Akhirnya Kumenemukanmu"Astagfirullah, Bude kenapa bisa bicara seperti itu?" pekikku kaget. Aku tak menyangka jika Bude bisa memiliki pikiran seperti itu.Seketika otakku berkerja dengan cepat. Pakde. Ya, Pakde Satyo."Apa ini Pakde yang bilang?" balasku setelah aku mengingat kejadian saat bertemu dengan Mas Dimas tadi pagi.Bude mengangguk lemah. Kurasakan ada tatapan tidak percaya dari mata sembab milik Bude."Dia Mas Dimas, Bude. Anak majikan saya saat berkerja di Surabaya kemarin. Kami hanya mengobrol sebentar karena tak sengaja bertemu di rumah sakit. Sania hanya bertanya sedang apa disini. Itu saja tidak lebih," jawabku apa adanya.Aku meraih jemari Bude yang ia letakkan di atas meja makan. Kugenggam jemari itu lantas aku berlutut di bawah kursinya. "Sania tak ada hubungan apapun dengan Mas Dimas, Bude. Kami tak sengaja bertemu. Itu pun tak lama. Setelah Sania melihat Pakde Satyo, Sania langsung pergi. Jangan menuduhku atas sesuatu hal yang tak pernah kulakukan, Bude," isakku.K
Read more