Home / Pernikahan / Ikhlasku dengan takdirku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ikhlasku dengan takdirku: Chapter 21 - Chapter 30

130 Chapters

Chapter 20

Lisa dan Ari membawa serta Laras pergi mengunjungi makam para ulama untuk berziarah mendoakan mereka juga meminta kepada sang maha kuasa untuk mendapatkan jalan keluar terbaik masalah yang mereka hadapi.Mereka sangat serius dan hidmat dalam melakukan nya segala doa mereka ikuti dari sang pembaca doa, bukan hanya ada mereka saja tapi banyak orang yang juga ikut berziarah dari mana saja, karena penziarahan ini merupakan tempat umum jadi siapa saja boleh datang kesini.Beberapa jam kemudian, Lisa dan Ari keluar menandakan mereka sudah selesai, kini mereka duduk sebentar sambil menikmati suasana taman di tempat itu."Bagaimana Lisa? apa kamu merasa tenang?." tanya Ari menatap teduh istrinya."Untuk saat ini aku belum merasakannya, entah besok atau nanti." jawab Lisa seadanya."Aku harap setelah ini, kehidupan kita bisa berubah mas, berubah menjadi lebih baik bersama dengan anak-anak kita." sambung Lisa penuh harap sambil mengelus perut besar
Read more

Chapter 21

Oek... oek... oek...Sesuatu yang di tunggu pun akhirnya keluar, Ari bernafas lega sangat lega juga sangat bersyukur anaknya telah lahir dengan selamat.Sebelum itu suster telah memperlihatkan bayi mungil itu pada ibunya terdahulu."Bu, selamat anak ibu laki-laki." kata suster memperlihatkan bayi Lisa.Lisa menangis terharu melihat bayi mungil itu dia mencium pipi tembem bayi nya, Ari pasti sangat senang karena keinginan nya untuk mempunyai anak laki-laki terkabul dan Lisa berharap suaminya bisa menjadi suami serta ayah yang baik untuknya dan anak-anaknya.Sang dokter pun lalu keluar dengan membawa seorang bayi mungil dan tampan yang rupanya bayi itu berjenis kelamin laki-laki."Ayah bayi nyonya Lisa...!" panggil suster sambil membawa bayi yang belum di bersihkan masih ada sisa ketuban di seluruh tubuh bayi itu."Saya.." Ari menyahut panggilan suster."Ini bayi nya laki-laki, tolong di adzan kan." ucap suster it
Read more

Chapter 22

Lisa dan Ari kini kembali ke rumah orang tua Ari setelah sebulan lamanya di rumah orang tua Lisa, sebenarnya Lisa merasa tidak betah meski di rumah orangtuanya sendiri di karenakan ibu nya yang merasa tidak nyaman juga adiknya yang belum menikah.Ibu Lisa juga seperti mengusir secara halus tidak mau menerima kehadiran Lisa juga Ari, Ya Lisa mengerti dan memaklumi hanya saja dia merasa seperti di sisihkan padahal dia pun sama anaknya namun mungkin karena kehidupan Lisa yang sangat menyedihkan sekali membuat ibu Lisa merasa sedikit kecewa.Dan masih teringat kata-kata ibunya yang sangat menusuk di hati bahwa ibunya tidak akan membantu Lisa jika persalinan Lisa tidak normal mungkin karena ibunya merasa lelah saat kelahiran Laras yang memang menguras tenaga maklum karena itu kehamilan pertama.Tapi meski begitu, Lisa tetap merepotkan ibu nya dengan menginap kelahiran anak kedua nya ini tetapi beda cerita karena kali ini Lisa bisa melakukan nya sendiri dan ibu
Read more

