Home / Pernikahan / Akhirnya Ku Menemukanmu / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Akhirnya Ku Menemukanmu : Chapter 61 - Chapter 70

116 Chapters

Bab 61

Akhirnya Ku Menemukanmu"Capek ya?" tanya Mas Risky saat kesadaranku telah kembali sempurna.Bibirku tersungging sambil memandang wajah di depanku yang tampak panik karena aku ketiduran. Wajah tampan di depanku ini, membuat rasa letih lenyap seketika. Terlebih saat melihat rasa khawatir terlihat jelas dari tatapan matanya yang penuh rasa cemas."Tidur aja sebentar," ucapnya sambil terus mencari sesuatu di bola mataku."Kok tidur sih? Yang bantu Mas jualan siapa?" jawabku sambil bangkit dari tempat duduk. Aku meraih lengannya untuk menopang tubuhku merubah posisi "Capek, ya tidur," jawabnya lembut. "Aku mau bersih-bersih badan sebentar, lalu bantu jualan di depan. Udah seger lagi habis duduk di situ." Sebuah kerlingan nakal kuhadirkan untuknya agar tak lagi cemas dengan kondisiku. Perjuangan telah dimulai. Ini adalah kali pertama aku bekerja sedemikian keras selama hidup. Ditambah dengan sikap ibu Mas Risky yang masih mengganjal di dalam dada.Namun, aku berhasil menepis rasa-rasa
Read more

Bab 62

"Siapa, Dek? Itu kayak mobil mama," ucap Mas Risky. Pandangannya tak lepas dari kendaraan roda empat yang perlahan berhenti di depan rumah kami."Mama? Bagaimana ini, Mas?" tanyaku panik. Kejadian kemarin masih membekas di ingatan, belum bisa kulupakan. Bagaimana jika beliau datang lagi untuk memporak-porandakan rumah ini. Aku mundur dari tempatku semula. Keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitku yang tak lagi halus. Tanganku meremas ujung kaos lengan panjang yang kukenakan untuk menahan debar jantung yang makin tak bisa kukontrol. "Ngga apa-apa. Kamu jangan takut, kita hadapi sama-sama."Mas Risky mendekatiku. Lengan kekarnya merangkul bahuku yang tak lagi tenang. Jika bisa, ingin rasanya aku lari dari tempat ini sekarang juga.Sayangnya, setakut apapun, kenyataan tetap harus dihadapi. Usapan lembut jemarinya di bahuku sedikit bisa membuatku merasa terlindungi. Tubuh tegap ini, lengan kekar ini yang kini akan setia mendampingiku menghadapi badai apapun dalam kehidupan ini
Read more

Bab 63

Akhirnya Ku MenemukanmuAku menatap kepergian dua orang dewasa itu dengan gejolak rasa bersalah yang memenuhi rongga dada. Mataku memanas, perlahan kabut mulai berlomba-lomba memenuhi ruang di kelopak mataku.Helaan napas panjang dari bibirku membuat Mas Risky menoleh ke arahku seketika. "Kenapa, Dek?" tanya Mas Risky. Ia yang semula berdiri di sebelahku, kini menggamit lenganku untuk membawaku duduk di ruang tamu."Kenapa sih? Mikir apa? Baru ketemu Kiaa kok mukanya langsung sedih gitu?" Mas Risky mengulangi pertanyaannya. Kembali kuhela napas panjang untuk mengurai sesak yang merasuki dada setelah mendengar ucapan Bi Siti tadi. Jika yang mengucapkan adalah Mas Risky, mungkin dengan mudah aku bisa memakluminya karena kita sama-sama sebagai pelaku.Namun, yang berujar itu adalah Bi Siti yang notabene adalah orang lain, membuatku merasa tak enak hati dan seketika merasa bersalah.Aku mendongak menghalau air yang mulai berjejalan untuk jatuh. Dengan sigap aku mengusapnya dengan ujung
Read more

