Semua Bab Akhirnya Ku Menemukanmu : Bab 31 - Bab 40

116 Bab

Bab 31

Akhirnya Kumenemukanmu 19.1Cinta, terkadang membuat kita menjadi lemah. Dia bisa menghancurkan semangat hidup yang seharusnya berkobar dengan indah. Adakalanya dia juga membuat kita kehilangan kesadaran sebagai makhluk ciptaan Tuhan.. Namun tak jarang cinta datang membawa kehidupan. Kehidupan yang indah meskipun dia tak dapat diraih. Dia akan selalu menjadi warna dalam hidup meskipun hanya menjadi perasa. Bisa dirasa tapi tak tergapai.Pengorbanan untuk membuat cinta tetap menjadi suci harus dibayar dengan senyum indah dari bibirnya. Tak akan kubiarkan senyum itu hilang dari pandangan mata agar siapapun bisa merasakan betapa indahnya cinta itu.Namun aku tak terima jika cinta yang kukorbankan dinodai oleh penghianatan. Ada rasa sakit melihat dia berjalan dengan mesranya bersama dia yang menjadi duri. Semudah itukah?Lagi-lagi aku hanya bisa menangis. Menangisinya dalam setiap sujudku. Bibirku pun tak bosan menyebut dia dalam setiap doaku. Terlebih ketika aku melihat cinta yang kukor
Baca selengkapnya

Bab 32

Akhirnya Kumenemukanmu Rasa syok atas musibah dan syok akan kebahagiaan saat bertemu dengannya membuat sendi-sendi dalam tubuhku mendadak menjadi lemas tak berfungsi. Debaran dalam dadaku tak mau berhenti seiring dengan wajahnya yang tepat berada di depanku. Aku menikmati pemandangan ini. Hidungku menikmati saat-saat aroma tubuhnya yang menguar seiring dengan gerak angin yang menerpa wajahku. Wangi ini. Pandangannya menyapu sekeliling, kemudian pandangan mata itu terhenti disebuah balai yang satu pintunya terbuka. Tanpa permisi tangan kekar itu mengangkat tubuhku menuju tempat yang menjadi pandangan terakhirnya. Tiba-tiba saja tubuhku berada di atas angin dalam gendongannya. Bolehkah sejenak saja kunikmati saat-saat seperti ini? "Pegangan ya?" pintanya. Mas Risky berjalan dengan cepatnya menembus gerimis dengan dua kaki yang menjadi penopang tubuhnya. Pasangan hidup, sejak aku memutuskan untuk pergi dari hidupnya, aku tak lagi memikirkan soal pasangan hidup. Bahkan sentuhannya
Baca selengkapnya

Bab 33

Akhirnya Kumenemukanmu Rumah yang biasanya damai kini penuh dengan kehadiran orang-orang yang tak kuharapkan kedatangannya. Aku bak pesakitan yang sedang menghadapi persidangan atas kasus keji yang sama sekali tak pernah kulakukan.Semua pandangan mata tertuju padaku yang tengah memeluk Caca dengan tangisnya. Bagaimana hati seorang ibu tak sakit melihat tubuh sang anak gemetar karena takut dan isak tangis yang terdengar memilukan.Hatiku bak diiris dengan belati tajam melihat keadaan Caca. Seandainya saja aku tak hidup sendiri, mungkin Caca tak akan ada di ruangan ini bersamaku. Seandainya saja ibu masih ada, ia yang akan pasang badan membela menantunya."Sebenarnya ada apa, Mbak Sania?" tanya Pak RT memulai pembicaraan. Tangannya terangkat ke atas memebri tanda untuk orang-orang yang ada di sekitar ruang tamu ini untuk memberi waktu sejenak aku berbicara.Kupandangi beberapa orang yang ada di dalam ruang tamu ini. Mata Mbak Intan mentapaku tajam beserta ibunya. Tatapan sinis dan sin
Baca selengkapnya