Chapter 23

Beberapa bulan kemudian hari-hari Lisa jadi terasa sunyi jika bukan karena kedua anaknya yang menyemangati maka Lisa sudah pasti akan melakukan sesuatu.Karena Ari sikapnya semakin lama semakin tidak bersahabat, pasalnya ketika Lisa menceritakan tentang saudaranya Ari kini tidak berpihak lagi padanya dia malah jadi seperti malas dan kesal meladeni Lisa.Karena pernah suatu ketika kakaknya terlihat pilih kasih padanya dia seperti membedakan antara anaknya dengan anak adik perempuan nya, dia juga terlihat tidak suka dengan apa yang selalu Lisa lakukan.Lisa akhir-akhir ini memang seperti robot yang harus selalu membersihkan rumah dan tidak boleh terlihat santai padahal kakaknya memegang anaknya pun harus di mintai tolong jika diam saja maka dia tidak akan mau menggendongnya.Kadang Lisa kesal kakaknya itu menyuruh nya supaya rumah bersih tetapi tidak mau memegang Saga hanya untuk sekedar mengajak bermain tapi dirinya harus juga melakukan pekerjaan r
Read more

Chapter 24

Sejak saat itu Lisa memutuskan untuk mencari pekerjaan sambil membawa Saga dan Laras jika ada yang bertanya dia selalu menjawab 'lagi jalan-jalan' karena di pagi hari dia pergi supaya tidak terkena panas dan pulang di siang hari baik dapat maupun tidak dapat."Ibu, kita mau kemana sih! dari tadi jalan terus Laras capek bu.. haus lagi!". keluh Laras karena sudah setengah jam mereka berjalan.Lisa melirik Laras di tatapnya anak itu dengan sendu, kasihan juga Laras lain kali dia tidak perlu mengajak Laras karena anak itu masih kecil juga. Lalu Lisa mengajak Laras untuk duduk kemudian mengambil sesuatu didalam tas."Maafin ibu yah! Laras haus ini ibu bawa persediaan minum". untunglah Lisa membawa air minum untuk jaga-jaga."Ini di minum nak!". Laras pun meminum airnya terasa lega karena tenggorokan nya jadi basah."Ini mah Laras udah ngga aus lagi". dengan riang nya Laras mengembalikan botol minumnya yang masih setengah."Terimakasih
Read more

Chapter 25

Karena usaha Lisa untuk mencari pekerjaan tidak di bolehkan oleh suaminya lebih tepatnya sih ketauan alhasil Lisa tidak jadi bekerja kembali hanya berpangku tangan pada suaminya meminta sambil memelas seperti pengemis.Dan dia harus bertahan demi anak-anaknya, saat ini dia hanya bisa berdoa semoga ujian ini bisa dia lewati seperti ujian-ujian sebelumnya.Lisa sudah merasa tenang setelah tau penyebab rumah tangga nya rusak telah tiada namun kini menuai imbasnya pada keuangan nya yang benar-benar tidak stabil bahkan bisa dibilang lebih susah dari sebelumnya.Bahkan Ari yang sebelumnya sangat rajin beribadah dan berdoa kini malah jadi kembali ke awal yang jarang beribadah dan terlalu santai pada kehidupan sehari-hari.Jika kesempatan ini Ari sia-siakan maka Lisa berjanji tidak ada ampun bagi nya bahkan kini secara sembunyi-sembunyi Lisa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dari hasil berjualan online di ponselnya, meski hasilnya tidak seberapa namu
Read more

Chapter 26

Selesai makan Sarah mengajak Lisa dan Anak-anaknya ke tempat bermain tak jauh dari daerah situ, arena bermain yang sengaja di ciptakan untuk anak-anak yang ingin suasana baru. Itu juga mereka lakukan agar mereka bisa anteng bermain dan Sarah bisa tenang mengobrol dengan Lisa namun dengan tetap di awasi."Terimakasih ya Sarah dari dulu kamu memang selalu baik sama aku". ucap Lisa sendu, air mata hampir terjatuh."Sama-sama, kamu tidak perlu sungkan sama aku"."Tetap saja kita kan sudah lama tidak ketemu, masa iya baru bertemu sudah merepotkan kayak begini". ucap Lisa merasa tidak enak."Kamu ini, sudahlah tidak perlu di bahas. Sekarang aku mau tanya sama kamu. Apa ada yang bisa aku bantu?". tanya Sarah akhirnya karena Sarah bisa melihat raut wajah Lisa yang nampak tidak bahagia."Em.. Bantu apa? kamu pertanyaan nya aneh!". tukas Lisa menyangkal karena sebenarnya dia malu untuk menceritakan masalah rumah tangganya.Sarah menghela n
Read more