Bab 64

"Langsung saja ya? Saya ngga mau berbasa-basi di sini." Bu Hajjah itu berucap dengan mimik wajah geram. Tidak ada senyuman atau keramahan yang tersirat di wajahnya.Hatiku gusar. Sejak pertama tinggal di sini, Bu Hajjah memang tidak seramah tetangga lainnya. Entahlah, aku tak tahu karena apAku hanya berusaha baik pada semua orang terlebih pada Pak Haji juga keluarganya. Karena beliau telah sudi memberi tumpangan di rumah in"Saya dari awal tidak pernah berniat mengontrakkan rumah ini. Tapi karena Bapak yang minta dengan alasan menolong Mbak Sania dan suami, saya memaklumi. Tapi maaf, jika rumah ini digunakan untuk berdagang sampai seperti ini, saya tidak mengizinkanDeHatiku bak dihantam batu besar. Kukira boleh saja dipakai asal tidak merubah bangunan terlebih sampai rusak. Kami hanya memakai teras dan halaman rumah yang tak seberapa untuk mengais rejeki tapi ternyata sang pemilik tidak berkena"Maafkan saya, Bu. Saya tidak tahu kalau ibu tidak memberi izin," sahutku menjelaska"Se
Read more

Bab 65

Akhirnya Ku Menemukan Mas Risky menatapku dalam dan tajam. Terlihat jelas bahwa ia sedang menimbang-nimbang sesuatu dalam kepalanya. Bibir itu mengatup rapat dengan pandangan tak beralih dari wajahku. "Tidak," ucapnya keras. Seketika aku menciut melihat wajah kerasnya. Kutundukkan pandangan untuk menghindari tatapannya yang tajam. "Rumah itu milik Caca. Bagaimana mungkin aku bisa bersantai tinggal di rumah milik anak yatim sementara kedua tanganku masih sanggup bekerja keras untuk menghidupi kalian?" ucapnya tanpa merubah ekspresi di wajahnya. Tatapan datar masih terpatri dalam raut tampan di depanku itu. Mendengar jawabannya, seketika aku menghela napas dalam dan panjang. Ah sejenak aku lupa bahwa aku sedang berbicara dengan laki-laki mandiri yang harga dirinya sedang dipertaruhkan. "Untuk sementara tidak ada salahnya, Mas." Aku mencoba membela diri mengingat kondisi kami memang sedang tidak baik-baik saja saat ini. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan kedepannya, terlebi
Read more

Bab 66

Akhirnya Ku MenemukanmuPagi harinya, Mas Risky memintaku bersiap. Kami harus meninggalkan rumah ini segera karena ia tak mau berlama-lama membuang waktu percuma. Untuk berdagang pun sudah tak berminat karena ucapan sang pemilik rumah kemarin yang cukup membuat kami terusik.Satu tas besar berisi pakaian kami sudah berada di dalam kabin mobil bagian belakang. Rumah beserta segala isinya sudah kembali bersih sama seperti saat kami masuk pertama kali. Berulang kali kuperiksa agar tak ada satu barang pun yang tertinggal di rumah ini. Karena aku tak mau kami harus kembali lagi ke rumah ini dan kembali bertemu dengan istri Pak Haji yang sudah tak lagi bisa beramah tamah dengah kami."Aku di rumah saja. Mas aja yang ngembalikan kunci," tolakku saat Mas Risky memaksa turut serta berpamitan ke rumah Pak Haji dan mengembalikan kunci rumah."Ngga sopan, Dek. Kita datang baik-baik, pergi juga harus baik-baik."Wajah serius terpatri dalam wajah tampan suamiku. Tak berani aku menolak jika wajahn
Read more

Bab 67

Akhirnya Ku Menemukanmu"Apa boleh kalau kita berkunjung ke makam ayahnya Caca?" tanyaku pada Mas Risky yang sedang fokus mengemudi.Wajah tampan itu menoleh sejenak. Lalu tersenyum tipis sebelum pandangannya mengarah ke Caca yang sedang berdiri di belakang kursi tempatku duduk.Mataku turut mengikuti arah iris matanya melihat. Kuraih tangan mungil Caca yang berada di atas pundakku. Lalu kucium perlahan sebelum suara bariton itu memenuhi seluruh kabin mobil."Caca rindu ayah, ya?" Pertanyaan itu terlontar saat mata indah milik suamiku kembali fokus pada jalanan."Iya, Pa. Caca rindu ayah." Suara lirih Caca terdengar pilu. Hatiku serasa seperti ada yang menikamnya. Perih tapi tidak terluka. Sakit tapi tidak berdarah. Gadis kecilku sudah paham caranya mengungkapkan rindu. "Maaf ya, Papa belum bisa benar-benar menjadi ayah yang baik buat Caca?"Sebuah lirikan dari sudut mata Mas Risky mengarah pada badan mungil di belakangku. Lalu kembali ia fokus pada kemudi yang sedang berada di jalan
Read more

