Setelah sosok Kusuma menghilang dari balik pintu, Irene terduduk lemah di atas sofa. Dia membenak, dari mana wanita itu tahu kejahatan yang dia lakukan dulu? Apakah dari wanita suruhannya? Tapi, sangat tidak mungkin. Menurut oknum polisi yang dibayarnya, wanita suruhannya itu masih bungkam, bahkan berperilaku seperti orang gila, sesuai dengan perintahnya. Irene yakin, wanita itu tak akan berani berkhianat karena kehidupan anak-anaknya dipertaruhkan. Dia berpikir jika Kusuma hanya mengada-ada saja atau memang tahu tapi dari sumber lain.Irene memijit pelipisnya, dia harus membungkam Kusuma bagaimanapun caranya. Jika wanita itu sampai bicara, maka semua yang sudah dia usahakan akan sangat sia-sia. Dia sampai rela melumuri tangannya dengan darah agar kehormatan serta harta tetap terjaga, hanya satu saja yang hilang dari dadanya, cinta. Baginya Irene, cinta hanyalah pepesan kosong, tak bermakna, tak berharga. Dalamnya luka yang ditancapkan suami dan adik angkatnya, membuatnya susah sekali
Read more