Bab 34

Akhirnya Kumenemukanmu"Jika itu kamu yang meminta, maka maafkan aku, aku tidak bisa," jawabku tegas. Aku menatap wajah lelaki yang selalu hadir dalam mimpiku sejak aku tahu perselingkuhan yang dilakukan Adinda dengan mata kepalaku sendiri."Mengapa? Harusnya kamu senang bisa kembali dekat denganku," ujarnya tak terima. Ia merubah posisi duduknya menjadi berhadapan denganku. Mata itu membingkai wajahku dengan tatapan dalam.Suasana yang syahdu membuat getar-getar rasa seakan menuntut haknya. Hawa dingin yang menusuk kulit menjadikan harapan untuk tangan kekar itu memberikan sedikit saja sentuhan hangatnya. Tetapi suara-suara yang berisik dalam hati membuat kepalaku tersadar akan situasi yang ada di depanku saat ini."Kamu pikir aku akan dengan santainya bisa menutupi rasaku padamu di depan orang-orang? Rasa canggung atau binar kasih itu pasti akan terbit dari mataku saat kita berada dalam satu atap. Dan jika ini kamu yang meminta, bukan tak mungkin mereka mengira ada sesuatu antara ak
Baca selengkapnya

Bab 35

Akhirnya Kumenemukanmu 21.1Segerombolan orang dengan pakaian mahal yang melekat dalam tubuhnya sudah berada di depan daun pintu yang kubuka separuh. Mataku terperanjat melihat beberapa orang yang tiba-tiba saja hadir di depan rumahku. Terlebih seorang perempuan yang tengah menggendong bayi dengan pakaian feminim yang menjadi identitas kesehariannya.Suara bayi mengoceh membuatku tiba-tiba merasa rindu akan Kiaa. Tak sabar rasanya untuk segera membuka pintu lebar-lebar dan menikmati wajah bayi mungil yang berada dalam dekapan ibunya. Terlebih wajah bapaknya Kiaa. Ehh.Beruntung aku sudah memakai hijab lengkap sehingga tak perlu berlari untuk mengambil kerudung sebelum bertemu mereka."Siang Ibu Sania," ucap suara perempuan itu yang dibuat layaknya anak kecil. Bayi dalam gendongannya itu menolehkan kepalanya padaku dan seketika wajah itu tersenyum ceria bak tengah mengajakku bercanda.Mataku berbinar melihat bayi kecil yang sudah kutinggalkan beberapa minggu lalu. Kini bayi itu sudah s
Baca selengkapnya

Bab 36

Akhirnya Kumenemukanmu Kepalaku masih sibuk mencerna permintaan Bu Maria. Tumpukan kue yang menjadi orderan palsu juga masih teronggok sia-sia. Dapur masih berantakan belum kubereskan. Sepertinya jika aku berangkat sekarang sangat tidak memungkinkan."Kalau hari ini saya belum bisa, Nyonya. Masih ada yang harus saya kerjakan di rumah sebelum saya tinggal pergi dalam waktu yang lama," jawabku apa adanya."Biar saya jemput besok, saya juga ada janji ketemu dengan mitra usaha di kota ini. Bisa sekalian mampir nanti," sahut Mas Risky yang sejak tadi hanya diam menyimak.Kulihat sesekali ia mencuri pandang ke arah kakiku yang masih tertempel plester di atasnya. Sudah tidak bengkak tetapi bekas lukanya belum sepenuhnya hilang. Satu kakiku yang tidak terluka kuarahkan untuk menutupi kaki yang lainnya. Aku malu jika mendapati Mas Risky tengah melihat luka ini."Boleh juga." Bu Maria menyahuti. Mata Bu Maria menikmati pemandangan di sekitar ruang tamu milikku. Pandangan matanya terhenti tepat
Baca selengkapnya

Bab 37

Akhirnya Kumenemukanmu Persiapan untuk pindah ke rumah kerja yang baru tak membutuhkan waktu yang lama karena aku hanya membawa satu tas besar berisi pakaianku dan Caca.Kubersihkan segala kotoran yang ada di tiap sudut rumah sebelum kutinggalkan dalam waktu yang lama. Kukemas setiap kenangan tentang Mas Yudha yang ada dalam rumah ini untuk kusimpan rapat dalam hatiku. Kenangan yang terkadang membuatku menyesali perbuatanku yang kurang bersyukur atas kehadirannya.Perlahan air mataku berlinang. Hidupku tak tentu arah. Kakiku hanya mengikuti kemana takdir membawaku. Akan sangat berbeda jika dia masih ada di dunia ini sekalipun aku harus mengubur keinginan untuk bersanding dengan orang yang selalu kusebut dalam doaku."Mama kenapa menangis?" tanya Caca saat aku sedang berdiri di depan meja kompor, bersandar pada dinding. Gerakan tanganku terhenti saat ingatanku disusupi serpihan kenangan akan kisah kami berdua di dapur ini.Dia yang tak banyak perhatian dengan kata tetapi lebih dengan
Baca selengkapnya

