seperti waktu saya dulu dan dia ingin lepas dari siperempuan ini sedangkan siperempuan ini sangat susah sekali. Mohon bantuannya pak ustad." papa
Read more

Chapter 17

Masa kehamilan yang kedua ini terasa begitu berat juga ada rasa syukur bagi Lisa karena dua hal yang pertama yang membuatnya bersyukur adalah Ari suaminya telah berhenti karena habis kontrak ditempat kerja yang selalu bertemu dengan Zoya.Dengan habis kontrak ini jadi mereka tidak akan pernah bertemu lagi kecuali mereka janjian dan yang terasa begitu berat adalah pemasukan untuk hari-hari mereka jadi menipis bahkan tidak ada karena Ari tidak punya pekerjaan dan sekarang sedang tidak bekerja.Lisa juga tidak berjualan kerupuk lagi karena hamil muda ini dia khawatir jika terlalu sering kelelahan itu akan berakibat pada janinnya.Ilham tetangganya yang menjanjikan dagangannya akan diambil olehnya dan di jual oleh temannya di bus mengatakan bahwa ia sedang pulang kampung sedang ada urusan dengan keluarganya entah untuk berapa lama padahal Lisa sangat senang dia jadi ada pemasukan.Terkadang Lisa merasa sedih saat Laras yang masih berusia 2 tahun lebih itu meminta jajan tapi dia tidak puny
Read more

Chapter 18

Kini usia kandungan Lisa menginjak trimester kedua dan selama itu pula hubungan Lisa dan Ari terasa hambar tidak ada gurauan apalagi bermesraan, yang ada di pikiran Lisa saat ini hanyalah anak dan kehamilan nya dia tidak ingin sampai merasa depresi hanya untuk memikirkan hal yang sampai membuatnya pusing tapi tetap saja dirinya hanya manusia biasa yang terkadang menangis jika teringat tentang masalahnya.Saat ini Ari juga sedang berusaha untuk bisa benar-benar terlepas dari Zoya karena semakin lama Zoya semakin meresahkan meski perkataannya hanya omong kosong belaka yang ingin melaporkan Lisa ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik tapi nyata nya dia tidak berani melakukannya karena sebenarnya dia yang salah.Dia juga merasa sangat sulit untuk mendapatkan Ari karena Ari tetap akan bersama Lisa dan anaknya, itulah yang membuatnya ingin sekali menghancurkan keluarga itu.Tapi di saat ingin melakukan nya, dia tidak bisa seperti ada sesuatu yang menghalang
Read more

Chapter 19

Kini akhirnya Lisa dan Ari bersama anaknya tinggal di rumah orang tua Ari, di sana terdapat dua saudara perempuan yang sudah menikah dan tinggal satu atap bersama anak-anak mereka.Sebenarnya dalam hati Lisa tidak mau tinggal di situ karena pasti akan ada saja ke salah pahaman di antara mereka apalagi ibu termasuk orang yang tidak tegaan dan tidak memihak pada siapapun.Tapi mau bagaimana lagi, beginilah yang terjadi karena kekurangan ekonomi juga Lisa yang sedang hamil membutuhkan bantuan nantinya apalagi Laras juga masih kecil, jadi Lisa hanya bisa bersabar dan memasrahkan semuanya pada sang illahi.Mereka berkemas untuk segera pindah dalam waktu yang tidak dapat di tentukan yang hanya Lisa harap semuanya baik-baik saja.Mereka di bantu membawa barang-barang dari kontrakan menuju rumah orang tua Ari yang memang tidak jauh jaraknya.Sedang Lisa membersihkan kamar yang akan mereka tempati dan yang lain membantu mengangkat barang-barang ti
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status