Akhirnya Ku Menemukanmu Aku tersenyum ramah mendengar pertanyaan Bulik Fida. Ucapannya selalu terdengar menyakitkan hati, tapi lama-lama aku sudah kebal. Karena terlalu sering beliau menyakiti sampai aku tak sedikitpun merespon ucapannya. "Opo lagi, sih? Masih di sini aja," ujar Bude Nikmah yang baru saja keluar dari dalam ruang tamu. "Nenek," teriak Caca senang. Ia langsung berlari dan memeluk Bude dengan erat. "Masya Allah, Caca, apa kabarnya?" sahut Bude sambil tangannya membalas pelukan Caca. "Halah, sok," sindir Bulik Fida sambil tersenyum miring memandang Bude Nikmah dengan Caca. "Wes to, kamu buruan pergi. Dibilangin ngga ada kok masih ngeyel aja ada di sini," kata Bude Nikmah sambil menatap tajam wajah Bulik Fida. "Emang sampean itu pelit sama aku." Mata Bulik Fida melotot membalas tatapan Bude Nikmah. Satu sudut bibir tipis tanpa lipstik itu terangkat ke atas sebelum kakinya benar-benar melangkah. "Wes Mbak ayo balik," ucap Intan yang sejak tadi tak banyak bicara. Ak
Read more