Bab 38

Akhirnya Kumenemukanmu"Sudah siap?" tanya Mas Risky setelah berdiri dari kursi tempatnya duduk.Aku mengangguk cepat. Kemudian lelaki di depanku itu meraih tas besar yang kubawa untuk dimasukkan ke dalam mobil."Tunggu sebentar ya, Mas. Aku mau nitip kunci sama Bude sebentar," ujarku menghentikan langkahnya. Ia melepas pegangan tangan di hendel pintu untuk memberikan waktu sejenak padaku menyelesaikan urusanku."Iya, saya tunggu. Caca disini saja sama Om, ya?" pinta Mas Risky. Aku tak lagi mendengar pembicaraan mereka karena kakiku mulai melangkah ke rumah Bude Nikmah."Eehhh cantik bener, mau kemana?" ucap suara yang sangat kukenali dan seketika menghentikan langkahku yang hendak masuk ke halaman rumah Bude Nikmah. Ia datang bersama Mbak Intan dan ibunya. Ah rupanya mereka berada dalam satu lingkup pertemanan yang sama.Aku membuang napas kasar sebelum meladeni ucapan perempuan yang tadinya masih kuhormati itu. Urung masuk ke rumah Bude, kuputuskan untuk meladeni ucapan mereka seje
Baca selengkapnya

Bab 39

Akhirnya KumenemukanmuPov Ar Risky GunawanMalam ini sudah lewat beberapa hari dari malam pengantinku dan Adinda. Aku paham sebagai perempuan pasti dia menginginkan malam sakral yang menjadi dambaan setiap pasangan pengantin baru yang penuh cinta. Aku pun sama, tapi itu sebelum bersamanya.Namun sejak kehadiran dia yang tiba-tiba mengalihkan duniaku, perlahan rasaku pada Adinda yang terkikis malah membuatku tak sampai hati menyentuhnya.Aku memang menikah tanpa cinta, tapi aku tak sampai hati menodai pernikahan ini karena hubungan yang tak ada cinta di dalamnya. Aku tak sampai hati menyentuhnya hanya karena naf su belaka.Aku salah. Seharusnya aku bisa tegas mengambil sikap padanya sebelum pernikahan ini terjadi. Tetapi aku terlalu lemah dalam bertindak. Aku pengecut."Capek, Mas?" tanya Adinda saat aku baru saja pulang dari resto. Ada beberapa masalah yang membuatku harus turun tangan sendiri membantu Pak Tio. Orang kepercayaan Mama itu mengaku tak sanggup mengatasinya.Aku sedang d
Baca selengkapnya

Bab 40

Akhirnya KumenemukanmuSebuah pertikaian terjadi di depan mataku membuatku asal berucap dan menyakiti hati Sania. Aku tak tega melihat air matanya mengalir dengan rasa nelangsa yang terbaca dari raut wajahnya yang sendu.Dalam hati aku ingin sekali memeluknya, menjadi sandaran hatinya saat kesedihan menyapanya. Tetapi sayang, statusku sebagai suami orang membuatku menjaga jarak. Juga karena ada Caca diantara kami saat ini yang membuatku tak bebas melakukan apapun pada Sania. Meskipun aku hanya memegang wajahnya. Hanya genggaman tangan yang bisa kulakukan di belakang tubuh Caca yang sedang memeluk ibunya."Dimana makam almarhum suamimu?" tanyaku memecah lamunannya. Tanganku sudah terlepas dari tangannya karena gerak tubuh Caca yang membuat Sania harus membenarkan posisi duduknya."Mau ngapain?" tanyanya. Wajah itu menatapku penuh selidik. Keningnya berkerut menuntut jawab."Mau ngapain ke makam emangnya?" sengitku. "Ya kali Mas Risky mau ngapain gitu," selanya."Kita mau ke makam ayah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status