"Ya, ampun! Produktif banget sih, kamu!" "Hehehe." "Sudah jalan berapa bulan?" "Sudah masuk bulan keempat." "Aku ikut senang, deh. Selamat, ya, bestie!" Itu tadi pembicaraan antara aku dan Mei, mantan teman kerjaku di kantor lama. Kami lagi ngomongin kehamilan; dia yang hamil, tentu saja, bukan aku. Mei setahun lebih tua dariku, seumuran Yudistira, dia sudah empat tahun menikah, dan sudah punya seorang anak lelaki. Sekarang ia hamil anak yang kedua. "Kamu sendiri gimana, Sha? Sudah ada tanda-tanda belum?" Mei begitu antusias ingin tahu kehidupanku sebagai seorang istri. Biasa, lah, sesama perempuan. "Hehehe, belum, Mei," jawabku setengah hati. Sebenarnya aku sedikit enggan membicarakan hal ini. "Belum apa ini? Belum hamil, atau ...?" tanyanya penuh selidik. "Ya ... belum itu, Mei." Aku mengisyaratkan dengan wajah dan mataku yang seperti cacing kepanasan, dan Mei langsung paham. "Serius, Ashanna???" Matanya membelalak tak percaya. "Ssst! Nggak usah kencang-kencang gitu, dong
Terakhir Diperbarui : 2023-01-31 Baca selengkapnya