Chapter 27

Setelah bertemu dengan Sarah, Lisa merasa ada kelegaan di hatinya mungkinkah ini jawaban dari setiap doanya kini hatinya sudah siap untuk meninggalkan Ari demi anak-anak dan kewarasan hatinya.Karena selama satu bulan ini keluarga Ari terutama saudara perempuan nya yang bernama Ijah itu semakin menjadi-jadi, apapun yang di lakukan Lisa selalu salah dan selalu di sindir-sindir, Lisa tidak boleh bersantai sedikit jika terlihat dirinya sedang memainkan ponsel saat Saga tertidur pasti saudaranya itu berkata."Hey Lisa anakmu sudah tidur, bukannya beres-beres rumah malah santai-santai". kata saudaranya itu dengan nada tidak suka."Iya mbak!". jawab Lisa pelan, kemudian langsung bergegas berbenah rumah sendiri.Padahal dirinya juga selalu bersih-bersih rumah akan tetapi tidak pernah di anggap dan apapun yang dilakukan Lisa tidak akan berpengaruh apapun meski dia sudah melakukan sendiri.Kadang Lisa heran di situ bukan hanya ada dirinya saja tet
Read more

Chapter 28

Ari terbangun dari tidur nyenyak nya, dia masih belum sadar jika anak dan istrinya tidak ada lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan nya.Dia masih santai saja berbenah diri, dia pikir istri dan anaknya tidak ada itu mereka sedang keluar jadi dia tidak mempermasalahkan nya. Dia melihat di meja sarapan sudah tersedia kebetulan perutnya sudah keroncongan dia pun mengambil nasi yang sudah ada lauknya itu untuk di makan.Namun sesuatu terjatuh setelah dia mengangkat piring itu, dia sedikit penasaran lalu mengambil kertas itu yang ternyata berisi tulisan.Sebenarnya dia malas untuk membacanya namun ada tulisan besar yang membuatnya tertarik yaitu yang tertulis 'UNTUK MAS ARI' dia pun menaruh kembali piring nya dan lebih memilih untuk membaca tulisan itu.Ari segera membacanya.Assalamualaikum mas Ari.Setelah kamu baca surat ini mungkin aku sudah pergi jauh, maaf yah mas aku buktikan kata-kata ku untuk pergi meninggalka
Read more

Chapter 29

"Mah, pah masih inget Lisa kan teman masa kecil aku dulu". ucap Sarah menjumpai Lisa dengan orang tuanya.Kebetulan orang tuanya sudah pulang sore hari itu namun baru bertemu malam hari karena mereka sedang beristirahat dahulu."Oh iya Lisa!". ibu Sarah menatap Lisa sambil berfikir."Iya ibu ingat, ini anak-anak mu?". ucap ibu Sarah saat sudah ingat."Iya Bu, ini anak-anak aku!" kata Lisa sambil mencium tangan ibu dan ayah Sarah."Ayo nak salim sama ibu dan bapak Tante Sarah" titah Lisa pada Laras."Iya mah!". lalu Laras menyalami ibu dan ayah Sarah juga."Wah kamu lucu sekali, siapa nama kamu nak?". ucap ibu Sarah mengelus pipi Laras."Aku Laras dan ini Ade aku Saga". kata Laras dengan utes nya yang membuat mereka tersenyum."Wah... Laras anak yang pintar yah dan Saga kamu tampan sekali". kata ibu Sarah gemas melihat kedua anak Lisa."Terimakasih Bu" ucap Lisa."Kalian sudah pada maka
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status