Bab 68

Akhirnya Ku Menemukanmu Aku tersenyum ramah mendengar pertanyaan Bulik Fida. Ucapannya selalu terdengar menyakitkan hati, tapi lama-lama aku sudah kebal. Karena terlalu sering beliau menyakiti sampai aku tak sedikitpun merespon ucapannya. "Opo lagi, sih? Masih di sini aja," ujar Bude Nikmah yang baru saja keluar dari dalam ruang tamu. "Nenek," teriak Caca senang. Ia langsung berlari dan memeluk Bude dengan erat. "Masya Allah, Caca, apa kabarnya?" sahut Bude sambil tangannya membalas pelukan Caca. "Halah, sok," sindir Bulik Fida sambil tersenyum miring memandang Bude Nikmah dengan Caca. "Wes to, kamu buruan pergi. Dibilangin ngga ada kok masih ngeyel aja ada di sini," kata Bude Nikmah sambil menatap tajam wajah Bulik Fida. "Emang sampean itu pelit sama aku." Mata Bulik Fida melotot membalas tatapan Bude Nikmah. Satu sudut bibir tipis tanpa lipstik itu terangkat ke atas sebelum kakinya benar-benar melangkah. "Wes Mbak ayo balik," ucap Intan yang sejak tadi tak banyak bicara. Ak
Read more

Bab 69

Akhirnya Ku Menemukanmu"Mas," ucapku lirih sambil meraih lengannya. Perlahan pelukanku makin mengerat seiring dengan rasa tak percaya dengan apa yang kulihat."Ulah mama ini pasti!" sungut Mas Risky setelah bibirnya berdecak. Satu tangannya yang lain ia banting lalu mengacak rambutnya kesal. Ia tak bisa leluasa meluapkan emosinya karena satu tangannya yang lain berada dalam dekapanku."Mama?" tanyaku tak paham."Iya, mama bisa lakuin apa aja kalau kita ngga nurut apa maunya.""Termasuk melakukan ini?"Mas Risky menatapku sejenak, kemudian mengangguk lemah."Lalu? Kemana kita setelah ini, Mas?" tanyaku sambil menahan getir.Bayang-bayang tidur di dalam mobil atau di bawah kolong jembatan perlahan berkelindan dalam kepalaku. Rasa dingin malam ini menambah dingin hatiku yang sedang kalut. Seakan tubuh tegap di sebelahku tak mampu memberikan efek apapun."Maafkan aku, Mas. Ini semua karena ulahku." Perlahan mataku menghangat. Aliran rasa hangat yang bersumber dari dalam dada menyebabkan
Read more

Bab 70

Akhirnya Ku Menemukanmu Mobil Mas Risky berhenti di depan rumah di sebuah perumahan sederhana. Terdapat satu motor yang sudah terparkir di halamannya. Mungkin rumah itu sedang disiapkan pemiliknya untuk kami tempati."Itu rumahnya, Mas?" tanyaku sambil mengamati kondisi rumah yang sudah menyala lampunya."Sesuai alamat yang dikasi Pak Tio sih iya, bener ini." Mas Risky kembali melihat layar ponselnya untuk memastikan.Seorang bapak-bapak keluar dari ruang tamu. Sepertinya beliau mendengar suara mobil kami dan ingin melihatnya.Namun setelah melihat mobil kami berhenti, beliau masuk lagi. Mungkin memberitahu seseorang di dalamnya bahwa kami sudah sampai. Atau bisa jadi ia mempercepat pekerjaannya agar bisa segera kami tempati."Turun yuk?" ajak Mas Risky. "Biar Caca di sini dulu."Aku melihat ke bangku belakang. Caca sedang tidur terlelap. Kasihan jika ia dibangunkan ketika kami masih proses melihat kondisi dalam rumahnya.Mas Risky menggandeng tanganku menuju rumah di depan kami ini.
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status