PoV Risky "Mama tidak turun?" tanyaku pada Mama yang duduk di kursi depan."Buat apa turun di rumah kosong? Lihatlah, rumah itu seperti rumah kosong." Kening Mama mengerut saat melihat rumah yang beberapa hari lalu menjadi tempat tinggalku.Aku membuang napas kasar. Berdebat dengan mama itu percuma. Tidak akan bisa menang atau ketemu titik tengah. Apapun harus sesuai dengan keinginannya.Kubuka pintu mobil dan aku segera turun. Tak peduli dengan Mama yang terlihat jijik saat menatap rumah kontrakan kami. Biarlah, aku tak lagi peduli dengan penolakan Mama. Yang aku pedulikan sekarang adalah Sania dan Caca. Dimana dia?"Dek," panggilku saat kulihat pagar rumah terkunci rapat. Aku berjalan ke samping, searah dengan pintu ruang tamu, tapi tak kudapati gerak gerik seseorang di dalam sana."Dek, ini Mas." Aku kembali berteriak. Mataku celingukan mencari keberadaan penghuni rumah ini, tapi tetap saja. Tidak ada pergerakan apapun."Cari siapa, Pak?" tanya tetangga sebelah rumah. Seorang ibu
Read more